04. The Other Rose

7.4K 614 14
                                    

Aku masih berdiri di depan kamar kak Riko. Masih penasaran dan masih tak percaya. Aku tertegun dan sejurus kemudian langsung mundur selangkah dari pintu kamar. Hatiku gusar. Ada perasaan yang tak terbantahkan, rasa cemburu. Iya, cemburu.

"Ngapain?" suara kak Wildan tiba-tiba membuyarkan lamunanku.

"A...Aku..." hampir-hampir tak bersuara ku karena terkejut mendengar teguran kak Wildan.

"Sudah, gak baek nguping...Udah makan malem?"

"Belum..."

"Yuk! Ke Kantin Hasanah..."

Aku mengangguk. Perlahan aku meninggalkan ruang tengah. Meninggalkan kost. Berjalan bersama kak Wildan. Apa kak Wildan sudah sedari tadi melihatku ya? Apa ia tau aku diam-diam memperhatikan kak Riko? Arghh, makin runyam saja. Stay cool dulu saja Danny!

"Dan, kamu mau makan apa?"

"Em.. Nasi Goreng saja kak..."

"Ealah, Nasi Ayam Bakar saja, sekalian sama sayurnya..."

"Gak pa pa kak... Lagi pengen makan itu."

Kak Wildan segera menuliskan pesananku dan memberikannya ke pelayan di kantin itu. Aku masih memikirkan hal-hal tadi. Kak Wildan yang memergoki ku... Kak Riko dengan Laura di kamar... Ah, bodohnya Danny! Kenapa kau harus terjebak dengan situasi seperti ini? Dalam sepekan, UTS segera dimulai. Fokus saja ke UTS, Dan!

"Di kamar Riko tadi ada siapa?"

"La..Laura..."

"Ohh, si Laura..."

"Kakak kenal?"

"Gak terlalu sih, cuma Laura anaknya asik... mudah akrab sama orang... Tumben dia baru nongol sekarang, biasanya hampir setiap hari main ke kost.."

"Hah? Setiap hari???"

"Iya, setiap hari..."

"Pake acara kunci kamar?"

"Lah, emang kenapa Dan?"

Aku tercekat. Apa aku yang terlalu lugu? Atau aku sedang gundah karena kak Riko adalah orang yang aku sukai saat ini?

"Sudah, habisin makan malam mu... Diluar mendung.... Takutnya hujan lagi..."

"Aku gak takut kehujanan sekarang."

"Oh ya? Gak kayak kemarin?"

"Iya, kemarin main hujan sama kak Riko soalnya..."

Kak Wildan mengernyitkan dahinya. Ia nampak keheranan.

"Sama... sama Riko? Main hujan?"

"Iya kak... emang kenapa?"

"Aneh. Gak biasanya tuh monyet... Kamu hutang ke aku Dan!"

"Hutang apa? Perasaan gak pernah utang sama kamu deh kak.."

"Hutang main hujan sama aku! Riko aja pernah, masa aku nggak?"

Aku tergelak mendengarnya. Kenapa kata-kata seperti itu bisa terlontar dari kak Wildan? Aku hanya tersenyum tipis.

"Ogah...." Ledekku

"Heh, pokoknya utang!"

Aku menengok keluar. Langit memang sudah lebih gelap, angin dengan kencangnya berhembus menerobos lamunanku. Dengan cepat kulahap makan malamku.

"Kakak yang bayar ya, Dan."

"Loh, gak usah kak... Aku bayar sendiri..."

"Halahhh, gak usah... itung-itung bayar jasa kopi hariannya..."

Love Under The MistletoeWhere stories live. Discover now