Langkahku seakan memiliki tujuannya sendiri. Mendekati Sandy dan Bella. Yah, katanya tadi mau menikmati danau sendiri?! Tadi barusan menolak tawaran Yoga tapi kok malah deketin mereka berdua?!
"Hai," sapaku pada Bella dan Sandy dengan lambaian tangan cepat.
"Sudah bangun?" goda Bella.
Huh! Aku benci komentar sok akrab Bella? Apa dia sengaja menjelekkan aku di hadapan Sandy. Andai ada nenek sihir lewat, aku bakal pinjam sapunya buat memukul pantat Bella biar enggak nakal lagi, plak!
"Bella, Yoga nyari tuh?"
Yeah, terpaksa aku sepakat dengan Yoga. Habisnya aku bingung biar tuh cewek centil pergi jauh-jauh dari Sandy. Sudah centil, cantik pula, kan aku takut Sandy jadi ikutan naksir Bella, eh.
"Oh ya?" Bella mengernyitkan dahi. "Kenapa bukan dia yang manggil sendiri?"
Duh! Kenapa aku enggak mempersiapkan alasannya ya? Eit, jangan panggil Delvy kalo enggak bisa berdalih. "Katanya tenggorokan lagi enggak enak, makanya minta tolong ke aku."
Kening Bella kian berkerut. Aku jampi-jampi sekalian agar dahinya mirip aki-nenek sekalian. Galaknya...
"Kasihan tuh dia. Enggak bisa teriak-teriak, suaranya mau habis." Yap. Alasanku makin ngaco.
Dua alis Bella sampai bertaut.
Baca kelanjutan ceritanya di KBM.
YOU ARE READING
SENIOR DINGIN TUKANG GHOSTING
RomanceDelvy dapat hadiah jalan-jalan ke Belitung sehingga bertemu Sandy, seniornya di kampus. Ternyata Sandy bisa memahami Delvy yang benci sunset. Delvy juga bisa memahami Sandy kenapa selalu dingin dan hobi ghosting. Apakah Sandy berani mengungkapkan pe...