1

34 7 4
                                    

Gadis dengan rambut hitam bercampur biru langit itu tersenyum menatap langit malam yang dipenuhi gemintang. Lenguhan serigala terdengar jelas memenuhi balkon kamar.

Tanpa is sadari seseorang datang dan langsung menaruh Kepala nya diceruk leher gadis.

"Kenapa masih di luar, Zell? "

Gadis itu mengusap kepala kakaknya"Aku gak sabar buat besok, Lee" Jawab gadis setelahnya.

Leonard tersenyum tipis. "Tidur besok kesiangan lagi" Leonard menarik tangan Zella, menuntunnya masuk kekamar.

"Lee" Panggilan Zella membuat Leonard menatap gadis itu.

"Good night brother"

"Good night to my little twins" Leonard mengacak rambut Zella yang tergerai bebas.

Mata biru Zella bersinar terang. Ia menyukai sikap Leonard. Begitu juga Leonard, Mata abu abunya mengeluarkan sinar perak. Mereka adalah Aranzella Leonara dan kembarannya, Leonard Abreezal.

Zella menaiki kasur dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Dan itu semua tak lepas dari pengawasan Leonard. Zella tersenyum sebelum menutup matanya membuat hati Leonard menghangat. Sekali lagi Leonard memastikan Zella tertidur dengan nyaman. Ia memeriksa selimut dan bantal Zella, setelahnya ia mengecup kening adiknya dengan sayang lau mengganti lampu ruangan dengan lampu tidur.

Leonard berjalan santai menuruni anak tangga. Setelah mengunjungi kamar Zella, kerongkongannya terasa kering. Ia menginginkan segelas susu coklat hangat.

“Lee, Zella udah tidur?”

Leonard menatap seorang pria yang duduk disofa, Ia adalah Castelio.

"Udah mas" Jawaban dari Leonard mendapat respon tak terduga dari Castelio.

Sebuah belati melesat mengarah ke kening Leonard. Namun, bukannya terkejut Leonard menyambut kedatangan belati itu dengan tangan kosong. Ia menggenggam belati Lalu melemparnya kembali ke arah Castelio yang tersenyum smirk.

"Mau ngapain lo?"

"Momiya mana? " Bukannya menjawab Leonard malah kembali menanyakan keberadaan sang ibu.

"Mau nyusu ya lo" Castelio tertawa meledek sikap kekanakan Leonard.

"Bacot! Mana Momiya? " Leonard berkecak pinggang menatap Castelio dengan tatapan tajam.

"Hahaha. Tadi sih ke taman belakang sama Dade. Tapi gak tau kalo udah masuk"

Tak menjawab Leonard langsung bergegas pergi meninggalkan Castelio yang masih tertawa.

Sesampainya di taman belakang, Leonard langsung menemukan objek yang ia cari sedang duduk bersama sang ayah. Leonard mendekat.

"Momiya" Leonard duduk di sebelah sang ibu

"What do you want, babe? Lantera mengelus puncak kepala anaknya

" Lee mau tidur"

Mendengar jawaban sang anak membuat Lantera terkekeh. Ia tau apa yang diinginkan oleh anak laki lakinya

" Kandang serigalamu kan tidak terkunci Lee. Kenapa kamu mengadu pada Momiya jika ingin tidur? " Caisar menatap heran putra keduanya.

"Lee mau susu coklat buatan Momiya"

Leonard akhirnya mengatakan keinginannya kepada ayah dan juga ibunya.

"Bagaimana bisa seorang putra mahkota bersikap seperti ini kepada ibunya? " Caisar terkekeh pelan

"Oke babe. Biarkan Dade mu ini tertawa sendiri" Lantera mengajak putranya untuk masuk meninggalkan Caisar.
...

Pagi ini mentari tampak bersinar lebih cerah. Burung burung berkicau lembut disepanjang desiran angin pagi yang menyapa. Langit pun setuju dengan mentari yang tak menampakkan keredupannya membangun semangat untuk para makhluk bumi dan sisinya.

Keluara Arroeghaxia berkumpul diruang makan untuk sarapan.

"Zell lo cerah banget. Seneng banget ya? "
Bola mata biru Zella bersinar terang. Ia mengangguk penuh semangat.

"Lo kenapa gak mau satu sekolah sama gue aja sih, Zell? "

"Gak papa Lee. Aku cuma mau belajar sendiri" Jawab Zella

"Mandiri, Zell? " Koreksi Leonard

Zella tersenyum lalu mengangguk lugu.

"Gak papa kalo Zella mau pisah sekolah. Nanti dipantau sama kita dari sini" Ucap Castelio yang mulai menyeruput susu hangatnya.

"Ngomong doang lo mah. Kerjaannya mantengin laptop mulu"sinis Leonard sambil menatap Castelio.

" Apaan sih lo mami mumun"

Ucapan Castelio mendapat tatapan tajam dari Leonard
"Gue goreng orcasher lo" Ancam Leonard.

"Sekali lagi bicara. Dade jual Mumun dan Orcasher bersamaan! " Perkataan Caisar membuat Leonard dan Castelio terdiam.
. . .

"Nak, kamu bisakan jaga diri?" Caisar menatap putri kesayangannya.

Kini Zella diantar Caisar kesekolah barunya. 17 tahun hidup didunia Zella selalu dididik hidup dirumah. Ia dilarang untuk bertemu dengan orang orang asing. Ia dijaga, bahkan saat mulai memasuki usia sekolah Zella harus melakukan home schooling. Itu semua terjadi karna Caisar dan Lantera mengkhawatirkan keadaan kembar Aroevannuz. Jika Zella dan Leonard diketahui oleh khalayak sebagai anak dari pasangan Lantera Dan Caisar maka itu akan membahayakan keduanya.

Maka dari itu, semua data milik Leonard pun dipalsukan disekolahnya. Tidak ada yang tahu bahwa ia anak dari pengusaha properti terkenal sekaligus mafia dunia.
Itu dilakukan untuk melindungi keluarga Arroeghaxia. Castelio, anak pertama keluarga Arroeghaxia pun merasakan hal yang sama dengan Leonard. Walaupun mereka berdua dibekali ilmu bela diri namun, sebagai ayah, Caisar tetaplah mengkhawatirkan mereka semua.

"Nanti Zella langsung lapor kalo ada yang jahatin" Mata biru Zella bersinar.

"Ini pengalaman pertamamu Zella. Pelajari apa yang perlu dipelajari" Caisar mengusap kening anak nya menggunakan ibu jari.Zella mengangguk sebelum keluar dari mobil.

MaldicionDove le storie prendono vita. Scoprilo ora