07. Because I Love You

8.4K 526 34
                                    

Tiga jam. Sudah tiga jam aku mondar mandir keluar masuk kamar ku menuju ruang depan kost. Selama tiga jam juga sesekali aku duduk di teras kost memperhatikan orang berlalu lalang. Kadang aku membeli penjual gorengan yang lewat depan kost. Sudah sejak pukul 10 pagi tadi aku menunggu kurir pengantar paket menyambangi kost kami. Menunggu kiriman laptop dari Ayah. Setelah aku ceritakan kerusakan laptop itu, Ayah lalu menyuruh untuk mengirimkan laptop rusakku dan ia mengirimkan laptop Abangku yang kebetulan jarang dipake.

"Dari tadi mondar mandir, kayak setrikaan.." ujar kak Wildan.

"Hehe, iya kak... Aku bosan gak ada gadget beberapa hari ini..."

"Pake punyaku aja, kamarku 24 jam kalo kamu mau pake..."

"Hehe, makasih kak... Gak enaklah mau ganggu...

"Riko mana, Dan?"

"Gak tau... Tadi pagi pergi dia... Ke kampus mungkin?"

"Kamu gak kuliah?"

"Ngg... Nggak... Jadwalnya diganti..."

"Jarang banget kamu kuliah... Harus rajin ya Dek.."

"Iya kak.. I know... Mau gimana dosennya yang cancel hehe.."

Kak Wildan tersenyum. Ia tampan jika tersenyum ramah seperti itu. Cewek-cewek pasti bisa langsung jatuh hati melihat dia tersenyum.

"Dan..."

"Ya kak?"

"Kalo gak ada kerjaan, nanti malam kita nonton yuk?"

"Boleh kak... Aku juga udah lama gak nonton... Tanya kak Riko juga bisa gak dia?"

"Sama Riko? Hm... Okelah.."

Dari air muka nya, kak Wildan terlihat kecewa. Entah aku yang merasa berlebihan, sepertinya ia ingin nonton berdua aja sama aku. Tapi bagaimana bisa kami berdua saja nonton bioskop? Mau sih, cuma kalau ada kak Riko kan lebih asik.

Aku kembali ke kamar dan merebahkan tubuhku di kasur. Ah, waktu itu kak Riko berjanji ingin membuat Mistletoe yang lebih besar untuk kamarku. Bagi kak Riko mungkin itu sekedar basa basi, tapi bagiku... It's special.

Tok Tok Tok!

Kudengar pintu depan diketok agak keras.

Tok! Tok! Tok!

Kali ini lebih keras lagi. Ah, apa mungkin itu kurir paket? Tapi kok kurang sopan ya kalau mengetuk keras seperti itu? Siapa itu? Aku bergegas menuju ruang depan. Klek! Aku buka pintu depan dan...

Itu kak Riko! Apa yang terjadi padanya? Kenapa ada luka berdarah disudut bibir kirinya? Kenapa ada memar di pelipis kanannya, kenapa ia tampak lusuh dan berantakan?

"Kak? Kamu gak papa?"

"Errh... Ini... Ini paketmu... Tadi pas aku masuk pekarangan ada kurir paket mengantarkan barang, aku ambilin sekalian..."

"Makasih kak, kamu kenapa?" tanyaku penasaran.

Kak Riko tak menjawab ia sedikit tertatih. Aku segera meletakkan paket diatas meja dan meraih kak Riko. Kuraih tangan kanannya dan kulingkarkan di bahuku. Aku khawatir. Sangat khawatir, apa yang terjadi padamu kak?

Ku bawa ia ke kamarku. Di kamarku ada alat alat untuk mengobati luka-luka kecil. Ibuku perawat di Rumah Sakit, sedikit banyak ia mengajariku cara membersihkan dan merawat luka. Ia juga yang menyuruhku untuk menyediakan Betadine, Kassa, Kapas, dan peralatan kecil lain untuk mengobati luka ringan.

Ku ambil mangkuk besi di dapur dan kuisi dengan air hangat lalu ku bawa menuju kamarku. Ku basahi kapas putih itu dan mulai ku lap perlahan lahan bekas darah yang mengering di bibir kak Riko.

Love Under The MistletoeKde žijí příběhy. Začni objevovat