1-LINGKARAN YANG SEMOGA ABADI

14 3 0
                                    

Hai, selamat siang<3

How's your day?

Ketemu lagi di bab selanjutnya, dari cerita ini. Terima kasih, sudah bersedia untuk membaca.

Selamat membaca💗

---

Rey, Kai, Andra, Raja dan Thomas tengah berjalan santai di bawah terik sinar matahari sembari menggendong tas masing-masing. Kelima remaja tersebut berjalan untuk menuju ke rumah Andra. Mereka sengaja menyimpan motor di rumah lelaki itu dan berjalan kaki menuju sekolah.

Kebetulan rumah Andra dengan SMA Dasadharma hanya berjarak beberapa meter saja dan mudah di tempuh jika berjalan kaki.
Di tengah perjalanan, mata Kai dan Raja serempak membulat saat melihat beberapa buah mangga yang menggantung di pohon salah satu depan rumah warga.

"Lumayan tuh, gas gak, sih?" Tanya Raja.

"Kalau kata gua mah, gas!" Ujar Kai semangat. Ia berjalan lebih dulu untuk mendekat ke arah pohon mangga tersebut.

"Ini mah, buah mangga punya nya pak Joko. Gua yakin sih, gak bakal dikasih. Dia terkenal pelit sama warga disini," jelas Andra. Ia tau sebagian warga di sekitaran sini. Tak jarang juga, ia ikut kumpul bersama para bapak-bapak melaksanakan ronda malam.

Rey berkacak pinggang sembari mengawasi sekitar kiri dan kanannya. "Serius lo, Ndra? Kalau lo suudzon, dosa lo lima kali lipat, nih," ucapnya.

"Iya, serius gua. Sekeluarga juga jarang banget berbaur sama tetangga yang lain," terang Andra lagi.

"Yaudah, buruan ambil! Entar pak Joko, atau warga yang lain ngelihat kita," desak Kai.

Gadis berambut sebahu itu dengan sigap menarik satu buah mangga yang dekat dengan jangkauannya. Begitupun dengan Rey, Andra, Raja, dan Thomas, tangan mereka sudah di isi dengan beberapa mangga yang berhasil mereka petik.

Aktivitas mereka tentunya di iringi tawa dan sedikit deg-degan. Takut jika ada yang melihat mereka. "WOI, KALIAN NGAPAIN ITU!!"

Mata mereka berlima semua membulat sempurna. Tangan yang sibuk memetik buah mangga itu langsung terhenti. Kai menoleh ke arah rumah pak Joko, dan melihat seorang pria paruh baya berkacak pinggang siap menerkam mereka.

"LARI WOI, LARII!!!" Interupsi itu keluar dari mulut Raja sembari menepuk-nepuk pundak Thomas.

"WOI, BALIKIN MANGGA GUA, WOI. DASAR, ANAK-ANAK KURANG AJAR!!" Pak Joko hanya bisa mengejar mereka hingga depan pagar rumahnya saja. Tidak mampu lagi ia berlari mengejar anak-anak muda tersebut yang larinya lebih kencang.

Dengan sekuat tenaga Thomas menggendong Raja di punggungnya, berlari menjauh dari rumah pak Joko. Di depan sekali ada Kai yang berlari paling kencang, disusul oleh Rey, kemudian Andra. Di tangan mereka masing-masing memegang mangga hasil curian tadi.

Tentunya mereka berlima tertawa terbahak-bahak sambil berlari. Apalagi pak Joko yang tidak lagi mengejar mereka. Senang sekali mereka hari ini.

****
Di depan sebuah rumah sederhan namun sejuk, kelima remaja tengah merebahkan tubuh di sebuah gazebo besar tepat di halaman rumah Andra. Dada mereka naik turun berusaha mengatur nafas, setelah berlarian tadi. Apalagi Thomas, yang harus berlari sambil menggendong tubuh Raja.

"Kapok deh gua, sumpah. Gak mau lagi gua," ujar Rey ngos-ngosan. Ia sudah membuka baju seragam putihnya dan menyisakan baju kaos berwarna putih saja.

"Ah, cemen lo. Ini baru seru namanya," imbuh Kai yang seakan senang sekali dengan kejadian tersebut. Ada sensasi yang berbeda ketika Kai di kejar-kejar begitu tadi.

SUDUT PANDANGWhere stories live. Discover now