Chapter 27

1.7K 85 0
                                    


 Dua hari berlalu

Kamol benar-benar sibuk seperti yang dia katakan pada Kim sebelumnya. Dia harus keluar untuk menemui pelanggan dan mengurus semua persiapan untuk keluar dari bisnis gelap ini.

Kamol memanggil semua bawahannya untuk berkumpul dan membicarakan rencananya untuk berhenti melakukan bisnis ilegal. Dia memberikan mereka penawaran untuk bekerja di tempat lain, tapi semua orang meminta untuk tetap bersama Kamol,tidak peduli apa yang akan Kamol lakukan, mereka akan mendukung untuk melakukannya. Banyak dari mereka yang sangat gembira karena tidak harus terlibat dalam pekerjaan ilegal lagi.

("Apa kau akan pulang malam ini?") Suara Kim terdengar di telepon saat Kamol berada di pubnya menunggu untuk berbicara dengan pelanggan lain.

"Ini sudah larut, Kim. Kau bisa tidur sekarang, tidak perlu menungguku," balas Kamol, merasa sedikit tidak nyaman karena tidak punya banyak waktu dengan Kim selama dua hari terakhir.

("Apa kau sudah makan?") Kim melanjutkan, karena dia cukup mengkhawatirkan Kamol.

"Sudah. Aku makan tepat waktu seperti yang kau perintahka," kata Kamol simpatik.

("Bagus..") Kim menjawab dengan lembut.

"Kim" panggil Kamol pelan.

("Ya?"), Kim menjawab.

"Ada apa?" Kamol bertanya balik saat dia bisa merasakan nada suara Kim.

("Tidak ada apa-apa)." Jawab Kim.

"Kim, katakan padaku ada apa? Apa kau sedang tidak enak badan. Suaramu tidak terdengar bagus?" Kamol bertanya lagi, sebelum mendengar Kim menghela napas lega.

("Aku hanya...") Kim berkata dengan nada terkejut.

"Kesepian?" lanjut Kamol sambil tersenyum kecil.

Kim langsung tercengang ketika dia mendengar apa yang Kamol katakan. Karena sangat tepa dengan perasaan Kim saat ini, tapi Kim tidak berani mengatakannya dengan lantang.

"Apa itu benar?" Kamol bertanya lagi.

("Yah... sedikit"), Kim menjawab dengan nada terisak.

("Emm, aku tidak benar-benar kesepian sama sekali. Aku hanya ingin menelepon dan menanyakan kapan kau akan kembali?") kata Kim, dengan malu-malu. Tapi Kamol sangat menyadarinya.

"Benarkah kau tidak kesepian? Jadi kalau aku tidak pulang malam ini, kau tidak keberatan, kan?" Kamol bertanya balik.

("Terserah kau!!"), suara kesal dari Kim bisa terdengar. Kamol tertawa pelan di tenggorokannya.

"Kim, tidak usah ragu, kalau kau kesepian, katakan padaku kalau kau kesepian. Aku tidak akan mengatakan apa-apa. Ditambah lagi, aku akan sangat senang kalau kau merasa kesepian saat aku tidak ada," kata Kamol dengan nada serius.

("Kau harus bekerja. bagaimana aku bisa mengatakannya. Aku tidak ingin menjadi manja.") Kim berkata dengan suara berat.

"Huh, aku sudah bilang kau bisa menjadi manja sesukau. Aku akan segera kembali padamu, oke?" Kata Kamol simpatik.

("Ya.") Kim menjawab singkat. Tapi di dalam hatinya, dia kegirangan karena Kamol akan bergegas kembali padanya.

"Aku harus menyelesaikan pekerjaanku sekarang. Dan malam ini, aku akan bergegas pulang," ulang Kamol lagi.

("Jangan pulang dalam keadaan mabuk.") kata Kim mengingatkannya.

"Baiklah, sampai jumpa di rumah." Pamit Kamol, sambil menutup telepon, sebelum bersandar di sofa, di lounge yang berada di lantai dua pub.

THE UNFORGOTTEN NIGHT - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang