9

12 4 0
                                    

Gadis dengan rambut hitam bercampur biru terbangun ketika merasa nyeri pada kakinya.

Perlahan mata biru dan perak itu mulai terbuka. Memperlihatkan keanggunan sesungguhnya pada diri sang gadis.

Gadis itu adalah Aranzella Leonara. Ketika kesadarannya kembali seutuhnya, ia mulai memperhatikan sekitar. Zella terkejut ketika menyadari kedua tangan dan kakinya terjerat rantai besi. Ia mencoba berontak, namun nihil. Ia malah merasakan sakit akibat rantai besi itu.

"Dimana aku?" Lirihnya.

Dengan minimnya cahaya di tempat itu membuat Zella tidak bisa melihat dengan jelas apa yang ada disekitarnya. Bahkan Zella pun tak tau dimana Ia berada sekarang.

Bau tempat ini sangat asing di penciuman Zella. Tapi Ia tidak asing dengan udara sekitar. Dingin dan lembab.

" Xalyonz, kamu dengar aku? Kamu sudah sadar? " Zella bicara dengan jiwa naga di dalam tubuhnya.

Namun, jawaban yang Zella tunggu tidak membuahkan hasil. Hingga Zella terus mencoba memanggil nama Xalyonz. Tapi, jiwa naga itu seakan mati dan tidak pernah ada.

Lee, Elzey, kalian dengar aku?

Zella kepalang panik. Ia tau bahwa Xalyonz tidak ada dalam tubuhnya. Ia mencoba mengirim telepati pada siapapun. Menyadari bahwa elemen sinyal Zella tak dapat diterima Leonard dan Elzey membuatnya tambah khawatir.

Ia kembali memberontak. Tak ia hiraukan sakit pada pergelangan tangan yang terjerat rantai. Apalagi kakinya benar benar tak bisa ia gerakkan.

"SIAPAPUN KALIAN, KELUAARR!!!" Ucap Zella dengan nada cukup tinggi.

Ia terlanjur marah. Siapapun itu, maka dialah dalangnya. Zella tak akan pernah melepaskan mereka jika sempat terjadi apa apa pada kembarannya, apalagi Xalyonz dan Elzey. Sebagian jiwa raganya.

Zella masih memberontak. Darah mulai mengalir dari pergelangan tangannya yang putih. Hingga terdengar suara tepuk tangan yang menggema. Suara langkah kaki mendekat membuat Zella waspada. Ia memperhatikan siluet hitam yang tampak berjalan mendekatinya.

"Hebat. Kamu sangat hebat anak muda" Seorang pria tua dengan jubah kerajaan menatap Zella sambil tertawa.

"Padahal racun itu seharusnya bertahan selama 8 jam. Tapi kamu bisa melewatinya dalam waktu 2 jam" Ucapnya lagi. Ia mengelilingi tubuh Zella yang terjerat rantai besi.

Sesekali pria itu dengan brengseknya mengelus kulit putih Zella yang terpampang. Karena, Zella menggunakan dress berwarna putih tulang selutut.

"Jangan pegang aku, tua! " Ucap Zella sambil menjauh dari jangkauan si pria tua.

Pria itu tertawa remeh. Sekali lagi ia menatap Zella lalu berjalan kebelakang gadis itu. Menatap tubuh Zella yang bagaikan jam pasir itu hanya tertutup dress pendek.

Dengan lancangnya pria tua itu meniup leher belakang Zella. Membuat Zella sedikit terkejut dan panik.

"Apa yang mau kamu lakuin? " Teriak Zella ketika pria itu meniup lehernya.

"Cantik" Ucap pria tua itu.

Zella bergidik. Darahnya seakan berhenti mengalir. Dalam hati, ia terus memanjatkan doa. Berharap pertolongan dapat membebaskan Zella.

"Siapa kamu, kenapa kamu bawa aku? " Tanya Zella dengan suara meninggi.

"Aku Aklesh, alasanku membawa dewi alam dan mengurungnya, adalah untuk kebahagiaan keponakanku. Tidak lebih" Jawabnya enteng.

Aklesh tertawa panjang. "Saudaramu membuat keponakanku jatuh hati. Tapi kamu selalu membuat usaha Xyea gagal untuk mendekati Rex Leonard. Sampai sini kamu mengerti gadis manis?"

Zella menggeleng tidak percaya. Ia tidak sudi kakak kembarannya harus terjerumus kelembah sihir.

"Jangan ganggu saudaraku, Aklesh! Aku tidak akan segan untuk menghabisi keturunanmu. " Peringat Zella dengan nafas memburu.

"Tenanglah gadis manis. Aku tidak mungkin melukai fisik lelaki yang amat dicintai oleh Xyea! " Jawab Aklesh sembari membenarkan letak jubahnya.

Aklesh berdiri menghadap Zella dengan jarak 2 meter. Dijarak sedekat ini, aura sihir milik Aklesh memenuhi udara tempat itu.

"Bagaimana dengan nasib Xalyonz, Leonara? "

Mendengar pertanyaan itu membuat darah Zella kian memanas. Ia menatap Aklesh tajam dengan mata peraknya. Membuat lawan bicaranya sedikit terkejut, kala menyadari perubahan pada diri Zella. Jiwanya sebagai dewi alam benar benar mencuat saat kedua bola matanya mengeluarkan sinar terang. Pandangannya menajam dengan pupil perak yang kian mengecil.

Rambut panjangnya bergoyang lembut. Aklesh mundur beberapa langkah, khawatir akan terjadi hal hal diluar nalar yang akan Zella lakukan. Ia tau dewi alam bukanlah lawan yang mudah ditandingi.

Suhu udara menurun drastis. Dihadapannya, Zella dengan pesonanya sebagai dewi alam telah siap menghancurkan apa saja disini. Dan  Aklesh telah mempersiapkan itu. Ia memang sengaja mengulur waktu, supaya bisa memidai Zella lebih jelas.

Salju mulai turun mengelilingi Zella. Kini tubuhnya mengambang dengan diselimuti cahaya terang.

"Lepaskan jeratan sihirmu pada kembaranku" Ucap Zella penuh penekanan.

Perlahan rantai yang menjerat tubuh mungil Zella mengelupas hingga akhirnya menjadi debu. Hanya membutuhkan waktu 10 detik, hingga tubuhnya terbebas dan kini mengambang tepat dihadapan wajah raja Aklesh.

Gerakan tak terbaca Zella mampu membuat raja Aklesh sedikit meremang.

"Bebaskan Xalyonz dari kurungan besi karat mu" Lanjut Zella masih terus mendekati raja Aklesh yang semakin mundur.

"DAN KELUARKAN JIWA WANITA JALANG ITU DARI TUBUHKUUUU!!! " Kalimat terakhir Zella menutup basa basi. Tubuhnya telah melenting menghabisi raja Aklesh membabi buta.

MaldicionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang