Chapter 21

2.5K 97 0
                                    


"Oh, aku membeli beberapa kerang manis. Apa kau bisa memakannya?" Kim bertanya lagi pada Kamol. Kamol mengangguk.

"Bagaimana dengan Khom dan Baiboon?" Kamol bertanya kepada pengawalnya.

"Khom menemani Baiboon membeli makanan ringan. Mereka akan segera datang," jawab Kim. Kamol masih menatap Kim. Sekarang dia tidak mau terlalu banyak berpikir karena dia sedang mengajak Kim berlibur.

"Apa kau kepanasan? Kau mau minum?" Kamol bertanya dengan nada khawatir. Kim duduk dan melihat menu minuman, sebelum memesan es teh hijau sambil duduk untuk minum dan menunggu. Ketika semua orang telah kembali, mereka semua kembali ke kamar masing-masing.

Kim naik untuk berganti dengan pakaian santai di kamarnya, lalu duduk bersama semua orang di teras depan. Sementara Kamol membiarkan pengawalnya beristirahat dengan nyaman dan bebas melakukan apa saja karena mereka tidak perlu terlalu menjaganya. Meskipun begitu, para pengawal tetap tidak pergi terlalu jauh karena mereka sangat peduli dengan keselamatan bosnya.

"Siapa yang ingin main banana boat?" Kim menunjuk ke laut dan melihat sekelompok 4-5 pemuda yang akan naik banana boat.

"Kalian pergilah," jawab Kamol sambil berbaring di kursi santai. Kim kemudian duduk di kursi di sebelahnya.

"Siapa yang menyuruhmu duduk di sana? kemarilah...!!" kata Kamol, sambil menepuk ruang kosong di kursi yang ditempatinya. Kim menatap Kamol dengan tidak percaya.

Sekarang, Kamol sudah berganti pakaian, menggunakan pakaian yang biasa biasa saja. Kaos polo putih dan celana pendek biru tua dan mengenakan kacamata hitamnya

"Itu akan terlihat canggung," kata Kim sambil tersenyum.

"Apanya yang canggung? Kursinya masih cukup lebar," kata Kamol sambil tersenyum. Kim sedikit ragu, meskipun akhirnya duduk di tempat kosong di kursi Kamol. Kamol tersenyum puas, sebelum Kim berbaring di samping Kamol. Sosok yang kuat menggerakkan Kim agar tidur dengan nyaman dan menopang kepalanya di bahunya yang kuat.

"Disini nyaman karena tidak terlalu panas," kata Kim dengan tenang.

"Apakah kau menyukainya?" Tanya Kamol. Kim yang berbaring menatap laut mengangguk.

"Kamol, aku ingin bermain dengan mereka," Kim menunjuk Lop dan beberapa orang lainnya yang bermain banana boat.

"Tentu, kenapa tidak. Aku akan pergi bermain denganmu," kata Kamol kembali, dan Kim segera menatap Kamol.

"Kau akan bermain banana boat?" tanya Kim tak percaya, Kamol mengangguk.

"Kenapa? Apa itu aneh?" Kamol bertanya balik.

"Tentu saja, bagaimana mungkin itu tidak aneh? Siapa sangka seorang mafia berjas dan berdasi sepertimu bisa bermain seperti ini?" kata Kim sambil tertawa.

"Aku bahkan tidak memakai jas," kata Kamol bercanda juga.

"Jadi, kau benar-benar ingin bermain denganku?" Kim bertanya lagi, hanya untuk memastikan. Kamol mengangguk. Kim kemudian berbalik untuk melihat kelompok Lop lagi.

"Oke, aku juga ingin bermain denganmu juga," jawab Kim dengan seringai yang tidak ditunjukkan pada Kamol.

Kim membayangkan bagaimana reaksi para pengawal dan yang lainnya saat Kamol bermain Banana Boat.

Setelah beberapa saat, Baiboon berjalan ke arah Kim.

"Apa ada yang ingin Phi Kim dan Tuan Kamol minum?" tanya pemuda itu, tapi wajah yang ditekuk.

"Aku ingin segelas bir dingin," jawab Kamol, sampai Kim berbalik untuk menatapnya dengan mata kesal.

"Ini belum gelap, Kamol. Sebaiknya kita minum nanti malam. Baiboon, bawakan saja dua gelas jus buah. Dan ada apa denganmu? Kenapa kau membuat wajah seperti ini? Siapa yang membuatmu kesal?" Kim berkata, sebelum berbalik untuk bertanya pada Baiboon.

THE UNFORGOTTEN NIGHT - ENDWhere stories live. Discover now