MPL 10

282 7 11
                                    

Previous Chapter :

"Haa, datang ke NEMA  sekarang." ujar Julia memberitahu alamat apartemennya serta menghela nafas, saat ini ia sudah siap dengan cercaan dari Mili.

Akhirnya Mili dengan perasaan campur aduk pun mendatangi apartemen Julia.

Sekarang mereka berdua dalam keheningan duduk di sofa diujung masing-masing.

"Ely, tolong jelaskan siapa itu Julia." kini Mili membuka percakapan, namun ia masih memandangi city view didepannya.

Hening.

Chapter 10 :

Tolong vote dulu sebelum membaca, vote tidak akan membuat kalian miskin, tapi akan membuat kalian dapat pahala karena buat author tersenyum.
Follow juga kalau suka!

"Julia itu... Haa.. It's me." ujar Julia sambil menghela nafas.

"Seharusnya kamu bilang dari awal, Ely."

"Tapi aku takut kamu membenci aku, Mili." sahut Julia sambil memandang Mili.

"Aku sekarang malah membenci kamu yang gak jujur, Ely." sontak hal ini membuat hati Julia sedih.

"Please Mili, aku tau dari awal kamu gak menyukai hal-hal seperti itu, oleh karenanya aku menyembunyikan semuanya Mili." kini Julia menundukkan kepalanya.

"Tapi setidaknya kamu jujur, Ely." kini Mili menyenderkan kepalanya ke sofa.

"Pasti saat ini teman-teman ku memiliki pandangan aneh kepadaku, saat engkau mendatangi dan dekat denganku." ujar Mili sambil memegang kepalanya.

"Jika aku mengetahuinya dari awal..." Mili tidak melanjutkan kata-katanya lagi, dilain sisi Julia salah karena dari awal tidak memberi tau pekerjaannya, dan disisi lain karena terlalu ambisius dalam belajar, Mili juga salah karena bintang film dewasa setenar Julia pun ia tidak mengetahuinya.

"Sekarang aku akan lakukan apapun supaya kamu memaafkan aku, Mili." kini Julia telah memegang kedua tangan Mili dan memasang wajah memohon.

"Tidak perlu, Ely. Aku hanya perlu kamu jujur, dan itu sudah cukup. Aku hanya tidak suka orang-orang yang didekat ku tidak memiliki kekujuran." jawab Mili yang kini ingin beranjak pergi, namun ditahan oleh Julia.

"Tunggu Mili, aku janji akan jujur sama kamu, tapi jangan pernah benci aku, karena aku cinta kamu Mili." kini Julia lagi-lagi dengan sembarangan duduk dipangkuan Mili dan mengalungkan tangannya keleher Mili.

"Aku sudah memaafkan mu, Julia. Namun, untuk menjadi kekasihmu, hal itu sulit untuk aku terima." kata Mili sambil memandang intens kedua bola mata Julia yang memiliki perpaduan warna abu-abu dan biru.

Saat ini ia baru sadar, walaupun umur Julia jauh diatasnya, namun Julia masih terlihat sangat cantik dan awet muda, terlepas dari implan payudara Julia.

Kini Mili meletakkan tangannya dikedua bahu Julia. Menghela nafas.

"Apakah ada calon ilmuwan yang memiliki kekasih atau istri seorang bintang film dewasa?" tanya Mili yang serius.

Julia cukup kaget dengan pertanyaan Mili. Dia tersenyum.

"Mungkin kamu akan jadi yang pertama Mili kalau kita berpacaran atau menikah." ujar Julia sambil mencium kening Mili.

"Tapi alangkah lebih baik, kalau pacarku seorang wanita yang tidak setenar kamu kan?" tanya Mili kini memegang pipi Julia.

Tanpa sadar, Mili tengah terpancing dengan paras Julia saat ini, ditambah kini Julia hanya menggunakan pakaian dalam. Serta fakta bahwa Julia merupakan bintang film dewasa yang selalu menjadi bahan fantasi teman-temannya.

"Malah lebih baik kan? Kamu bisa pamer ke teman-temanmu." goda Julia sambil jarinya kini tengah memegang bibir Mili, yang dari awal bertemu selalu ingin dia lumat.

"You know, my friends always have a wilds fantasy about you. Dan barusan mereka turn on karena kamu, Ely." ujar Mili yang kini menghentikan jari Julia yang sedang memainkan bibirnya.

"Ah, i always makes everyone turn on my babe, kecuali kamu yang nggak punya nafsu. Hehehe." tawa renyah Julia yang kini semakin intens memperhatikan bibir Mili.

"Can i kiss your lips, my boy? Aku gak tahan lagi." ujar Julia semakin mendekatkan bibirnya ke bibir Mili , kini mereka bisa merasakan nafas satu sama lain.

"Its why aku males pacaran dengan bintang film dewasa sepertimu, Ely. Pasti permintaan kalian bernafsu." ujar Mili sambil menghentikan bibir Julia yang sudah semakin mendekat.

"Please Mili. Kamu menyiksa ku."

"Kamu hanya tidak bisa mengontrol nafsu mu, Ely." ujar Mili lagi kini menyeringai memperhatikan ekspresi Julia yang bernafsu.

"Oh My dear Mili, please..." kini Julia  tengah memaksa Mili.

"Haa..." hela nafas Mili, ia tidak tega. Dilain sisi saat ini ia sedang mempersiapkan hati, jika ia menuruti permintaan Julia, itu berarti ciuman pertamanya dengan seorang bintang film p*rno.

Akhirnya, bibir mereka saling mendekat, mereka dapat merasakan hembusan nafas satu sama lainnya.

"Cuppp.." kini bibir mereka telah bertemu.

Awalnya Mili kikuk, namun ia memilih mengikuti nalurinya, yang awalnya ciuman mereka lembut, namun semakin lama semakin intens, dan Julia semakin menambah tempo melumat bibir Mili yang dari awal bertemu sudah ia incar.

"Ahh," lenguh Julia yang bibirnya digigit pelan oleh Mili.

Kini mereka saling memainkan lidah mereka berdua. Julia yang sudah sangat berpengalaman berciuman, membuat Mili kewalahan dan kini Mili melepaskan ciuman mereka, sehingga jembatan saliva terbentuk diantara mereka.

.
.
.



*Next

Mother's of Prostitute LoversWhere stories live. Discover now