18

64 5 4
                                    

" Tetap di samping ku agar aku tetap hidup"

________

"Target menuju lantai 4, bersiap lah"

"Target menuju lantai 4 bersiap lah!"

Suara tersebut santer terdengar dari ear phone yang di kenakan El, gadis berpakaian serba hitam yang kini sedang mengintai targetnya dari atap gedung berlantai 5.

Dinginnya malam seakan tak berpengaruh pada gadis itu yang kini tengah fokus membidik targetnya di gedung sebelah. Terlihat target masuk dengan beberapa pengawal di belakangnya. Memang kali ini pun calon korban El bukan sembarang orang. Ia merupakan salah satu anggota dewan terpandang. Sayangnya ada saja orang yang tak suka dengannya hingga mengutus El untuk melenyapkannya.

El mulai mengatur senapan panjangnya dan menyipitkan mata untuk lebih jelas melihat target dari lensa yang ada di senapannya. Target terlihat sudah masuk ke kamar hotel, El mulai mengatur posisi untuk segera menembakkan pelurunya.

Walau berbeda gedung El tentu saja bisa dengan sangat jelas melihat target dari kaca gedung yang memang transparan. Gelapnya malam pun tak berpengaruh pada El yang mempunyai pengelihatan cukup tajam.

Gadis itu mengatur senapannya, menarik nafas pelan kemudian

DOR DOR DOR DOR DOR!!!!!

El melepaskan pelatuknya dalam satu tarikan nafas dan tentu saja tepat mengenai sang target di beberapa bagian tubuhnya hingga membuat target tewas seketika.

Senyum smirk terpancar dari sudut bibirnya saat melihat korban tergeletak di lantai dengan bercucuran darah. Beberapa bodyguard nya terlihat masuk ke kamar dan menolong si majikan yang sudah tak bernyawa.

"X4 in here, mission 221 clear"

El beranjak dari tempatnya berdiri. Namun baru saja melangkah tiba tiba gadis itu di kejutkan dengan peluru yang hampir saja mengenainya.

DOR!

Sempat terdiam beberapa saat, gadis berparas cantik itu kemudian berbalik badan dan melihat ke gedung sebelah. Ia tersenyum smirk saat mengetahui salah satu bodyguard menyadari keberadaannya dan coba menembaknya.

"Hm baiklah sepertinya malam ini aku akan bersenang-senang" monolognya.

***

Leon fokus melihat layar ponsel dengan tangan kiri yang memegang rokok. Sesekali lelaki itu mengisap puntung rokok yang kini sudah mulai habis terbakar.

Walau suasana club malam ini ramai dengan musik berdentum kencang agaknya tak sama sekali membuat fokus Leon teralihkan memandangi layar ponselnya. Beberapa teman temannya bahkan asik menari di lantai dansa seperti Carlos dan Javier yang terlihat sangat mabuk.

Beda lagi dengan Teo dan Yohan yang memilih berbincang sambil menenggak bir di hadapannya. Kalau Gio di sibukkan dengan membopong tubuh Javier yang ingin tetap menari padahal keadaannya sudah sempoyongan. Sementara Cla terlihat sudah mabuk menenggak hampir 3 botol bir namun tetap ingin minum dan minum.

"Cla cukup, lo udah habis 3 botol. Bisa tewas kalo lo nenggak lagi" sindir Yohan yang sebenarnya tak tega melihat kondisi Cla. Ia tau betul bahwa temannya itu sedang patah hati karena Leon, pria yang di cintainya memilih el sebagai wanitanya dan bukan dirinya.

"Sepertinya memang baiknya begitu. Mati hhh" sarkas Cla sambil terkekeh di akhir kalimat. Mendengarnya bicara ngelantur seperti itu membuat Teo dan Yohan kompak geleng kepala.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 10, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

404Where stories live. Discover now