09. The Bed Time Story

7.3K 499 11
                                    

Aku berusaha menggapai HP ku yang terletak agak jauh dari kasurku. Entah kenapa badanku terasa seperti remuk. Seluruh persendianku terasa sakit dan tubuhku juga menjadi lebih panas. Aku meraba keningku dengan telapak tanganku. Hufhh... Aku demam.

Ku lihat jam dinding, sudah jam 7 pagi. Biasanya, aku membuat kopi pagi ini untuk kedua kakakku. Tapi entah mengapa pagi ini aku merasa tidak memiliki tenaga untuk melakukannya. Tubuhku terasa begitu berat dan sakit untuk digerakkan. Ahh... Aku menghela nafas panjang dan masih berguling diatas kasur sambil meringkuk supaya terasa lebih hangat.

"Dan... Danny?" suara kak Wildan memanggil dari luar kamar.

Aku tidak bisa menjawab. Aku terlalu letih untuk itu. Kulihat pintu kamarku terbuka, oh sepertinya aku lupa menguncinya tadi malam.

"Dan? Kamu udah mendingan?" tanya kak Wildan.

Aku mengangguk pelan.

"Mana coba sini kakak periksa."

Tangan kak Wildan besar sekali sampai-sampai 1 tangan saja bisa meraba seluruh keningku. Atau aku yang memang kecil ya?

"Kamu demam! Kamu lebih panas dari tadi malam! Kakak ajak ke dokter ya?"

"Ngg... Nggak usah kak... Aku bed rest aja... Mau flu mungkin ini... Obat demam saja ya..."

"Nggak dek, takut kenapa-kenapa... Mau ya?" muka kak Wildan sedikit memelas.

Aku akhirnya menurut saja saat dibawa kak Wildan ke dokter.

"Mau kakak gendong?"

"Hah.. Gila.. Aku masih bisa jalan sendiri kok..."

"Sini...."

Tiba-tiba lengan kak Wildan menyelip diantara punggung dan kedua pahaku kemudian melingkarkan aku didadanya. Aku diangkat! Aku digendong! Aaaaaahh... Aku berusaha meronta untuk melepaskan diriku dari pelukan kak Wildan. Ia menggendongku dan begitu sudah hampir sampai di pintu depan aku melompat.

"Kenapa?"

"Malu! Aku bisa jalan kok kak..."

"Gak ada yang liat juga... Hehehe" ujar kak Wildan sambil mengelus kepalaku.

Aku suka saat kepalaku di elus. Tapi mengapa aku tidak merasakan apapun saat kak Wildan mengelus kepalaku? Aku justru memikirkan kak Riko saat kak Wildan mengelus kepalaku. Jelas-jelas dia masih tidur. Kulihat kamarnya, sepi... sepertinya dia masih tertidur.

"Kak Riko kemana kak?" tanyaku.

"Gak tau tuh pagi-pagi dia udah keluar..."

Aku menghela napas panjang. Kenapa kak Wildan yang peduli? Kenapa kak Riko tak menengokku? Kenapa kak Riko tidak menjengukku? Kenapa ? Pertanyaan-pertanyaan itu seperti berputar-putar di kepalaku.

Ah sudahlah... I have to meet my doctor...

****

Dokter mengatakan kalau aku terkena flu biasa. Sepertinya kak Wildan yang sedikit berlebihan. Aku sih sudah mengira-ngira, eh tapi ada baiknya juga di periksa sama Dokter. Biar lebih pasti...

"Sarapan apa Dan?" tanya kak Wildan.

"Hmm... Pengen nasi uduk..."

"Jangan ah, bubur ajalah ya?"

"No, aku maunya nasi uduk..."

"Nggak, bubur aja."

Aku cemberut dan kak Wildan menyadari hal itu. Tetapi tetap saja dia membelikan aku bubur ayam, aku suka sih.. Tapi aku lebih suka makan nasi uduk. Hmmmph...

Love Under The MistletoeWhere stories live. Discover now