15

52 6 3
                                    

"Jangan khawatir aku akan melindungi mu"

______

El spontan memejamkan matanya saat samurai itu di angkat dan hendak di arahkan ke tubuhnya. Jika ini adalah hari terakhirnya, El pasrah.

SRASH

"ARGHH"

Gadis itu membuka mata saat suara tebasan dan teriakan terdengar bersamaan. Menyeramkan, dengan jelas el dapat menyaksikan bagaimana tubuh dan kepala pria yang ingin melukainya itu kini terpisah. Ya, ada seseorang yang lebih dulu datang dan menebas kepalanya lewat belakang.

El tersenyum tipis melihat seseorang itu. Ia mengenalnya. Leon. Laki laki itu datang dan bertarung dengan samurai di tangannya yang langsung menumbangkan beberapa nyawa sekaligus.  El terperangah. Aksi Leon membunuh mereka sangat brutal. Bahkan kini baju laki laki itu sudah banjir cipratan darah dari mereka yang berhasil nyawanya di hilangkan.

Gejolak membunuh Leon sangat tinggi mengingat masalah pun akhir akhir ini datang mengganggu pikirannya jadi jangan heran jika Leon berhasil membunuh mereka dalam waktu singkat.

Yah, hanya dalam waktu lima menitan Leon mampu bertarung sendiri menghabisi mereka yang mungkin jumlahnya hampir lima belas orang. Sendirian dengan samurai di tangannya.

"Mau sampe kapan lo menatap gue seperti itu?" Tegur Leon yang mampu membuat El tersadar dari lamunannya. Sialan, dalam hati El meruntuki perbuatannya.

"Mau apa lo kesini?" Tanya El tak gerak dari posisinya berdiri. Leon tak menjawab. Laki laki itu malah berjalan mendekati El dan mengeluarkan sesuatu dari kantongnya. El berjaga jaga.

"Mundur!" Titah El takut Leon macam macam. Sementara Leon terkekeh melihat kelakuan gadis itu.

"Gue cuma mau bantu lo supaya darah di tangan lo ga keluar lebih banyak" kata Leon yang ternyata mengeluarkan sebuah kain dari kantongnya dan mengikatkannya ke tangan El yang terluka akibat samurai tadi.

"Kenapa lo nolong gue? Dari mana lo tau gue di sini? Lo ngintai gue?" Bertubi tubi El bertanya.

"Kalo gue jawab semua pertanyaan lo sekarang yang ada kita ketangkep!" Kata Leon yang berhasil membuat El tersadar bahwa saat ini ia sedang bertugas. Sialan! Kenapa gadis itu bisa lupa?!

"Lo bisa pergi! Gue ga butuh bantuan lo"  El sedikit sombong.

"Yakin? Lawan anak buah luan aja lo ga bisa apalagi lo lawan bandar itu?!" Tunggu, kenapa sekarang Leon bisa tau target utamanya bernama Luan?

"Sekarang ikut gue, biar gue ajarin sedikit caranya jadi pembunuh bayaran yang benar" kata Leon jelas meledek. Tak mau memperpanjang perdebatan El kini manut. Gadis itu diam dan melihat aksi Leon yang menuntunnya.

Setelah menyebar minyak tanah di sekitar area gudang Leon pun langsung menyalakan korek dan melemparnya ke salah satu sudut yang sudah di sebar minyak tanah. Dan dengan cepat api menyambar, membakar seluruh area gudang tersebut dalam beberapa menit.

"Sialan! Lo tau lo membakar tempat yang menjadi jalan transportasi barang ilegal tersebut" El kesal.

"Ini hanya tempat penyimpanan. Lubang besar itu hanya tempat penyimpanan. Jalannya bukan di sini" kata Leon yang memang sudah tau seluk beluk tempat ini.

404Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang