MPL 14

283 5 0
                                    

Previous Chapter :

Mili yang hendak berontak jadi mengerang nikmat merasakan juniornya dikulum. Ia juga merasa keenakan saat pacarnya itu melakukan deep throat hingga sebentar lagi Mili merasakan ada sesuatu yang ingin keluar dan benar saja beberapa detik kemudian sperma Mili muncrat dengan deras didalam tenggorakan Irene sehingga membuatnya hampir tersendak.

Kemudian Irene membersihkan junior Mili yang walaupun sudah ejakulasi, namun masih menegang.

Mili terengah, Irene juga demikian, ia tersenyum dan tidur disamping Mili, memeluknya, mengapit lengan berotot Mili ke dadanya, akhirnya mereka pun tertidur.

Chapter 14 :

Tolong vote dulu sebelum membaca, vote tidak akan membuat kalian miskin, tapi akan membuat kalian dapat pahala karena buat author tersenyum.
Follow author juga kalau suka!




Keesokan paginya Mili bangun lebih awal untuk mempersiapkan sarapan dan juga bergegas ke kampus, tidak lupa ia mengecup dahi Irene yang masih terlelap dalam tidurnya.

Setelah sarapan selesai, Mili membangunkan Irene yang langsung mencium bibir Mili, Mili nampaknya sudah mulai terbiasa dengan "serangan agresif" dari Irene. Setelah morning kiss, mereka menuju ruang makan dan memakan sarapan yang ada, Mili membuat sandwich dengan smoke beef dan just wortel yang rasanya sudah tidak diragukan lagi.

"Sayang, minggu depan jadwal ujian seminar ku, bantuin aku ya buat latihan presentasi." ucap Mili sambil mencomot smoke beef Irene.

"Yes of course darling, tapi habis ujian, aku minta kita having sex ya." tatap nakal Irene sambil menggigit bibir bawahnya.

"Kamu udah lupa sama perjanjian kita?" tanya Mili sambil memutar kedua bola matanya, masalahnya Irene hanya memikirkan soal seks, seks dan seks. Apakah ia tidak bisa memikirkan hal lain?

"Kamu kira aku nenek-nekek apa? Iya aku tau, tapi setelah kejadian semalam, masa kamu gak mau puasin aku juga? Cuman kamu aja gitu yang puas? Aku juga mau sayang.." ujar Irene dengan nada manja dan sedikit sebal.

"Ya itu kan kamu yang tiba-tiba nyelosor aja, gimana sih yang..." ucap Mili sambil meneguk habis jus wortelnya dan ingin beranjak ke kamar mandi.

"Harus gimana lagi aku rayu kamu supaya kamu mau??" sahut Irene bertambah kesal

"Ya nanti kalau kita nikah.." jawab Mili sekenanya sambil mengambil handuk.

"Berarti kamu mau menikahi aku dong.." kini Irene yang tadinya ngambek jadi kesemsem.

"Lihat habis aku lulus, kalau jodoh ya kita nikah." kata Mili sambil menutup pintu kamar mandi.

Dan hanya dengan kata-kata itu, Irene jadi senyum-senyum terus sepanjang hari, mengingat dia akan dinikahi seorang laki-laki yang cerdas, ganteng dan berotot, plus imut.

Sore harinya, saat sudah selesai konsultasi, Mili menaiki sepeda nya untuk segera pulang ke apartemennya, karena jujur belakangan ini Mili sudah sangat jarang menapakkan kaki di apartemennya.

Dan benar saja, saat ia membuka pintu, ada sedikit debu berterbangan, karena selama ini ia selalu menjaga apartemennya bersih. Akhirnya ia inisiatif untuk membersihkan seluruh sudut apartemennya.

Tidak terasa jam sudah hampir menunjuk angka 21.00, Mili baru saja mandi karena badannya terasa gerah sehabis membersihkan apartemen, ia bersiap-siap ingin keluar, mencari makanan, ya walaupun ini sudah terlalu malam untuk jadwal dinner.

Ia iseng untuk main ke distrik kalangan elit, mengingat tabungan hasil memenangkan lomba cerdas cermat tahun lalu masih sangat banyak, pikirnya tidak salah untuk menikmati kemewahan USA sesekali.

Ya, kini Mili sudah ditetapkan menjadi ilmuwan termuda melalui kompetisi internasional yang sangat sengit, dan tak jarang beberapa orang yang tergila-gila akan dunia science meminta selfie dengan dia di jalanan yang masih ramai orang.

Tidak ada yang berubah  walaupun Mili kini sudah bergelar ilmuwan muda, hanya saja jadwalnya di kampus sekarang bertambah panjang karena selain belajar, dia juga memiliki jadwal pertemuan dengan ilmuwan lainnya.

Mili kini berhenti disebuah restoran mewah ala Prancis, dan memasukinya. Ternyata restoran ini harus reservasi terlebih dahulu sebelum bisa makan disini. Sehingga Mili tertunduk lesu dengan harapan yang pupus untuk menikmati kemewahan Foie Grass Prancis.

"Mili??" seseorang menahan gerak Mili yang ingin keluar dari  restoran itu.

Mili yang tadinya menunduk, kini mengangkat wajahnya, sama sekali tidak menyangka bakal bertemu orang yang sudah spam chat dan telpon dia di tempat ini, ya, siapa lagi kalau bukan Ely a.k.a Julia.

Tidak menghiraukan tatapan mata yang ada, kini Julia sudah memeluk erat tubuh Mili dan seakan tidak mau melepasnya.

"Huhuhu, kamu jahat Mili, mengabaikan semua chat dan telpon ku." tidak menyangka Julia terisak, padahal Mili menganggap hal itu biasa, karena baik dirinya maupun Julia sama-sama sibuk.

"Kamu harus terima hukumannya.. huhuhu." kata Julia sambil sesekali mengusap air matanya dan lebih mengeratkan pelukannya.

"I-Iya, maafin aku, tapi tolong lepaskan dulu pelukanmu Julia, ini sesak." ujar Mili bersusah payah.

Julia yang sadar akhirnya melepaskan pelukannya namun langsung mengandeng tangan Mili, mengajaknya keruang VIP yang sudah ia reservasi sebelumnya.

"Kamu jahat banget, mengabaikan aku selama setahun ini. Aku kangen banget sama kamu sampai mau mati." kata Julia sambil duduk disebelah Mili, ia tidak mau jauh dari orang yang ia cintai tersebut.

"Kamu tau aku sibuk Ely, dan kamu juga pasti sibuk." jawab Mili sambil dengan reflek mengelus rambut Julia.

Julia yang diperlakukan seperti itu sangat kaget dan semakin mengeratkan  tangan Mili ke dadanya.

"Tapi kamu makin sweet aja Mili." ucap Julia tersenyum sambil menatap Mili.

Mili yang tersadar akan perbuatannya, langsung menghentikan kegiatan mengelus rambut Julia.

"Mati aku, aku terbawa kebiasaan ku dengan Irene." teriak Mili di dalam hatinya.

Julia yang merasakan ada kejanggalan, kini cemberut.

"Kok gak dilanjutin sih, ihh.." cemberut Julia kesal.

"Maaf, aku hanya terbawa suasana tadi, soalnya kamu kayak anak kecil ngambek." kata Mili menutupi kejanggalannya.

Julia yang dikatain anak kecil malah senang, karena itu berarti ia memiliki tempat spesial di hati Mili.



*Next

Mother's of Prostitute Loversحيث تعيش القصص. اكتشف الآن