Chapter 8

3.8K 154 5
                                    


Kamol melingkarkan lengannya di pinggang Kim hingga mereka sampai ke lantai dasar, dimana saat ini semua pengawal termasuk para pelayan sudah menunggunya.

"Apakah semua sudah berkumpul?" Kamol bertanya kepada Khom yang sedang menunggu di pintu masuk aula tengah.

"Sudah lengkap, kecuali orang-orang kantor." Khom berkata kembali.

"Um, mengenai mereka serahkan padaku,aku akan membawa Kim kesana dan memperkenalkannya." kata Kamol, sebelum menoleh ke Kim.

"Tidak bisakah kau tersenyum sedikit? Aku akan memperkenalkanmu kepada semua penghuni rumah ini." Kata Kamol ketika dia melihat Kim tetap diam.

"Aku tidak ingin kau mengumumkan apapun," kata Kim acuh tak acuh, tapi Kamol sedikit mengangkat senyum sebelum berbalik dan mengangguk, meminta Kim berjalan menuju aula tengah bersama-sama.

Begitu Kamol masuk seluruh pengawal dan pelayannya sedikit menundukkan kepala untuk menghormati Kamol. Beberapa orang memandang Kim dengan curiga sementara yang lainnya sudah mengetahui siapa Kim.

Kim tampak terkejut saat dia berjalan dan berdiri di samping seorang anak laki-laki.

"Ah, anak ini..." kata Kim, membuat Kamol menoleh untuk menatap mata Kim.

"Itu Baiboon, keponakan bibi Nee, apakah kalian saling kenal?" tanya Kamol, sementara Baiboon berdiri di belakangnya, tidak berani bertatap muka dengan Kamol dan Kim.

"Tidak, saat aku berjalan-jalan di taman, aku bertemu dengan anak ini, tapi aku tidak bisa memanggilnya tepat waktu." kata Kim sambil memberikan senyum ramah kepada bocah itu, sebelum pinggangnya ditarik oleh Kamol, untuk duduk di sofa besar, di tengah ruangan.

"Hei, Kamol, kau tidak perlu memelukku seperti ini. Duduk dengan benar!" Kim berbisik pada sosok kuat di sampingnya, ketika Kamol memeluk pinggangnya dan tidak melepaskannya.

"Aku memeluk istriku sendiri. Apanya yang salah?" Kamol menjawab dengan lembut dan menyebabkan Kim mendengus dengan kesal.

"Oke, karena semua orang sudah berkumpul. Ada hal yang ingin aku sampaikan pada kalian." Ujar Kamor dengan suara keras, berbeda dengan cara bicaranya kepada Kim.

Ini membuat Kim diam-diam mengagumi akan karisma yang dimiliki pria itu. Ketika Kamol membuka suaranya, semua orang diruangan itu terdiam mendengar apa yang Kamol katakan.

"Beberapa orang mungkin sudah tahu siapa orang yang duduk di sebelahku. Tapi beberapa orang sepertinya masih belum tahu," kata Kamol, menoleh ke arah Kim yang menyebabkan Kim mulai salah tingkah

"Nama orang ini Kim, dia datang ke sini sebagai istriku dan akandan menjadi bos kalian yang lain," lanjutnya, sebelum ada bisik-bisik dari para bawahannya. Sementara Kim, wajahnya memerah mendengarnya. Meskipun dia tidak menyukai Kamol mengenalkannya seperti itu, tapi dia bisa merasakan bahwa jantungnya berdegup kencang karenanya.

"Apakah kalian ada masalah dengan ini?" tanya Kamol.

"Tidak, Tuan!!" Suara bawahan Kamol menjawab serempak, sama seperti prajurit yang menanggapi perintah komandan.

"Bagus. Perlakukan dia seperti kalian memperlakukanku. Kalian harus menjaga dan melayani istriku lebih daripada apa yang kalian lakukan padaku. Mengerti?"

"Mengerti." Semua orang menjawab serempak seperti biasa.

"Kenapa mereka harus menjaga dan melayaniku? Aku bisa menjaga diriku sendiri. Jangan perlakukan aku seperti anak kecil, Khun Kamol!!" kata Kim dengan kesal, membuat seluruh ruangan hening

"Tidak bisakah kau berhenti keras kepala tentang satu atau dua hal, Kim?" Kamol bertanya dengan lembut.

"Aku tidak keras kepala. Kaulah yang tidak tahu apa-apa," bantah Kim lagi, sementara pada pengawal dan pelayan saling memandang satu sama lain dengan cemas.

THE UNFORGOTTEN NIGHT - ENDWhere stories live. Discover now