Chapter 28

1.9K 84 0
                                    


"Apakah anda akan pergi sekarang?" Tanya Lop.

"Ya, sekarang!! Kalau kau tidak mau mengantarku. Aku akan naik taksi sendiri," kata Kim dengan suara tegas.

"Baik Tuan, saya akan mengantar anda sekarang," kata Lop cepat, sebelum bergegas langsung ke mobil dengan Kim.

"Anda ingin saya mengantar kemana?" tanya Lop sambil mengemudi.

"Ketempat dimana bos mu berada. Aku tahu kau tahu," kata Kim, sedikit kesal.

"Krap. Tapi setelah dari sana, apa anda akan pergi ke tempat lain atau langsung pulang?" Lop bertanya balik.

"Aku hanya ingin menemuinya," jawab Kim acuh tak acuh.

Saat ini, Kim sangat putus asa. Karena Kim tidak tahu apa yang Kamol pikirkan dan rasakan. Sosok itu duduk meremas tangannya sepanjang jalan. Meskipun matanya melihat keluar dari mobil tapi pikirannya mengembara. Dia tidak tahu apa yang harus dia katakan dan bagaimana hubungannya dengan Kamol setelah ini.

Tidak berselang lama, Lop membawa Kim ke pub Kamol. Lop menghela napas lega, ketika dia melihat mobil Kamol diparkir. Artinya Bosnya masih di dalam. Kim segera turun dari mobil dan berjalan langsung ke pintu masuk di belakang toko segera.

"Tuan Kim, bagaimana anda bisa sampai di sini?" Kit bertanya, suaranya tegang saat melihat Kim masuk, sebelum melihat Lop yang menggelengkan kepalanya dengan wajah panik.

"Di mana Kamol?" Kim bertanya dengan nada kesal.

"Tuan Kim, saya pikir anda sebaiknya kembali dulu. Taun sangat sibuk akhir-akhir ini karena ingin mempercepat pekerjaan agar cepat selesai. Kurasa anda tidak bisa mengganggunya." Kit berkata dengan suara rendah untuk membujuk Kim pulang.

"Sibuk, Hah? Apa dia sebegitu sibuknya sampai tidak bisa berbicara denganmu hanya untuk sepuluh atau dua puluh menit? Menyingkirlah, aku akan menemuinya." kata Kim dengan suara berat. Wajahnya terlihat sangat tegang.

Kim mendorong Kit keluar dari jalannya dan segera berjalan lurus ke tangga menuju lantai dua. Kit sendiri tidak berani menghalangi Kim. Dia berjalan menaiki tangga ke ruang tunggu yang mereka datangi sebelumnya.

Bruukk!

Pintu ruang segera dibuka karena Kim tidak berpikir untuk mengetuk dengan sopan santun, yang menyebabkan Kamol yang sedang duduk dan berbicara dengan bawahannya langsung mendongak.

"Kim" Kamol memanggil Kim dengan kaget. DIa tidak berpikir bahwa Kim akan datang untuk menemuinya di sana.

"Aku punya sesuatu untuk dibicarakan denganmu," kata Kim dengan suara gemetar. Saat dia melihat wajah Kamol, ada perasaan sakit di dadanya.

Kamol berbalik untuk melihat bawahannya di ruangan itu dan dengan anggukan, dia memberi isyarat kepada semua orang untuk meninggalkan ruangan terlebih dahulu. Seteah semua orang pergi, Kamol mengangkat tangannya ke pelipisnya. Dia tidak mengira Kim akan menemuinya seperti ini.

"Ada apa? Bagaimana kau bisa sampai di sini?" Kamol bertanya dengan gugup. Kim menatap Kamol dengan penuh perhatian.

Kamol duduk di sofa dengan ekspresi lelah. Mata Kim terlihat sayu ketika dia melihat ekspresi acuh tak acuh Kamol. Sebuah sikap yang tidak pernah dia lakukan ketika mereka bertemu atau bersama.

"Aku tidak boleh datang?" tanya Kim.

"Tentu saja boleh, tapi aku tidak mengerti kenapa kau datang. Aku sangat sibuk sekarang," kata Kamol lagi. Kim mengatupkan bibirnya.

"Kau tidak pulang tadi malam. Meskipun kau mengatakan akan segera pulang." Tanya Kim sebelum menanyakan apa yang ada dalam pikirannya.

"Maaf, aku minum terlalu banyak," kata Kamol pelan.

THE UNFORGOTTEN NIGHT - ENDWhere stories live. Discover now