THE LEADER

tersadar

the leader
[ chapter 17 ]

Disebuah ruangan serba putih, tampak seorang gadis sedang terbaring lemah di ranjang rumah sakit.

Gadis itu ialah Dhein anata. Gadis yang kemarin tertusuk senjata tajam oleh anggota geng motor musuh dari pacarnya.

Lukanya yang tidak terlalu parah, membuat Dhein bisa pulih lebih cepat dibandingkan dengan Aiden.

Laki laki itu semakin hari kondisinya malah semakin memburuk. Luka diperutnya cukup dalam. Aiden juga kehabisan banyak sekali darah. Hingga saat ini Aiden belum juga sadarkan diri.

Lalu bagaimana dengan Silly? Kondisi gadis itu sudah lumayan membaik dari sebelumnya.

" Mag? "

" Hm? "

" Jadi gini ya rasanya ketusuk " Ucap Dhein, namun Magma hanya diam tak menjawab.

" Magma!! "

" Kenapa? "

" Udah ya "

" Udah ? "

" Kejadian kaya gini jangan sampe keulang lagi. aku ga mau liat banyak orang yang terluka lagi "

" Aku ga bisa janji. Ini udah jadi tanggung jawab mereka jadi mau gimana pun mereka harus nerima konsekuensinya. "

" Mag kamu tau kan ini resikonya besar, aku ga mau kehilangan... "

" Kamu ga akan merasa kehilangan, aku akan tetap ada disini, di samping kamu "

" Bukan cuma kamu, buktinya sekarang sahabat aku jadi korban. Ga cuma itu, kamu ga liat se sedih apa Clarisa dan orang tua nya pas denger kabar kalo Aiden terluka?? "

" Jelas aku sedih tapi itu udah jadi resiko dari apa yang menjadi pilihan mereka. Jadi kamu ga bisa nyalahin siapa siapa "

Dhein bungkam, ia hanya takut
akan terjadi sesuatu kepada
teman temannya, terutama Magma.

ฅ●ᴥ●ฅ

Saat ini seluruh anggota Navexander dan Algoritma sedang berkumpul didepan ruang ICU tempat Aiden dirawat.

Kondisi laki-laki itu semakin memburuk, keadaannya dikabarkan kritis.

Sejak tadi Clarisa, lita, juga heira tak henti hentinya menangis, takut akan suatu hal buruk terjadi kepada Aiden.

" Kalo sampe ada apa apa sama Aiden, gua ga akan tinggal diam " gumam salah satu anggota dari Navexander.

" Setuju!! Darah dibayar darah, nyawa dibayar nyawa " sentak Hans penuh emosi

" Tapi gua denger Davian dikabarkan meninggal 3 jam yang lalu " ucap Arshaka

" Cih lemah " sahut Delio

" Kalo Davian udah ga ada, perang kita selesai dong? " celetuk salah satu anggota dari Algoritma.

Perkataan salah satu anggota algoritma itu sontak membuat semua orang yang ada disana menatap kearahnya. Hingga bebrapa saat kemudian

Degg

Mereka semua baru Tersadar
akan satu hal, bahwa musuh yang sesungguhnya adalah orang yang berada tepat dihadapan mereka.

Sudah beberapa hari ini mereka akur, seakan melupakan dendam yang tertanam dalam dirinya.

Namun ucapan dari salah satu anggota algoritma itu mampu menyadarkan mereka, bahwa pertarungan yang sebenarnya baru saja akan dimulai.

Pertarungan tidak bisa dikatakan usai jika dari salah satunya belum ada yang menyatakan kekalahan.

Kekalahan itu juga tidak akan dinyatakan secara cuma cuma, kekalahan baru bisa dinyatakan jika salah satu dari ketua geng itu mati di tangan ketua geng yang satunya.

Namun sejak 10 tahun yang lalu
hingga saat ini, masih belum ada yang
mampu mengalahkannya, bisa dibilang kekuatan mereka selalu saja sama rata.

Itu sebabnya mereka menjadi musuh bebuyutan. Apakah di tahun ini Algoritma ataupun Navexander mampu mengakhiri dendam yang berketerusan ini? Entahlah.

ʕ'•ᴥ•'ʔ

Dilain tempat, tepatnya disebuah taman belakang rumah sakit terdapat sepasang manusia yang sedang duduk bersampingan di kursi taman.

mereka tampak sangat menikmati hembusan angin yang menerpa halus
wajah mereka sambil terus memejamkan kedua bola matanya.

" lyy " tanya Delio membuka suara

" hm "

" lo mau kan jadi pendamping gue untuk saat ini dan seterusnya "

" maksud lo? "

" mulai saat ini silyana mahesta resmi menjadi pacar dari Delio Algara " ucap Delio diiringi senyuman diakhir kalimatnya

SO GUYS !!! PART SELANJUTNYA NAVEXANDER DAN ALGORITMA MULAI BERMUSUHAN LAGIII !!!!

SEDIH BANGET GASIIIEEE ?????
PADAHAL MEREKA LUCU KALO AKURR HIHIHIIII

KALIAN LEBIH SUKA NAVEX SAMA ALGO AKUR ATAU MUSUHAN NIH ???

Okeh segitu dulu buat chapter 17 nya.

see you in the next part💐