#2

5.3K 675 80
                                    

Jangan lupa vote dan komennya ❤️
Mohon maaf kalo ada typo atau kata yang kurang tepat penempatannya.






















Renjun tidak pernah menyangka setelah begitu banyak kisah asmara yang ia lewati, saat ini justru yang melayangkan lamaran untuk menikah merupakan sahabatnya sendiri. Sahabat yang mendukung cerita cintanya, menemaninya selama menjalin hubungan, dan tidak pernah melarangnya untuk memiliki seorang kekasih.

Renjun kerap kali membayangkan pernikahan indah dengan sosok yang dicintainya. Mengisi rumah sederhana dengan penuh kasih sayang, pelukan hangat, dan banyak perhatian. Ia selalu ingin menemukan sosok yang benar-benar bisa menjaganya dengan baik, mengerti akan hidupnya, dan memahami dirinya begitu dalam.

Sayangnya setelah melanglang buana, berkelana dengan berbagai orang yang berbeda, tak pernah ia temukan sosok yang selama ini ia cari. Justru hanya kesakitan, pengkhianatan, kebohongan, bahkan kekerasan yang didapatnya. Pada akhirnya ia hanya akan jatuh seorang diri, kemudian ditinggalkan, dan dibiarkan terluka begitu saja.

Iris legam itu ia tatap dalam, guna mencari jawaban atas kesungguhan sosok di hadapannya. Dan ya, Renjun akui, tak pernah ia temukan keseriusan dari para mantan kekasihnya, seperti yang saat ini Jeno tunjukkan. Namun Renjun masih tidak mengerti atas dasar apa sahabatnya itu mengajaknya untuk menikah.

“Kita bersahabat Jeno, selama ini kau bahkan tidak pernah menunjukkan rasa cinta padaku, kau membiarkanku berkencan dengan orang lain, lalu tiba-tiba sekarang kau mengajakku menikah? Apa pernikahan itu lelucon bagi mu? Atau kau hanya mengasihaniku?”

Renjun ingin tahu apa yang ada di dalam benak seseorang yang selalu menemani hidupnya selama 12 tahun ini. Semua yang terjadi terlalu tiba-tiba baginya.

“Kita bahkan tidak saling mencintai” lanjut Renjun.

“Kau tau aku tidak mengerti perihal cinta. Hal yang ku yakini aku mampu memberikan waktu di hidupku untuk mu lebih banyak dari pada orang-orang yang mengaku mencintaimu. Aku menyanggupi untuk melindungi mu lebih dari 12 tahun persahabatan kita, bahkan hingga akhirnya kita menjadi debu,”

Jeno tidak main-main dengan ucapannya. Benaknya seringkali berisik hanya karena memikirkan kelak siapa yang bisa menjaga Renjun, menggantikan posisinya. Bisakah sosok itu kelak memahami Renjun? Mengerti akan submissive itu? Jeno tidak yakin mengingat begitu banyaknya bajingan yang malah menyakiti sahabatnya itu.

“Aku... Renjun, aku hanya tidak bisa melepas mu lagi jika akhirnya itu hanya mengantarkan mu pada luka yang baru. Aku tidak siap melihatmu menangis lagi karena cinta”

Netra Jeno bergetar mengingat berbagai lara yang Renjun terima hanya karena sebuah rasa yang dianggap membawa bahagia. Nyatanya yang tersisa untuk si Aries hanyalah duka.

“Persetan dengan cinta! Perasaan itu justru malah membuat mu menderita, tak lebih baik dari ikatan kita selama ini Renjun, tak lebih baik dari caraku menjagamu”

Renjun mengakui bahwa sepanjang asmaralokanya, tak Renjun temui seseorang yang melindunginya, seperti yang kerap kali Jeno lakukan. Tak ada yang mengerti ia seperti Jeno yang selalu memahami situasinya. Selama bertahun-tahun persahabatan mereka, tak pernah ia dengar keluhan Jeno mengenai dirinya yang merepotkan lelaki itu.

Selama ini mereka telah bersama. Suka duka telah mereka lalui berdua. Sudah cukup pikirnya untuk bisa saling memahami akan satu sama lain, dan mengenal akan satu sama lain.

“Dua belas tahun kita lalui hidup ini Renjun, tak ada salahnya jika memutuskan bersama untuk selamanya” ucap Jeno begitu lembut, terus meyakinkan Renjun mengenai keinginannya mempersunting si manis.

My Yellow - NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang