16

9 2 0
                                    

Suara tawa itu terdengar melengking hingga terdengar ke lantai dasar rumah keluarga Arroeghaxia. Saat itu Caisar dan Lantera sedang bersama Ganish membicarakan keanehan yang terjadi.

"Suara siapa itu? " Ganish tampak langsung berdiri menatap kearah tangga.

"Aku juga mendengar suara ribut itu" Ucap Caisar menambahkan.

"Ayo kita cek" Dengan langkah besar, Lantera berjalan lebih dulu.

"Kamar Leonard, Len" Ganish juga ikut berlari kecil kearah tangga.

Sesampainya di depan pintu kamar itu, Caisar langsung membuka pintu tanpa mengetuknya. Dan Ia dapat melihat sosok Xyea terbang mengambang dilangit langit kamar putranya.

"Xyea... " Bisik Caisar sangat lirih.

Baratha yang sedang menguasai raga Castelio menatap Caisar sesaat. Ia langsung menatap Lantera yang juga tengah menatapnya.

"Baratha, Zella kenapa? " Lantera seakan mengirim pertanyaan itu lewat matanya.

Baratha tidak langsung menjawab, melainkan menunjuk Xyea dengan dagunya.

"Kita ditipu makhluk neraka ini" Ucapnya.

Mendapat tatapan tak percaya dari ketiga orang itu juga mendapat tawa puas dari jiwa Xyea yang terbang mengitari mereka.

"Aku memang membenci kalian, tapi aku sangat mencintai anakmu, Caisar. Aku sangat ingin bersanding dengan Leonard, tanpa harus repot menjadikanmu mertua. Maka matilah sekarang!" Akhir ucapan Xyea di iringi dengan penekanan yang dalam. Membuat Lantera dan Caisar menggelung amarah didada.

"Tidak akan kubiarkan putraku menjadi hina karenamu, Xyea! " Caisar menunjuk Jiwa Xyea yang sedang melayang di dekat jendela.

"Hhh, dan untuk pembalasan yang setimpal, gadismu itu sudah kurebut keperwanannya. Bagaimana, tuan Caisar? " Perkataan Xyea kali ini membuat hati Lantera seakan tercabik cabik. Sakit, kecewa dan marah tercampur dihatinya. Ia mengepalkan tangan dan itu langsung berpengaruh pada Xander yang ada dibalik raga Caisar.

"Lantera...! " Panggilan Caisar diabaikan oleh wanita itu.

Lantera kalap, Ia terlanjur emosi dan kecewa. Kedua anak yang telah ia jaga ia rawat sepenuh hati dihancurkan oleh wanita tak bertubuh dalam satu waktu.

"Len... " Terlambat sudah. Xander telah menguasai raga Caisar atas perintah Lantera. Ganish hanya dapat menatap keduanya dan mundur.

Baratha pun memilih untuk duduk diatas kasur bersama dua raga yang sangat dicintai olehnya. Ia hanya perlu menatap pertarungan ini.

"Beraninya kamu menyentuh putraku, Xyea! " Ucap Lantera penuh penekanan.

"Bukan aku yang menyentuh. Aku hanya menggunakan raga anak gadismu, nyonya. Hihihi"

"Dasar, wanita neraka. Akan kubalaskan dendam anak anakku untukmu" Lantera terus berjalan maju. Mendekati sosok yang masih mengambang di langit kamar.

"Apa yang akan kau lakukan. Anakmu telah melakukan hal terlarang dalam ikatan keluarga. Kamu lupa atau memang bodoh, Lantera? Xyea mulai turun ke lantai. Menghampiri Lantera yang terus berjalan mendekatinya.

" Tapi, kamulah yang menyebabkan itu terjadi. Dan akan kugantikan jiwamu untuk menembus kesalahan anakku" Lantera kini benar benar berhadapan langsung dengan sosok tak bertubuh itu.

Jiwa Baratha telah bersembunyi kembali dibalik Castelio. Pemuda itu kini, terduduk membisu. Tak paham dengan apa yang telah dialaminya.

"Mck. Lo kalo mau muncul kasih tau gue dulu, Baratha" Ucap Castelio kesal.

