5-SELAMAT MEMULAI CERITA BARU

7 0 0
                                    

Hai, selamat siang<3

How's your day?

Ketemu lagi di bab selanjutnya, dari cerita ini. Terima kasih, sudah bersedia untuk membaca.

Selamat membaca💗

----

"Baru aja lo sehari di sana. Udah lupain kita semua, ya," ketus Raja menatap layar handphone yang menampilkan wajah baru bangun tidur Rey.

Di seberang sana, Rey tertawa. 'Hahaha, sorry, gua ketiduran semalam. Gua sampai disini jam sepuluh. Jauh banget dari kota ke kampung Oma gua.'

'Oh iya, lo semua udah di sekolahan?' tanya Rey di seberang sana.

"Iya, ini lagi di warung belakang sekolah."

'Hah? Lo ngapain di sana? Oh iya, ini hari senin. Bukannya kalian harus upacara sekarang?'

Raja menjauhkan sedikit handphone tersebut dari wajahnya, dan serentak meringis. Bisa-bisanya mereka tidak kepikiran akan hal ini. Harusnya mereka menelpon saat jam istirahat saja. Beberapa kali suara Rey terdengar di seberang sana. Andra mengambil handphone tersebut lalu menyengir lebar.

"Hehehe, sekali-kali, Rey. Tadi kita semua telat. Jadi mampir ke warung belakang aja. Takut di hukum," ucap Andra.

'Thom, lo ikut juga? Kai, mana?'

Andra mengarahkan kamera handphone miliknya ke arah Thomas dan Kai yang tengah menikmati mie rebus dengan hati senang, damai dan tenang. Rey hanya bisa menggelengkan kepala nya tidak habis fikir.

'Yaudah, Ndra, Ja, nanti gua telpon lagi, ya. Jangan sering bolosnya. Kalau lo mau bolos, jangan ajak Kai.'

"Siap!" Ujar Andra dan Raja bersamaan.

****
Setelah memutus sambungan telepon dari Andra, Rey duduk termenung di teras rumah Oma. Rey mengakui, suasana pedesaan jauh lebih asri dibandingkan perkotaan yang di penuhi polusi. Di depan rumah omanya sangat luas dengan rumput pendek yang sangat terjaga. Pohon rambutan beserta pohon mangga nampak berbuah lebat.

Di bawahnya juga terdapat tempat duduk yang terbuat dari kayu sebagai tiangnya, dan beberapa bilah bambu sebagai alasnya.

Warga sekitar yang melintas tidak sungkan untuk menyapa satu sama lain. Hanya satu dua kali motor melintas. Hari ini Rey belum melihat ada mobil yang melintas. Kebanyakan warga sekitar masih mengenakan sepeda tua entah untuk beraktivitas.

Papi muncul dari balik pintu lalu kemudian duduk di kursi yang bersebelahan dengan kursi Rey. "Bagaimana tidur kamu, Rey? Nyenyak, atau terganggu?" Tanya papi.

"Nyenyak kok, pi," ujar Rey.

"Disini, tidak menyediakan semuanya seperti kota, Rey. Seperti mall, gedung-gedung pencakar langit, cafe, restoran mewah, mobil-mobil canggih, motor sport atau segala macam. Disini, kita hanya mendapatkan ketenangan," jelas papi.

"Pagi hari, bukan suara kendaraan bising yang kamu dengar. Melainkan suara kicauan burung beserta kokok kan ayam. Bukan polusi yang kamu hirup disini. Melainkan udara segar dari rimbunnya pohon. Semuanya masih terjaga terutama sungai, apalagi hutan."

"Oh iya, pi, semalam cuacanya dingin banget. Semalam emangnya hujan?" Tanya Rey polos.

"Enggak. Itu karena desa ini berada di ketinggian dan di kelilingi beberapa gunung. Jadi baik malam, maupun siang itu dingin banget," jelas papi.

Rey memang tidak tahu letak strategis desa ini. Sebab setelah dari bandara, di dalam mobil Rey hanya menghabiskan perjalanan menuju rumah Oma nya dengan tidur. Tidak sempat untuk mengamati setiap jalan yang mereka lewati.

SUDUT PANDANGWhere stories live. Discover now