MPL 08

304 7 3
                                    

Previous Chapter :

Tolong vote dulu sebelum membaca, vote tidak akan membuat kalian miskin, tapi akan membuat kalian dapat pahala karena buat author tersenyum.
Follow juga kalau suka!


"Ya ampun, kamu hanya meminum sedikit wine saja sudah seperti meminum obat yang sangat pahit saja." ucap Julia sambil terkekeh dan meminum kembali wine nya sebelum memakan saladnya.

Setelah lama ia memakan saladnya sambil sibuk memperhatikan pemandangan gemerlap kota, ia sadar bahwa lawan bicaranya sedari tadi tidak menyentuh makanan nya. Akhirnya ia menengok ke arah Mili dan ia sangat kaget akan kondisi Mili.

Chapter 08 :

Saat ini wajah Mili sudah sangat merah dan seperkian detik kemudian, kepalanya rebah ke meja bundar tempat sajian makanan mereka. Melihat hal itu Julia panik dan dengan cepat menelepon body guard nya yang menunggu di depan pintu restoran tersebut. Dan belum ada beberapa detik, dua body guard Julia mendatangi meja Julia dengan sigap.

"Papah dia." ujar Julia kepada body guard nya yang langsung dilaksanakan mereka. Dengan cepat mereka membawa Mili keluar restoran dan disusul Julia yang mengambil handphone Mili yang tertinggal dan meninggalkan uang makan mereka beserta uang tip.

Hal itu pelak mengundang perhatian sebagian orang di restoran, terlebih selebriti papan atas yang mengenal Julia yang juga sedang makan disana. Mereka kebingungan mengapa body guard Julia memapah seorang 'bocah asing' dan mereka terkesan tergesa-gesa? Namun mereka lebih memilih melanjutkan makan mereka dan akan menanyakan hal janggal itu nanti.

Untungnya restoran itu langsung tersambung dengan hotel, dan Julia memutuskan membawa Mili ke hotel tersebut. Dengan cepat ia memesan kamar Presidential Suite dan membayarnya dengan sigap dan langsung memerintahkan body guard nya untuk membawa Mili ke kamar yang telah ia pesan, disusul olehnya juga. 

Setelah mereka masuk, Julia memerintahkan body guard nya untuk keluar dan berjaga di lobby hotel. Dengan cepat Julia melepas kancing jas Mili dan dasinya berikut kemejanya, agar Mili tidak kepanasan, pikirnya. Setelah kancingnya terlepas semua Julia tersenyum lucu mengingat bahwa anak yang dibawa ini sangat sensitif akan alkohol.

Akhirnya sambil menunggu Mili sadar, ia mengambil vodka yang tersedia di kamar tersebut dan duduk di sofa dekat jendela yang langsung menghadapkan mereka ke pemandangan gemerlapnya kota dan dermaga yang ramai di kejauhan.

Setelah beberapa gelas ia minum, akhirnya Julia juga mengantuk dan dilihatnya Mili juga belum tersadar. Perlahan, dilepasnya baju yang tadi ia kenakan hingga hanya menyisakan pakaian dalamnya dan menaruh pakaiannya di sofa. Dan dengan melenggang santai ia tidur di sebelah Mili yang masih pingsan akibat pengaruh alkohol.

Jam dinding menunjukkan jam 12.00 yang berarti tengah malam, disaat Julia telah tertidur lelap di bawah selimut tebal, Mili perlahan tersadar dengan rasa pusing. Ia tidak menyadari kalau Julia berada tepat disampingnya, ia hanya memegang kepalanya dan menuju ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya.

Mili masih belum mengingat kejadian sebelumnya, dikarenakan masih ada pengaruh sedikit alkohol di dalam dirinya. Akhirnya karena ia merasa gerah, Mili membuka seluruh pakaiannya dan mandi. Setelah mandi dan hanya terlilit handuk  pada pinggang nya, ia kembali tertidur karena masih merasa pusing tanpa menyadari kalau ada Julia yang juga tertidur dibawah selimut disampingnya.

Pagi hari pun tiba, cahaya matahari menerpa mereka berdua yang masih lelap dalam tidur. Namum layaknya seluruh lelaki di dunia, 'benda' yang ada di bawah milik Mili telah merangsek perlahan naik, Mili yang kemarin hanya memakai handuk, kini telah sepenuhnya telanjang karena handuk yang kemarin ia lilitkan jatuh karena posisi tidur Mili sendiri.

Mother's of Prostitute LoversWhere stories live. Discover now