Baratha hanya mengiyakan sesaat. Lalu kembali bersembunyi ditubuh Castelio. Pria itu menatap sang ibu dan juga ayahnya yang siap untuk bertarung habis habisan dikamar sangat adik.

"Maafin kakak ya cantik, sampe gak tau kalo kamu juga diculik" Castelio mencium pucuk kepela Zella.

Ia juga mengelus puncak kepala Leonard dan berkata " Cepet balik, gue kangen lol"

Sedetik setelah perkataan Castelio pertarungan pun pecah. Castelio memanggil Reynand melalui telepati.

"Gue kesana, Lio. Gilang dan juga Keanu"

Ganish hanya bisa melihat pecahnya pertarungan antara Lantera dan Xyea dikamar itu. Dan Xander, masih memantau istri sang empu raga.

Serangan bertubi tubi dari Lantera membuat Xyea sedikit kewalahan. Ia terus menghindar tanpa mampu membalas serangan itu. Emosi menguasai jiwa Lantera. Sebagai seorang ibu, Lantera memang patut melakukan hal yang seharusnya sangat dihindari.

"KAMU-MENG-HAN-CURKAN-KEDUA ANAKKU-BAJINGAAAANNNN" Teriakan Lantera mampu memperlihatkan kemarahannya saat ini. Ia benar benar menyerang sosok itu tanpa memberi celah sedikitpun. Bahkan Xander masih bergeming.

Kilatan cahaya saling menyambar dalam ruangan itu. Banyak pecahan pecahan kaca yang terlempar kesana kemari. Bahkan beberapa lobang tercipta dilantai ruangan.

"KAMU... HARUUUSS... MATIIIII..." Kali ini Kewarasan Lantera sudah sangat menipis. Ini bisa mendatangkan malapetaka bagi mereka semua yang ada di ruangan. Ditandai dengan gumpalan asap hitam keluar dari tubuhnya. Xyea pun tampak sudah sangat lemah. Ia juga menatap asap hitam itu takut. Jiwa Lantera sudah ditutupi kabut amarah. Xyea benar benar tidak mau mati di tangan Lantera. Tapi, apakah data, Ia sangat sulit untuk bergerak sekarang.

"Lantera, sadar! " Xander kini maju untuk menyadarkan Lantera. Ia ikut menarik tubuh mungil Lantera untuk keluar dari asap hitam itu.

"LEPASKAN AKUU" Teriak Lantera. Ia memberontak saat Xander menarik tubuhnya.

Ganish ikut maju namun, dihalangi oleh Castelio. "Tante jangan ikut masuk kesana" Ucapnya. Setelah itu simbol bintang didada Castelio muncul kembali. Menandakan Baratha telah menggantikan jiwa Castelio.

"SADAR LANTERA!!! JANGAN GUNAKAN TEKNIK INI" Xander terus meneriaki Lantera yang benar benar kehilangan akal sehatnya.

"ANAKMU INGIN MELIHATMU SAAT SADAR NANTI, LANTERA! " mendengar teriakan Baratha mengenai sang anak membuat Lantera sedikit demi sedikit mendapatkan kesadarannya.

"Jangan bunuh diri dengan teknik itu" Baratha terus memberikan peringatan lewat telinga kanan Lantera. Xander pun ikut mengirim rasa tenang dihati Lantera. Ia harus sadar bahwa ia memiliki tanggung jawab yang tidak terputus untuk anak anaknya.

"Bersatu Xander, Baratha. Wanita ini perlu dikirim kembali ke gunung timur" ucap Lantera dan disetujui oleh Xander dan Baratha.

Kini tangan Caisar dan Castelio saling bergandengan. Cahaya biru menyelimuti kedua tangan mereka. Awalnya hanya tangan tapi lama kelamaan menutupi keduanya.

Ketika cahaya itu hilang, Tampaklah sosok naga hitam dengan ekor dan garis emas menghiasi tubuhnya.

"Xander dan Baratha bersatu? " ujar Reynand ketika tiba di kamar Leonard.

Maldicionजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें