13

12 3 0
                                    

Kembali ke Aklesh dan Leonara...

Serangan membabi buta dari Zella membuat Aklesh kewalahan. Ilmu sihirnya tak membantu banyak melawan Zella. Ratu alam itu benar benar mengerahkan seluruh kekuatannya untuk melawan Aklesh yang bukan tandingannya.

Zella benar benar lepas kendali. Sebelum akhirnya datang sosok lelaki bersama Chimera. Membuat Zella sedikit lengah.

"Vee... " Lirihnya membuat jiwa tenangnya kembali.

Ketika Zella lengah, dengan sigap sosok Chimera itu langsung mengambil alih pertarungan Zella.

Chimera merupakan sosok makhluk mitologi Yunani. Ia merupakan seekor singa dengan kepala kambing yang muncul di leher dekat punggungnya. Chimera memiliki nafas berupa api. Merupakan salah satu keturunan Thypon. Raksasa dengan seratus kepala naga. Yang menjadi luhur para naga.

" Bertarung dengan anggun, nona. Seperti yang telah diajarkan paman Caisar padamu" Ucap Vee dengan lembut. Tak lupa mengusap rambut biru milik Zella.

Senyum Zella mengembang sempurna. Tak menyangka, Vee hadir membantu.

"Maafkan aku, Vee"

"Ingin melanjutkan atau pergi? " Ucap Vee lembut.

Sekilas ia melirik pertarungan antara Chimera dan Aklesh.
"Aku rasa dia sanggup mengurus ruangan ini" Jawab Zella.

Vee mengangguk. Ia menggandeng tangan Zella dan membawanya kedalam lingkaran hitam yang sedari tadi menganga. Lingkaran hitam yang dibuat oleh Chimera untuk menembus ruangan dengan selaput sihir.

....

Vee terus menggandeng Zella melewati hutan dengan teleportasi. Sesekali suara hewan hutan menggema ditelinga keduanya.

"Vee, kamu kok bisa ada disini?" Tanya Zella setelah keduanya berhenti untuk istirahat sejenak.

"Ya. Aku diajak X4beLovvA untuk membantu kalian lebih dulu" Jawab Vee santai. Ia bersandar pada sebuah batang pohon raksasa.

"Maksudmu X4beLovvA ada bersama kita? "

Vee menggeleng pelan. Namun, senyumnya kembali mengembang
" Kurasa X4beLovvA sedang bersama Leonard saat ini" Jawabnya santai

"Leonard? Kita bakal ketemu sama Leonard kan? "

Vee mengangguk pasti.
"Sekarang misi kita adalah membebaskan Xalyonz dari kurungan besi"

Zella mengangguk lalu menatap Vee dengan tatapan sendu. Kini air mata membasahi pipinya.
"Wanita itu merusak Lee, Vee" Ujarnya.

Vee hanya mengangguk
"Kita harus menyelesaikan kutukan itu dulu, Zella"

Kini gantian Zella mengangguk pasrah. Tidak ada yang tau dimana kutukan itu bersemayam.

...

Perjalanan kedalam hutan dilanjutkan. Vee masih menggenggam tangan mungil Zella yang mulai dingin. Angin sepoi menyambut setiap jengkal kehadiran keduanya. Sang ratu alam. Zella tau bahwa pohon pohon memberikan salam berupa bunyi gesekan kayu dan daun yang menjadi alunan musik indah.

Kicauan burung ditengah hutan yang gelap juga membuat hati Zella menghangat. Dress putih tulangnya berubah menjadi berwarna biru dengan kilauan perak. Rambutnya juga terombang ambing mengikuti angin.

"Indah sekali" Gumam Vee dalam hati. Cahaya perak membentuk ekor di setiap gerakan mereka.

Mata birunya bersinar bagai laut diterpa mentari. Keindahan Zella sebagai ratu alam mampu menghipnotis semua penghuni hutan.

"Dimana Xalyonz, Vee? "

"Dia ada didasar laut, nona! " Genggaman tangan Vee menguat. Ia merasakan ada aura jahat dibelakang mereka.

"Dasar penguntit" Ucapnya dalam hati saat matanya tak sengaja menatap sosok hitam sedang berlari cepat mengikuti.

