30. Day 4: Jadi Murid TK

859 20 8
                                    

Namaku Jimmy, cowok, kelas 5 SD, dan masih suka mengompol.

Selama satu minggu, aku menjalani hukumanku karena telah berbuat curang sewaktu bermain. Kemudian hari ini adalah hari keempat hukumanku menjadi bayi mereka.

Sekarang, aku sedang berada di sekolahannya Aurel dan menjadi murid TK selama satu hari. Lengkap memakai seragam, dan juga popok.

"Semuanya, mohon perhatiannya sebentar ya." Seorang ibu guru masuk ke kelas dan berusaha menenangkan murid-muridnya.

"Baik buu." Dalam sekejap, semua anak-anak di kelas menjadi tenang.

Ini adalah kelasnya Aurel. Kelas A. Anak-anak murid yang berada di kelas ini lebih tenang dan penurut dibandingkan dengan kelas B. Kalau Jimmy melihat kelasnya Aurel sebagai surga, maka kelas B di sebelahnya adalah kelas neraka.

"Baiklah. Ibu ada sedikit pemberitahuan kepada kalian semua. Yaitu... kita kedatangan teman baruu!"

"Teman baru!? Horeeee!!" Semua anak bersorak gembira.

"Hei, hei Aurel. Katanya temen baru itu sepupunya kamu ya." Tanya salah satu anak di kelas.

"Iya!" Jawab Aurel dengan ceria. Dia juga tidak sabar melihat Jimmy bergabung bersama di kelasnya.

"Baiklah. Mari ibu perkenalkan teman baru kalian. Ayo sini." Bu guru menyuruh seseorang yang berada di luar pintu untuk masuk. 

Seli mencolek tanganku. Dia tahu aku gemetaran. Meskipun sudah ada dia yang menemaniku hari ini, namun tetap saja aku masih merasa tidak percayta diri.

Aku memakai pakaian anak TK, rok dengan popok di dalamnya, tas, dan juga topi bundar. 

"Gapapa kok, nanti aku ada di belakang kelas." Bisik Seli.

Beberapa orang tua di sini memang masih ada yang menunggu anak-anaknya. Biasanya selain untuk mengawasi, para orang tua itu juga ingin melihat kemajuan anak-anaknya di kelas.

"Ayo, Jimmy." Seli mendorongku pelan karena aku sudah berdiri terlalu lama di luar kelas.

Aku berjalan masuk ke dalam, berdiri di depan kelas di samping bu guru, dan menghadap ke arah murid-murid.

"Ayo, perkenalkan dirimu." Bisik bu guru.

"Na-namaku Jimmy. Untuk hari ini, aku akan menjadi teman kalian. Aku harap kita bisa berteman dengan baik."

Setelah perkenalan diriku, tidak ada satupun suara yang menyambut di kelas ini. Mereka semua bengong, dan juga bingung. Melihat teman baru mereka adalah anak cowo yang memakai seragam cewe dan juga sudah besar. Itu pemikiranku.

Hanya saja...

"Halo Jimmy!"

"Wah, Jimmy imuut."

"Horeee, ada teman baru!" Mereka semua menyambutku dengan ceria.

Di kursi bagian belakang, aku bisa melihat Aurel yang melambaikan tangannya padaku. Aku membalas melambaikan tanganku juga. 

Kemudian aku juga melihat Seli yang masuk dari pintu belakang, lalu duduk di antara orang tua yang sedang menunggu anaknya. Dia juga memberikanku semangat padaku dari jauh.

"Terima kasih, Jimmy. Kalian semua berteman baik dengan Jimmy yaa." Kata bu guru.

"Baik buu."

"Baiklah. Sekarang, Jimmy sudah boleh duduk di tempat yang kosong." 

Aku diarahkan oleh salah satu anak ke samping mejanya yang kosong. Meja tempatku duduk terpisah dari Aurel, jadinya aku sedikit khawatir jika ada anak lain yang bertanya macam-macam padaku.

Aku dan PopokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang