I MEMBER YOU

176 6 0
                                    

Author POV

Rindu mengalahkan segalanya, itu yang dirasakan Inda dan Rae sekarang.
Dalam jarak, mereka terus saling menatap, membayangkan satu sama lain, mengingat setiap kenangan manis yang mereka rasakan.
Begitu indah hingga merasa tak ada cela untuk air mata.
Kenangan yang terus terbayang, membuat cinta berjarak kian terbungkus kerinduan.
Inda hanya bisa mentap langin membayangkan kehangatan demi kehangatan saat dirinya bersama Rae.
Begitupun Rae, terus menatap bingkai foto Inda, senyuman Inda, tawanya, sikap cueknya, dan desahan manja Inda membuat Rae semakin dalam terbawa dalam kerinduan.

*****

Inda POV

Sejak pertemuan pertama denganmu di hari itu, kamu masuk dalam kehidupanku, membuat perubahan yang tak kamu sadari tapi aku menyadarinya, terutama perubahan di hatiku.

Aku wanita yang selalu enggan berhadapan dengan pria bukan karena aku tidak normal, tapi aku tidak menemukan yang seperti dirimu.

Menatapmu saja membuatku bergetar, menantangku untuk menyentuhmu. Jangan berbesar kepala karena kamu tampan, banyak pria tampan melebihi dirimu yang pernah kutemui, tapi tidak ada sejantan dirimu.

Ahh, aku sudah gila hanya karena membayangkan dirimu. Aku ingin sekali merasakan sentuhan demi sentuhan darimu, walau didepanmu aku akan jual mahal sih.

Seperti sekarang, ini hari keempat aku mengenalmu. Kamu mengajakku liburan ke pulau cinta, namanya saja sudah menggelitik hatiku.

Pertama kali aku berlibur hanta berdua dengan orang asing yang baru kukenal beberapa hari, sudah gila rasanya diriku. Bagaimana kalau aku dieprkosa di sana? Tapi kenapa ada rasa ingin mencobanya, ahh... bener2 sudah gila diriku.

"Ini kamar kita?" tanyaku sembari masuk, sedikit ragu namun tak mau kuperlihatkan padamu. "Cantik, rapi."

"Ini Pulau yang sidah terkenal, mana mungkin tidak cantik. Banyak pasangan berbulan madu di sini."

Bulan madu, ah... kita belum menikah kenapa ke pulau tempat orang berbulan madu, gilanya lagi aku mau-mau aja.

Tiba-tiba dia memelukku dari arah belakang, membenamkan wajahnya di rambutku. Ah, getaran apa ini yang menggelitik tubuhku.
"Mau apa kamu?" tanyaku yang masih punya harga diri.

"Tidak bolehkah aku memeluk calon istriku?"

"Tidaklah! Aku baru calon kan? Bukan istri. Lagian belum tentu...." Belum selesai ucapanku, dia sudha membungkam mulutku dengan tangannya. Berasa lagi diculik dibungkam dari belakbng begini.

"Kamu lupa saat aku katakan kamu milikku, maka kamu tidak akan lepas dariku."

Lagi-lagi dia membuat bulu romaku bergedik. Dia setan kali, ya... bulu romaku berdiri mulu.

Setelah istrahat dan mengisi perutz kita berdua berjalan-jalan mengelilingi pulai yang berbentuk love ini. Indah sekali pemandangannya, laut yang terhampar luas, begitu jernih dan tenang. Angin yang terus berembus membuat aku betah di sini.
Sore harinya Rae berenang, sementara aku hanya menikmati tubuh sixpack mengambang di lautan.

Malam harinya, aku menikmati daging panggang buatan Rae. Ternyata si miskin ekspresi ini pandai juga memanggang daging.

Keesokan harinya, saat aku tengah berberes untuk pulang, Rae masih sibuk menelpon koleganya, sepertinya sih koleganya perempuan.
Aku semakin penasaran, sampai rela menguping pembicaraan orang.

"Iya Honey, sebentar lagi aku pulang, tidak bisakah sedikit menunggu, sebentar lagi juga kelar."

Honey? Dia punya pacar? Istri? Lah... aku siapanya? Dadaku bergemuruh, aku cemburu kah? Sial, aku mau pulang. Tanpa ba bi bu, aku langsung memburu membereskan pakaianku, dan menutup tasku. Melangkah setengah berlari dan menghambur ke arah pintu. Rae yang berdiri di muka pintu kaget melihatku seperti mau kabur.

MY POSSESSIVE HUSBANDWhere stories live. Discover now