"Vee... "

Vee tidak menjawab, melainkan membawa Zella kedalam dekapannya Lalu ia menggendong sepupunya itu. Vee harus menjaga Zella. Apapun rintangannya.

Zella yang menyadari kehadiran sosok penguntit itu hanya diam saat Vee menggendongnya.

Zella terdiam mendapat perlakuan seperti itu dari Vee. Penguntit itu terus mengejar mereka dengan kecepatan tinggi. Zella mulai ketakutan ketika melihat penguntit telah sampai dibelakang mereka.

Kini Zella dapat melihat wajah si penguntit berpakaian serba hitam itu. Ia tersenyum lebar menampakkan barisan gigi bertaringnya yang putih.

Wajahnya sangat mirip dengan Aklesh. Bedanya pria ini bertubuh lebih besar daripada Aklesh. Seringaian itu tampak menyeramkan dimata Zella.

Vee juga menyadari penguntit tiba dibelakang mereka. Ia memilih untuk menghadapi si penguntit dengan menyembunyikan Zella. Ia tidak mau sepupu sekaligus ratu alam terluka akibat serangan.

"Zella.. Dengarkan aku" Ucap Vee ditengah situasi tegang kala itu.

Zella menatap bola mata Vee, menanti kalimat apa yang akan disampaikan oleh Vee.

"Bersiap. Aku akan menyembunyikan mu di dalam cermin" Belum sempat Zella mencerna kalimat Vee, tiba tiba ia merasa tubuhnya jatuh meluncur sebelum akhirnya melayang dan terjun bebas. Kini Zella benar benar berada didalam cermin sangat kecil yang menjadi liontin kalung Vee.

"Aknesh" Desis Vee sebelum akhirnya ia menghentikan teleportasi dan melayang ke udara.

"Wahai... Aku tidak menyangka akan melihatmu tumbuh besar, nak" Ucap pria itu sembari menatap Vee.

"Aknesh, katakan padaku bahwa kamu yang menculik jiwa Leonard" Vee menekan tiga kata terakhirnya.

"Iya. Memang aku yang membawa jiwa bocah itu ke galaksi ini. Tapi sialnya dia pergi setelah aku hampir berhasil membunuhnya"

"Baguslah jika X4beLovvA berhasil datang tepat waktu" Seringaian muncul diwajah Vee

"Dan sangat mengesankan jika ratu alam ternyata juga masuk ke galaksi ini. Dimana kau sembunyikan gadis lugu itu, wahai? "

Tidak suka berlama lama bicara dengan Aklesh. Diam diam ia memanggil Chimera untuk hadir disisinya.

Chimera dengan teknik teleportasi datang satu detik setelahnya. Ia mengerang tanda tak suka. Ia menatap Aklesh tajam dengan nafas memburu.

"Mahkluk peliharaanmu tampak sangat lucu dan menggemaskan " Ucap Aknesh terdengar menyebalkan.

Saat Aknesh menutup mulutnya Chimera langsung menyerang pria itu membagi buta. Pertama kali mendapat serangan dadakan membuat Aknesh sedikit terkejut dan tidak siap. Ia jatuh tersungkur di tepi jurang.

"Dasar kambing tidak berguna. Rasakan ini brengsek"

Kini serangan bertubi tubi datang dari Aknesh. Raja itu tampak sedang marah hingga serangannya membabi buta. Vee masih diam memperhatikan pergulatan keduanya.

Lelaki tua ini pasti memiliki hubungan dengan lelaki yang menyekap Zella. Terbukti dengan cara menyerang dan juga kemiripan wajahnya. Bedanya teknik bertarung Aknesh tidak memiliki energi sihir. Murni kekuatan yang dilatih bertahun tahun.

Chimera memang sangat tepat jika diturunkan di medan perang. Kali ini Vee tidak perlu mengotori tangan. Hanya dengan telepati dengan makhluk itu kini Aknesh sudah tumbang tanpa kepala. Darah mengucur deras dari lehernya yang terputus.

"Hebat" Ucap Vee menepuk Chimera sekilas. Makhluk itu mengangguk lalu berlari dengan cepat ketengah gelapnya hutan. Bersembunyi dibalik semak untuk memantau Vee dan ratu alam.

MaldicionWhere stories live. Discover now