MPL 06

343 6 0
                                    

Previous Chapter :

Tolong vote dulu sebelum membaca, vote tidak akan membuat kalian miskin, tapi akan membuat kalian dapat pahala karena buat author tersenyum.
Follow juga kalau suka!

Dan bersamaan dengan sorak sorai dari audience, Julia yang merasa tak asing dengan nama itu akhirnya memutuskan untuk fokus pada  layar televisi tersebut. Saat kamera menyorot muka Mili dengan jelas, seakan tak percaya Julia menutup mulutnya dan membulatkan matanya.

Itu dia, seseorang yang nomornya ia tunggu dalam layar ponselnya setiap jam selama beberapa minggu, ia sama sekali tak percaya bahwa yang ia saksikan saat ini merupakan remaja yang pernah ia temui di supermarket.

Chapter 06 :

Dan dengan kata lain, Julia secara tak sengaja berkenalan dengan seseorang dengan otak yang amat cerdas. Dengan keterkejutannya, akhirnya ia langsung meng-contact assistant pribadinya untuk menyiapkan mobil dan se-bucket bunga untuk selanjutnya pergi ke Planetarium.

Dengan lugas, tepat, cepat dan akurat Mili menyampaikan hipotesa demi hipotesa dan membuat suasana aula riuh akan aksi 'serang-menyerang' mereka. Dan pada sesi terakhir yaitu sesi penentu, sesi yang sangat sangat sulit terpecahkan adalah: "Bagaimana cara anda membawa seluruh umat manusia menuju tempat yang aman dari bencana alam yang paling dahsyat yang akan menyerang bumi ?"

Karl merupakan orang pertama yang ditunjuk untuk memberi keterangannya. Dalam nada Karl yang kurang yakin, asisten Julia kini tengah menerobos kerumunan penonton ke stand stage paling depan demi untuk menyaksikan olimpiade babak final yang paling menegangkan, dan setelah beberapa puluh menit Karl berbicara dengan kurang yakin, akhirnya sesi untuk Karl berakhir dan kini saatnya Mili menyampaikan keterangannya.

Lagi-lagi, tanpa nada keraguan sedikit pun Mili dengan terencana mengantisipasi hal ini dan di luar itu pula, Mili memang telah merencanakan hal yang demikian, sehingga ia hanya mengulang kembali apa yang ia pikirkan, dan hal itu membuat lawannya, Karl, bungkam.

Serta membuat juri terkagum-kagum akan ide brilian Mili yang selama ini tak tepikirkan oleh mereka. Julia yang kini tengah berada di barisan depan kini menatap Mili dengan kagum. Tidak terpikirkan olehnya ia bakal bertemu secara tidak sengaja dengan remaja cerdas serta berbakat seperti Mili.

Dengan berakhirnya hipotesa dari Mili berakhir pula kontes cerdas cermat dan disambut dengan riah riuh tepuk tangan serta teriakan penonton yang mendukung kedua kandidat yang sebenarnya sama-sama kuat. 

Asisten Julia yang sebelumnya di suruh Julia untuk langsung ke back stage langsung bergegas sambil membawa se-bucket bunga untuk Mili. Setelah dengan susah payah, akhirnya ia bertemu Mili di ruang make-up. Asisten Julia langsung memberikan bucket bunga yang langsung disambut Mili dengan bingung.

"Itu dari saya." ditengah kebingungan Mili,  Julia langsung datang serta memeluk Mili. 

"Selamat Mili,  kamu telah melewati kontes ini dengan luar biasa." ucap Julia sambil melepas pelukannya.

Mili yang tadinya bingung akhirnya tersenyum lebar serta mengangguk.

"Terimakasih ya atas bucket bunganya, Ely. Ini Indah sekali." ucap Mili sambil memeluk Julia.

Tiba-tiba Julia menutup mulut Mili mengisyaratkan untuk diam. 

"Jangan sebut nama asli ku sekencang itu!" seru Julia berbisik ditelinga Mili. 

"Oh, maaf." ujar Mili sambil melepaskan pelukannya. 

"Btw... " Julia yang ingin bertanya ke Mili terpaksa diputus percakapannya oleh dosen Mili dan teman-teman Mili yang ingin memberi selamat serta bucket bunga. Saat teman-temannya sedang riuh, kembali Mili mendengar bisikan-bisikan ganjil dari teman-temannya.

"Kenapa ada Julia disini? Sedang apa ia disini? Bukankah ia tidak tertarik akan hal seperti ini?"

"Ah,  kamu tau banget tentang Julia,  apakah kamu salah satu dari pelangannya??" ucap salah seorang teman Mili sambil tertawa. 

"Diam. Darimana aku punya uang sebanyak itu untuk merasakan erotisnya dia?"

Mili terdiam. Siapa Julia itu? Akhirnya Mili ingin menegur temannya yang berbicara tentang 'Julia' tersebut. Namun bahunya ditepuk oleh dosen Astronominya yang ingin bertanya konsep hipotesa Mili, akhirnya niatnya batal, serta sehubungan dengan itu pula teman-temannya satu per satu pergi meninggalkan ruang rias.

"Aku tunggu ide brilianmu dikelasku, Mili." ujar dosen Mili sambil menepuk-nepuk bahu Mili dan meninggalkannya sendiri dengan Julia.

"Ah, sorry atas yang tadi. Oh ya, tadi kamu pengen bilang apa?"

"Ah iya,  tadinya aku ingin bertanya mau nggak kamu makan malam denganku? Untuk meranyakan kesuksesan kamu?" tawar Julia.

"Ah, boleh aja. Ayo kita berangkat." Mili dengan enteng menyetujui ajakan Julia serta mereka langsung pergi kesalah satu restoran bintang lima yang terletak disebuah hotel bintang lima pula.

Akhirnya mereka sampai dan segera memesan makanan serta minuman yang mereka mau.

"Pulang dari tempat ini aku harus optimis jika aku menang kontes cerdas cermat tadi,  agar aku dapat mengganti uang yang kukeluarkan di tempat ini... Hahaha..  Lagian kamu ngajak aku ketempat bintang lima seperti ini sih..." ucap Mili menyeringai sambil mengusap-usapkan dahinya.

*Next

Mother's of Prostitute LoversWhere stories live. Discover now