15. Pemenang

178 20 1
                                    

HALLOOO
APAKABAR ALL?

SIAPA YANG NUNGGU Arf-Ji UPDATE??

vote+coment si wajib yaa

- HAPPY READING -
...

' Jangan terlalu membenci seseorang, nanti berjodoh. ' -Eljingga Humeyra.

...

Dikarenakan kondisinya yang belum stabil benar, Jingga belum diperbolehkan oleh Dokter untuk pulang. Seperti saat ini, ia memejamkan mata namun tak tidur.
Namun tanpa ia sadari juga, sedari tadi seseorang menunggunya sembari tertidur dengan posisi tangan kanan menyangga kepalanya.
Jingga membuka matanya dan menghela napas kasar, ini baru pertama kali nya dia berada di rumah sakit selama seminggu. Sebelumnya ia pernah berada di rumah sakit selama 3 hari, itupun untuk menunggu Melati yang baru selesai melahirkan.

Sudut mata Jingga tak sengaja menangkap seseorang tadi, Deg!! tetiba hati nya berdebar tak karuan ketika melihat sosok laki-laki dengan pahatan wajah yang nyaris sempurna.
Eljingga belum sepenuhnya percaya, bahwa laki-laki di depannya ini adalah suami nya sekarang.

Jingga meraba pelan alis yang kemudian turun ke hidung mancung suaminya itu, " Saya belum bisa percaya kalo kamu sekarang suami saya, pak. "

Jingga terkekeh, " Bapak masih menjadi dosen termenyebalkan bagi saya. "

" Kaya nya bener kata orang-orang, 'Jangan terlalu membenci seseorang nanti berjodoh '. " Lanjut Jingga.

" Kamu itu nyaris sempurna, pak. Di kampus, kamu jadi inceran hampir semua mahasiswi dan bahkan dosen-dosen wanita apalagi. "

" Saya nggak suka saingan sebenarnya, pak. "

" Tapi apalah daya mereka, kalo saya pemenangnya? " Jingga mengalihkan pandangan nya dari kanan ke kiri.

Ia tersentak, ketika tangannya tetiba di genggam.

" Iya, El. Kamu pemenangnya, kamu yang selama ini saya tunggu, saya doakan, dan yang saya minta ke Allah supaya cepat menurunkan seseorang yang sudah tertulis di lauhul mahfudz saya. "

" Dan itu kamu, El. "

Jingga terdiam.

" Kamu nggak akan punya saingan, El. Sekarang saya punya kamu, seluruhnya. "

" Kecuali- " Arfan menggantungkan ucapannya.

Jingga menaikkan sebelah alisnya, penasaran.

" Kecuali nanti kalo kita sudah punya anak, baru kamu punya saingan. " Arfan tersenyum. Senyuman yang belum pernah Jingga lihat sama sekali selama ini, entah mengapa hatinya menghangat.

" Tumben bapak senyum? "

" Kalo saya senyum gini masih jadi orang ternyebelin buat kamu nggak? " Jingga mengangguk mantap, " Masih banget. "

" Maaf. " Ucap Arfan.

" Untuk? "

" Maafin saya, El. Berhenti anggap saya orang ternyebelin bagi kamu, saya cinta juga sayang sama kamu masa kamu sebel sama saya? " Ujar nya dengan muka melas dan bibir yang sedikit Arfan manyunkan.

Jingga menatap Arfan dengan perasaan sedikit terkejut, " Kaya anak kecil, tapi lucu. "

" Bapak? " Arfan mengangkat alisnya, " apa? "

" Ini pak Arfan? " Arfan mengangguk, " Iya lah, sayang. "

Jingga menatap aneh, " Di kampus serem, disini lunak. " Ucap Jingga lirih.

" Kamu bilang apa? " Jingga menggeleng.

" Saya pengen pulang, pak. " Ujar Jingga.

" Jangan dulu, kondisi kamu belum stabil penuh. " Ucapan Arfan membuat Jingga menghela napas pasrah.

" Sabar ya? Ini juga demi kesehatan kamu. "

" Ya tapi sampai kapan bapak? "

Arfan menatap Jingga datar, hingga membuat Jingga yang tadinya sibuk berceloteh mengeluh diam seketika.

" Kenapa diem gitu? Jingga mah udah ga takut sama tatapan bapak yang sedatar tembok itu. "

" Kamu tega banget. " Jingga mengerutkan keningnya, " Tega kenapa, emang saya apain bapak? "

" Saya ngerasa jatuh cinta sepihak sama kamu. " Jingga semakin tak tau apa yang dimaksud oleh Arfan.

" Sejak kapan bapak pandai mendramatisir? " Arfan memegangi dadanya, " Saya sabar kok, Ji. "

" Kenapa sih? "

" Saya cinta, saya sayang sama bapak. Jatuh cinta sepihak dari mananya? " Tegas Jingga memperjelas.

Seketika senyum sumringah keluar dari Arfan, " Dih. "

" Tapi masih kurang, sayang. " Ujar Arfan dengan nada sedikit merengek, " Apalagi? "

" Saya bukan bapak kamu, tapi kamu manggil saya bapak. " Jawab Arfan dengan bibir yang dilengkungkan.

" Dasar bayi. " Celetuk Jingga pelan.

" Belum ada bayi, nanti kita buat. " Sahut Arfan yang masih bisa mendengar perkataan Jingga, tentu saja dibarengi dengan senyum genit nya.

" Disini?! "

" Ya enggak, nanti dirumah kalo udah pulang. Memang nya kamu mau disini? " Jingga menggeleng keras.

" Sayang- " Arfan memeluk pinggang Jingga.

Dan- Cklek.
Pintu terbuka, Arfan grasak-grusuk langsung menetralkan sikapnya kembali.

" Bucin mah bucin ae fan, sok sok an elu mah. " Sahut Bian yang datang bersama Kenan juga Sean.

" Mana ada. " Sangkal Arfan.

" Terus tadi apaan dah? Yang gini nih Ken siyinggg. " Ujar Bian.

Jingga tertawa, " Oiya, Ji. Ini ada sedikit oleh-oleh dari kami, biar cepet sehat kamu. " Lanjut Bian.

" Dan ini titipan dari istri saya, Ji. " Sahut Sean.

" Wah MasyaAllah, pak Bian dan kawan-kawan terimakasih banyak ya. " Ujar Jingga.

" Udah senyum nya biasa aja. " Sewot Arfan.

" Oiya, Ji kenalin ini Kenan dan ini Sean. Kami bisa dibilang sahabat dekat Arfan. "

" Bisa diajak kerja sama kok, kalo nanti ada sesuatu yang mencurigakan dari Arfan. Kamu bisa langsung calling kami. "

Jingga tersenyum kaku, " Oh iya pak Bian, pak Kenan? dan pak Sean terimakasih. "

" Mulut nya minta di sumpel si Bian. " Arfan memutar bola matanya malas.

" Kenapa si? " Tanya Jingga pelan.

" Gatau, males. "

...

DEFINISI DILUAR SANGAT DI DALEM KAYA BAYI
SIAPA? Ya, kalo bukan bapak Arfan terhormat siapa lagi wkwk

mentang-mentang udah nggak rahasia lagi:v

GIMANA PART INI??
VOTE+COMENT AYOOO

SEE U IN NEXT PART GENGS!

Hello, ElJingga!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang