4

28 9 0
                                    

Caisar sedang mengamuk di halaman belakang rumahnya. Xander tiba tiba mengambil alih raga Caisar. Sebenarnya, sejak pagi Caisar merasakan hal aneh yang tiba tiba menyapa nuraninya. Bahkan, untuk mengirim telepati pada keluarganya pun tak bisa. Seolah olah ikatan telepati mereka terputus begitu saja.

Lantera pun berusaha mencari tau apa yang terjadi melalui alam. Ia menatap langit yang cerah. Tak ada tanda apapun di langit. Ia juga menggapai angin yang berhembus, dan di sanalah Lantera merasakan udara di rumahnya yang panas.

Padahal hawa sejuk yang dirasakan oleh Lantera. Namun, angin panas ini membuat perhatiannya teralihkan. Ia bicara pada alam untuk menanyakan hal apa yang terjadi. Ia berkonsentrasi penuh memanggil angin yang berhembus untuk diajak berkomunikasi.

"Selamat siang, dewi alam. ada gerangan apa anda memanggil saya? " Sapa angin yang sepoi.

"Apa yang terjadi dengan keluarga ku? " Tanya Lantera langsung pada intinya.

"Baiklah dewi, akan aku sampaikan. Bahwa, bersiaplah untuk medan tempur selanjutnya. Ini menyangkut keselamatan anak terakhir kalian. Dewi Astrophile dan Xalyonz" Jelas angin yang masih memutari tubuh Lantera.

"Siapa mereka, angin? "

"Yang pasti mereka berasal dari gunung Timur. Kutukan itu berjumpa dengan gadis kalian" Setelah mengatakan itu, angin kembali berhembus normal.

"Siapa yang berani mengganggu anak ku?! " Ucap Lantera penuh penekanan.

Ia lantas masuk untuk menemui sang suami yang masih meraung ditaman belakang. Ia menatap sosok sang suami yang raganya dikuasai Xander. Anak panah Terbalik itu menyala merah. Lantera menghampiri mereka.

"Xander, siapa pengirim kutukan itu? "

"Aku tidak tau. Tapi Aku tidak pernah asing dengan aura kelam ini" Jawab Xander dengan suara seraknya

"Apa yang akan kita lakukan pertama? " Lantera benar benar kalap mendengar putri tercintanya dalam bahaya.

"Mengawasi Zella tanpa membatasi kegiatannya" Jawab Xander mantap.

Jawaban Xander membuatnya terdiam. Namun, Lantera tak bertanya lagi, menunggu Xander yang melanjutkan.

"Ketika Zella diawasi, kutukan itu akan menyerang Leonard. Dan ketika kita berusaha menjaga Leonard, maka Zella lah yang akan kena imbasnya. Dan pada intinya kamu tau Tee, bahwa kutukan itu hanya mengincar anak kembarmu."

Lantera menutup mata tangannya terkepal. Ia tahu bahwa sesuatu yang menyerang anak kembar Arroevanus akan terus mengincar keduanya.

"Karna Elzey dan Xalyonz adalah pasangan raja dan ratu yang memiliki elemen terkuat pada alam, Lantera. Elemen saling terhubung itu sudah pasti terkubur dalam raga Leonard dan Aranzella. Dan kutukan itu digunakan untuk menghancurkan kedua elemen. "

Penjelasan kali ini membuat Lantera tersadar bahwa ramalan melahirkan sepasang bayi kembar 16 tahun silam menjadi sebuah kenyataan pada saat ini. Dimana seorang dewa galaksi berkata bahwa di waktu mendatang kedua bayi ini akan dilanda bahaya. Penghancuran elemen itu akan mengakibatkan musnahnya pasangan kembar ini secara perlahan.

Saat Lantera ingin mengajak Xander berkomunikasi lagi, ternyata jiwa naga itu telah bersembunyi di balik raga Caisar.

"Kita akan bertempur, nyonya" Caisar berkata dengan suara lemah. Ia lelah karna telah dibuat Xander menghancurkan taman belakang.

"Aku takut, Caisar"

Mendengar penuturan sang istri membuat Caisar reflek memeluknya. Mengelus puncak kepala Lantera dan mengecupnya. Sebenarnya Caisar juga merasakan kekhawatiran luar biasa untuk anak kembarnya. Yang terlahir begitu spesial.

"Kita harus tenang Tee, supaya kita bisa mengalahkan kutukan itu" Caisar masih terus mengelus puncak kepala Lantera.

Lantera mengangguk pasrah. Ia terlalu takut untuk kehilangan si kembar.
...

Kini Reynand menatap Leonard dengan ekor mata. Pria bertubuh atletis itu enggan melihat Leonard yang kini tengah meraung kencang. Tubuhnya mengeluarkan asap gelap berpetir merah.

Gilang dan Vee memegang bahu Leonard sambil terus menyalurkan sinar biru, berharap sepupu mereka nyaman. Seperti kristal yang meluncur dari tangan si kembar. Namun, usaha setengah jam itu tampak sia sia.

"El.. Udah dong kasian ini, Lee" Keanu mengucapkan itu lebih mirip gumaman.

Gilang melepaskan tangannya. Ia menggeleng sambil berucap tidak jelas.
"Kalau saja kalian bukan reinkarnasi dari pemilik elemen itu, maka kutukan ini tidak akan pernah sampai pada kalian" Ucapnya sambil menerawang.

Semua mata kini menatap Gilang heran. Apa yang diucapkannya bukan lah perkara yang harus dibingungkan. Akan tetapi,hal yang membuat ketiga pria yang masih dengan keadaan normal tersentak, perubahan secara tiba tiba pada Gilang.

Gilang adalah pemilik alter ego terfantasis diantara mereka. Ia memiliki tiga jiwa dan pemilik ribuan karakter di balik tubuhnya. Garis keturunan Jooshandra yang merupakan raja mermaid membuat Gilang harus menerima bahwa di tubuhnya ada putra mahkota mermaid yang hidup abadi setelah kematiannya 4000 tahun lalu. Putra mahkota itu biasa disapa Zio oleh Gilang

Menikahnya Jooshandra dan Vanayya juga berefek hebat pada Gilang. Ia harus menerima satu sosok yang memaksa masuk pada tubuhnya yang telah ada dua penghuninya.

Sosok seperti burung raksasa itu adalah utusan sang ibu tiri, Vanayya. Bertugas untuk melindungi Gilang. Burung itu berwarna emas. Seperti burung elang pada dunia nyata. Tapi, dengan urutan sebesar mobil pribadi. Kerap disapa dengan nama Ema-Z. Ya, seperti itulah kiranya.

Namun, kini bukan Zio ataupun Ema-Z yang Ada di balik tubuh Gilang. Ada tanda salib di bola mata Gilang yang kini berwarna Putih semua. Suara serak bandang yang terdengarpun terasa tidak ramah. Aura disekitar mereka berubah. Keadaan Leonard memang sedikit membaik dengan pudarnya asap hitam. Akan tetapi, kekhawatiran itu beralih pada Gilang yang pastinya sempat lengah

"Siapa lo" Reynand menatap sosok yang bersembunyi dengan terus fokus menatap dalam kedua mata Gilang.

MaldicionWhere stories live. Discover now