Chapter 22

2.6K 102 1
                                    


"Ok, Kita bisa mandi bersama, tapi jangan lakukan apapun!!! Kalau tidak, kau tidak akan mendapatkan nya sepanjang liburan kita." Kim mengajukan penawaran. Kamol mengangkat kedua alisnya bersamaan.

"Tidakkah kau pikir itu terlalu kejam? aku akan mati karenanya." Ujar Kamol bertanya balik.

"Kalau begitu, ikuti ucapanku. Aku akan mandi sekarang. Apa kau ingin mandi bersama?" Kim tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya. Meskipun dia merasa malu.

"Tentu saja." kata Kamol sebelum membawa Kim ke kamar mandi.

Keduanya mandi bersama. Meskipun Kamol mencoba untuk menahan diri, dia tetap diam-diam mencari kesempatan untuk sedikit menyentuh Kim sehingga membuat Kim merasa malu dan marah disaat yang sama.

Setelah selesai mandi, keduanya turun untuk bergabung bersama yang lainnya di pantai depan Villa. Para pengawal dan yang lainnya juga sudah membersihkan diri dan menyiapkan tempat untuk makan malam, sementara Bibi Nee menyiapkan hidangannya.

"Tuan, Tuan Kim, lewat sini." Kit berjalan ke arah mereka berdua dan mengarahkan mereka menuju meja yang khusus disiapkan terpisah di sisi lain, tidak jauh dari meja para pengawal.

"Aku akan membantu yang lain memanggang," kata Kim pada Kamol. Tapi Kamol menggelengkan kepalanya.

"Duduk di sini dan tunggu. Mereka memanggangnya untuk bersenang-senang. Kalau kau pergi membantu mereka, apa menurutmu ada yang berani bertingkah dan membicarakan sesuatu?" Kamol bertanya balik. Kim menoleh untuk melihat bawahan Kamol yang mengerumuni seafood grill sambil mengobrol dan tertawa.

"Kenapa semua orang tidak berani bercanda atau mengobrol kalau ada aku?" Kim bertanya balik. Kamol berbalik untuk mengambil minuman dari Ruth dan meletakkannya untuk Kim dan dirinya sendiri.

"Aku tidak tahu, tapi semua pengawal takut padamu. Mereka lebih takut padamu daripada kepadaku," kata Kamol sambil tersenyum.

"Sial, aku tidak seseram itu," protes Kim segera. Tapi diam-diam berpikir sedikit juga.

"Kalau begitu, coba saja pergi dan bantu mereka memanggangnya," kata Kamol kembali.

"Sebaiknya aku tidak pergi. Aku hanya akan menjadikan suasana canggung." Kata Kim.

"Tom Yum seafood panas..." Bibi Nee memegang semangkung Tom Yum yang baru saja selesai dimasak dan meletakkannya di atas maka Kamol dan Kim, bersama dengan banyak makanan lainnya.

"Terima kasih, Bibi. Dimana Baiboon? Dia belum turun?" tanya Kim karena dia belum melihat Baiboon dan Khom.

"Dia akan segera turun. Tuan Kim dan Tuan Kamol bisa makan dulu," kata Bibi dengan nada lembut.

"Bibi, ku pikir lebih baik bibi duduk dan makan bersama kami dulu. Aku membawa bibi untuk berlibur dan beristirahat, bukan untuk membuatmu lelah. Selin itu, semua sudah disiapkan di sini. Biarkan mereka menyiapkan makanan mereka sendiri. Ayo duduk bersama kami," kata Kamol.

"Itu benar, Bibi. Aku akan menyiapkan piring. Bibi jangan menolaknya." kata Kim, sambil berdiri dan mengambil piring terpisah untuk Bibi Nee. Bibi duduk di kursi dekat Kim. sambil melihat kearah Kim dan tersenyum.

"Apakah dia lulus?" Kamol berpura-pura bertanya pada Bibi tentang Kim.

"Sudah sejak hari pertama Tuan Kamol membawa Tuan Kim ke rumah," kata Bibi sambil tersenyum. Kamol menatap wajah Bibi sedikit, sebelum mengambil napas panjang.

"Bibi bisa menerima kenyataan bahwa laki-laki dan laki-laki saling mencintai? Aku benar-benar bertanya dan Bibi harus menjawabku dengan jujur. Jangan takut aku akan marah," tanya Kamol dengan nada serius, karena dia ingin tahu pikiran Bibi Nee mengenai hubungan seperti ini, sebelum membahas tentang Khom dan Baiboon.

THE UNFORGOTTEN NIGHT - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang