7

3.5K 316 9
                                    

Happy Reading!!!

Air mata itu kembali turun membasahi pipi nya, semenjak semua penjelasan Kinal semalam. Gracia merenung memikirkan kembali bagaimana perlakuannya  terhadap Shani. Mata indahnya itu kini membengkak.

Apa dia sudah kelewatan? iya, dia sudah kelewatan perlakuannya terhadap Shani kemarin adalah hal terbodoh yang pernah ia lakukan. Kini ia menyesal tak berpikir lebih luas dan jernih, seperti yang dikatakan om Kinal kemarin.

Sekarang apa yang harus ia lakukan? apa ia harus pergi menemui Shani dan meminta maaf? apa Shani mau memaafkannya? ia sudah kelewatan.

Apa pun hasilnya nanti ia harus ikhlas, ia harus ikhlas menerima semua hasil dari perbuatannya.

*****

"Gre" Shanju Mama dari Shania Gracia, ia mendapat kabar dari suaminya bahwa keadaan sang anak tidak baik-baik saja. Ia yang memang di jadwalkan pulang hari ini memutuskan untuk menggambil penerbangan pagi.

"Ma,...Gre bodoh Ma, Gre nyakitin hati Ci Shani Ma. Padahal selama Cici disamping Gre dia selalu berusaha buat Gege bahagia Ma."

"Gre bodoh Ma,....bodoh." Gracia melepaskan pelukan sang Mama lalu memukul-mukul kepalanya.

"Stt jangan nak nanti kepalanya sakit." Shanju tak tega melihat keadaan Gracia sekarang.

"Nggak Ma ini belum sebanding dengan sakit yang Cici terima Ma."

"Udah ya Gre, sekarang kamu tenangkan diri kamu dulu." Shanju menahan tangan Gracia agar putrinya itu menghentikan pukulannya.

Setelah Gracia tenang Shanju menangkup pipi Gracia menatap dalam mata sang anak.

"Jika kamu ngerasa nyakitin Shani, pergi temuin dia dan minta maaf, perbaiki semuanya."

"Jika nanti dia nggak bisa nerima maaf kamu, kamu harus berjuang sembuhkan hatinya yang sudah kamu lukai."

*****

Setelah kejadian dimana dirinya dinasehati sang Mama, ia memutuskan untuk pergi ke rumah Shani untuk meminta maaf.

Tapi nihil, orang yang ia cari tak ada di rumah itu hanya kesunyian yang ia temui. Dirinya berjalan menuju kamar Shani, membuka pintu yang bertuliskan Cani nya Gege, bukan! bukan Shani yang membuat tulisan itu melainkan dirinya sendiri.

"Ci , Gege pasang tulisan ya di pintu kamar Cici," ucap Gracia kala ia melihat pintu Shani yang tak dihiasi apa pun.

"Emangnya Gege mau buat tulisan apa." Shani bertanya sambil mencubit pipi gembul milik Gracia saking gemesnya.

"Emm apa ya." Gracia seolah berpikir , lihat lah cara dia berpikir persis seperti anak kecil, ingin sekali rasanya Shani memberi banyak kecupan di wajah Gracia.

"Gege mau buat tulisan 'Cani nya Gege." boleh ya Ci, Gracia menatap Shani dengan kedua bola mata memohon menggemaskan.

Cup

Shani mencium pipi Gracia "iya boleh, terserah Gege asal Gege bahagia Cici ikut bahagia."

"Ye makasih Ci Shani." Gracia melompat-lompat kesenangan, sementara Shani ia hanya menggeleng melihat tingkah bocah sahabat kesayangannya itu.

Kembali, air mata itu kembali menetes dari pelupuk mata Gracia betapa bahagianya dia dulu saat Shani ada disampingnya, Shani yang selalu menuruti keinginannya, Shani yang selalu memanjakannya.

Bertahan atau Pergi [GRESHAN]  (END)Where stories live. Discover now