MPL 7

269 7 0
                                    

Previous Chapter :

Tolong vote dulu sebelum membaca, vote tidak akan membuat kalian miskin, tapi akan membuat kalian dapat pahala karena buat author tersenyum.
Follow juga kalau suka!

Akhirnya mereka sampai dan segera memesan makanan serta minuman yang mereka mau.

"Pulang dari tempat ini aku harus optimis jika aku menang kontes cerdas cermat tadi, agar aku dapat mengganti uang yang kukeluarkan di tempat ini... Hahaha.. Lagian kamu ngajak aku ketempat bintang lima seperti ini sih..." ucap Mili menyeringai sambil mengusap-usapkan dahinya.

Chapter 07 :

Julia yang melihat itu langsung tertawa serta memegang tangan Mili.

"Kau tidak perlu seperti itu. Kan aku yang mengajak kamu makan disini, artinya saat ini aku yang traktir kamu." ujar Julia sambil tersenyum.

"Serius?"

"Iya, i swear." kata Julia sambil mengangkat tangannya melambai pada waitress yang sedang sibuk berlalu-lalang.

"Kamu mau apa? Pesan apa saja yang kamu inginkan." ucap Julia juga sambil membaca buku menu.

"Aku pesan salad dengan jus aprikot." ujar Julia kepada waitress

"Uhmm, saya ikan dori bakar dengan air mineral." pesan Mili. Dan dengan sigap waitress tersebut mencatat pesanan mereka dan melenggang pergi meninggalkan mereka.

Sembari menunggu pesanan mereka, Julia menuangkan wine mahal yang langsung di pesan dari Bordeaux, wilayah yang terkenal akan penghasil salah satu red wine terbaik di dunia, ia menuangkan ke gelasnya dan ke gelas Mili, namun saat hendak menuangkannya, Mili menghentikan gerakan Julia.

"Maaf, tapi aku tidak minum ini." ujar Mili tak enak hati.

"Ayolah, sekali ini saja. Untuk merayakan kesuksesan mu." bujuk Julia dengan senyuman nakal.

Mili tampak berpikir, sebenarnya ia sangat anti kepada hal-hal yang berbau alkohol.

"Baiklah. Sedikit saja." ujar Mili dengan tampang ganjil.

Akhirnya dengan senyum kemenangan Julia menuangkan wine tersebut ke gelas Mili. Namun belum ada satu tuangan, Mili memegang tangan Julia guna menahan agar ia tidak menuangkannya lagi.
Jika bukan restoran mahal, kali ini pasti Julia akan tertawa terpingkal-pingkal oleh karena tingkah Mili. Namun dengan sekuat tenaga ia menahan tawanya.

"Kamu tidak bercanda kan? Aku belum saja menuangkannya satu tuang." ujarnya sambil berusaha menahan tawa.

"Kan sudah ku bilang, aku tidak minum ini. Tapi aku terpaksa meminumnya karena mu." balas Mili dengan muka memerah karena sedikit jengkel.

Namun belum lagi Julia membalas ucapan Mili, waitress telah datang menghampiri meja mereka dengan menu pesanan mereka.

"Ayo bersulang." ujar Julia sambil mengangkat gelasnya yang di penuhi oleh wine, dan dengan ragu-ragu Mili juga mengangkat gelasnya yang jika dilihat sekilas seperti tidak berisi dikarenakan saking sedikitnya wine miliknya. Dan hal itu kembali ingin mengundang tawa Julia.

Namun akhirnya mereka bersulang dan Julia tanpa beban meminumnya perlahan. Namun disisi lain, yaitu Mili, jangankan meminum, menyentuh kan mulutnya saja di gelasnya tidak berani.

Sebenarnya alasan dia tidak menyentuh alkohol bukan hanya ia tidak suka, namun ia juga sangat sangat sensitif terhadap alkohol. Julia yang melihat itu akhirnya tertawa, namun ia masih bisa menahan agar tidak terpingkal.

"Oh my baby, kamu seperti bayi yang baru lahir saja. Usia mu sudah layak mengkonsumsi ini." ujar Julia sambil tertawa.

"Ayo, jika kamu laki-laki, habiskan itu."

Entah mengapa, pada waktu itu merasa terpancing dengan perkataan Julia, akhirnya ia memberanikan diri langsung meneguk wine itu dengan cepat. Kembali hal itu mengundang tawa dari Julia.

"Ya ampun, kamu hanya meminum sedikit wine saja sudah seperti meminum obat yang sangat pahit saja." ucap Julia sambil terkekeh dan meminum kembali wine nya sebelum memakan saladnya.

Setelah lama ia memakan saladnya sambil sibuk memperhatikan pemandangan gemerlap kota, ia sadar bahwa lawan bicaranya sedari tadi tidak menyentuh makanan nya. Akhirnya ia menengok ke arah Mili dan ia sangat kaget akan kondisi Mili.

*Next

Mother's of Prostitute LoversWhere stories live. Discover now