08. The Hidden Truth

7.9K 532 20
                                    

Aku tersentak saat kurasakan nafas seseorang menerpa pipi dan sebagian leherku. Perlahan aku membuka mata, ah... benar juga, aku semalam tertidur di kamar kak Riko. Ku perhatikan posisi tidurku, tubuhku benar-benar dianggap seperti bantal guling. Ya, aku didalam pelukan kak Riko! Tuhan, tidak ada lagi perasaan yang lebih bahagia selain merasakan nafas kak Riko berhembus hangat dari pipi dan leher ini. Merasakan lengannya yang begitu kokoh memeluk tubuh ini. >.<

"Hmmmhh......" terdengar suara kak Riko lirih.

Astaga! Dia sepertinya baru bangun, gimana ini? Gimana kalau kak Riko sadar ia sedang memeluk aku? Apa dia akan terkejut dan langsung berpindah posisi?

Aku langsung memejamkan mata. Berakting seolah aku masih tertidur pulas.

"Dan... Danny?" suara kak Riko terdengar pelan berbisik.

Aku tak berani menjawab. Aku masih ingin bersama kak Riko. Aku tak ingin beranjak. Tapi kurasakan tubuh kak Riko beranjak melepas rengkuhannya dan begeser sedikit kekanan sehingga kami tidak berpelukan lagi. Uhhh....

Aku masih memejamkan mata, tetapi kurasakan sentuhan jari tangan mengenai pipiku. Jari kak Riko! Astaga, aku begitu berdebar. Aku tak tau harus bagaimana, aku begitu deg degan saat jari kak Riko menyusuri batang hidungku dan berhenti di bibirku. Kurasakan jari itu menyentuh bibirku lembut, ahh... Bagaimana kalau kak Riko menciumku? Kok First Kiss ku jadinya gini sih? Harusnya romantis dong! Ahhh, kok aku sampe mikir sejauh itu? Itu cuma jari kak Riko, cuma jarinya... Calm down, Danny....

Tiba-tiba... CLICK! Kurasakan lampu blitz kamera baru saja mengenai muka ku. Aku membuka mata lebar-lebar. Kulihat kak Riko memotretku dengan HP nya.

"Ihhhh, apaan sih motret orang lagi tidur!" ujarku sewot.

"Hihihi, habis muka mu lucu..." jawabnya terkekeh.

"Sinih-sinih, hapusin! Bikin malu aja... Kalo gak aku ga mau buatin kopi lagi...."

"Oh please, jangan ancaman yang itu dong dek... Plisss.." ujarnya memohon.

"Pokoknya aku minta hapus fotoku itu..."

"Kita foto berdua aja..."

"Hah?"

Aku melongo. Maksudnya foto berdua kak Riko? Di kasur? Hah??? Beneran?

"Berfoto berdua aja ya Dan, biar adil sama-sama kucel mukanya..."

Dan jadilah tangan kak Riko melingkar di bahuku, memelukku dari samping dan memotret kami berdua. Aku benar-benar bingung. Bingung sekaligus bahagia, takpernah terbayangkan di benakku aku dan kak Riko akan bisa sedekat ini, cihuyyyy! >.<

Krekkk... Pintu kak Riko terbuka. Kontan, kami berdua langsung menjauh satu sama lain. Kak Wildan...

"Lho, Danny? Kamu disini? Aku cari ke kamar kamu gak ada..."

"Eh... I... Iya kak..."

"Kamu nginep di kamar Riko?"

Aku tak menjawab. Aku benar-benar kikuk. What happen to you Danny? Itu hanya kak Wildan, tapi mengapa aku begitu merasa bersalah? Tidak, aku cuma suka sama kak Riko.

"Ya elah nyet, dia bantuin gue ngerjain skripsi... Jadinya ketiduran deh... lagian pake istilah nginep, kayak beda rumah aja." jawab kak Riko.

"Nggak... bukan gitu... Ahhh... Danny nya itu...." Kak Wildan nampak bingung.

"Emang Danny nya kenapa?" jawab kak Riko.

"Dan... Danny nya sarapan dulu deh... aku udah buatin sarapan tadi... Aku yang masak sendiri, Nasi Goreng Chef Wildan!"

Love Under The MistletoeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang