Lim 2x² - 2x x → 2

16 3 0
                                    

Special Song by Secret number-Fall in love

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.


Special Song by Secret number-Fall in love

-o0o-

Day-2

"Jangan dipaksain sa," seseorang menepuk pundak Aksa yang baru saja sadar dari pingsannya. Sedangkan Aksara sendiri masih berusaha untuk mengumpulkan kesadaran yang masih belum sepenuhnya datang.

"Gue duluan yah, Lo izin aja kalau gak kuat. Jangan lupa kabarin gue!"seseorang tersebut keluar lalu menutup pintu kamar asrama milik Aksa.

Matahari sudah semakin naik dan 15 menit lagi bel masuk berbunyi, rasanya tak mungkin jika masuk dalam waktu dekat. Dia akan mengikuti pelajaran di jam setelah istirahat. Tentunya setelah izin kepada wali kelasnya.

Sedangkan dilain tempat, seorang perempuan nampak tertunduk membaca buku mata pelajaran. Mencoba meresapi semampunya.

Fokusnya terbelah begitu bel sekolah berbunyi. Menatap bangku disebelahnya yang kosong. Entah dimana si pemilik kursi berada. Namun dalam sudut hatinya terasa hampa, seperti ada yang hilang.

Pandangannya berubah dingin, kembali kepada papan tulis yang didepannya sudah ada guru. "Aksara sakit?"

"Iya buk, tadi pagi surat nya udah ada di meja depan."

"Siapa yang mengantarkan?"

"Gak tau buk, udah ada dari pagi."

"Yasudah, kita langsung ke materi hari ini. Aksara biar nanti Ibuk telfon dokter Ama."

***

Seseorang mengetuk pintu kamar asrama milik aksara. Badannya begitu lemah dan tak bertenaga. Melalui tombol intercom di samping tempat tidur, dirinya berbicara.

"Who?"

"This is doctor Ama Aksa. May i come in?"

"Sure," aksara lantas membuka akses masuk untuk dokter Ama. Tak begitu lama ketukan pintu kamarnya terdengar.

"Saya izin untuk masuk Aksa," ucapnya sebelum masuk. Dokter Ama masuk, melihat kondisi Aksa si anak emas kebanggaan Garuda Nusantara school.

Wajahnya sangat pucat dan tubuhnya sangat lemah, terlihat dari berbagai upaya pria itu untuk bersandar pada hardbord kasur.

"Hetikan Aksa, tidak usah dipaksakan. Aku akan memeriksa mu," titah dokter Ama. Aksa hanya menghembuskan nafasnya berat, menikmati setiap rasa sakit yang bersarang di kepalanya.

Sedangkan dokter Ama, mulai memeriksa denyut nadi milik Aksa. Hingga dokter tersebut memilih untuk memasangkan infus kepada aksara.

"Ku rasa dirimu tidak boleh terlalu memforsir pikiran mu Aksa. Aku akan berbicara kepada pihak sekolah untuk mengurangi jadwal mu."

"Tidak, ti-tidak usah. Percuma, bukan mengurangi me-mereka malah menambahnya."

"Lihat Aksa, bahkan dirimu kesulitan dalam berbicara. Jika terus begini, mau tidak mau kamu harus dilarikan ke rumah sakit."

SurreptitiousTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon