18. Pocket of Sunshine

5.2K 366 9
                                    

"Selamat pagi." Suara kak Wildan membangunkanku.

Aku mengusap mukaku dengan kedua telapak tangan, kepalaku masih terasa berat. Aku tidak bisa tidur semalaman.

"Kamu gak bisa tidur?"

"Iya." jawabku pelan.

"Aku sudah beli sarapan..."

"Hmmm... Belum lapar kak..."

"Gak mesti lapar kan buat sarapan?"

"Gak usah" jawabku.

Kak Wildan lalu mendekat ke tepi tempat tidur, menggamit kedua tanganku.

"Riko pasti sangat marah kalau tau aku menyembunyikan kamu disini... Dan akan lebih marah lagi kalau tau aku gak bisa ngerawat kamu disini, mau ya makan?"

Aku tersenyum lebar.

"Hahaha... Iya deh...."

"Gitu dong..." ujarnya sambil mengusap kepalaku.

Tangan kak Wildan besar dan hangat, tanpa sadar aku menggenggam erat tangan yang baru saja mengelus kepalaku.

"Ayo kita makan!" ujarku.

Kami lalu beranjak meninggalkan kamar dan menemui dua piring nasi goreng lengkap dengan kerupuk dan telur mata sapi.

"Kamu kuliah?"

"Nggak, kan ini Sabtu..."

"Trus, ada rencana kemana?"

"Nggak tau.. nggak ada kayaknya.."

"Nggak mau kemana-mana?"

"Nggak, mau disini saja..."

"Ya sudah, aku juga nggak kemana-mana kalau gitu. Nemenin kamu aja."

"Kalo kakak ada janji, ya penuhi dong... Masa gara-gara aku batal?"

"Aku free hari ini, dek... Hari ini nemenin kamu ajalah..."

Dengan cepat aku habiskan sarapan itu, aku benar-benar tidak merasa lapar. Tetapi aku merasa harus menghabiskannya, harus. Aku hanya ingin menikmati seharian ini sendiri sebenarnya. Tetapi apa mau dikata, kalau kak Wildan merelakan waktunya untuk tidak melakukan apa-apa selain menemaniku seharian.

Aku beranjak dari meja makan, lalu bergerak dan duduk di depan TV. Ada beberapa novel tergelatak disana. Ah, aku juga suka membaca buku... Terutama kalau sedang senggang seperti ini. Kulihat lihat diantara tumpukan buku-buku itu, kupilih satu yang sudah kusam lalu berguling disofa.

"Selamat pagi..." sapa kak Wildan.

"Pagi..." jawabku sekenanya sambil mengacuhkan kak Wildan.

Ngapain sih kak Wildan bilang selamat pagi, padahal jelas-jelas dia sudah menyapaku beberapa saat yang lalu.

"Sepertinya, ada yang lagi asik baca buku nih..."

"Hmmmh..." gumamku sambil terus membaca buku.

"Saya mau tanya sesuatu boleh?"

"Apa?"

"Pilih mana, Bruno Mars atau Jason Mraz?"

"Nggak dua-duanya..."

"Jadi?"

"Boyce Avenue."

"Oke, pilih mana Captain America atau Iron Man?"

"Iron Man."

"Sepertinya sekali ini benar, tebakanku..."

"Hah?" balasku, tetapi mataku masih tertuju ke buku yang aku baca.

Love Under The MistletoeHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin