INSIDE ME

10.7K 412 10
                                    

Part 1


Kehidupan rumah tangga, itu yang sekarang tengah dijalani oleh Rae dan Inda. Mereka menikmati setiap moment bersama. Kebersamaan mereka membuat semua mata yang tertuju menjadi iri, mereka begitu serasi dalam segala hal, bahkan saat marahan pun mereka teramat manis.

Hari ini Rae ingin mengajak Inda pulang ke Indonesia, gadis Indonya sangat merindukan kampung halamannya. Rae juga sangat merindukan kedua orang tuanya, dan kedua orang tua Inda.

"Sudah siap?" tanyanya saat melihat Inda tengah sibuk berpose di depan cermin besar. Alisnya sedikit mengangkat, ini hal aneh yang dilakukan istrinya, sejak kapan Inda begitu memperhatikan penampilan? "Kamu sedang apa?" tanyanya kembali penuh rasa penasaran.

"Bagaimana menurutmu? Bagus?" Tanpa memperdulikan untuk kedua pertanyaan Rae, Inda malah membuat pertanyaan baru untuk suaminya.

"Apa pun yang kamu pakai selalu manis," tutur Rae polos.

"Gombal!" Inda terkekeh dan kembali menatap cermin besar di belakangnya. Inda terus berlenggak lenggok, memadu padankan baju dan beberapa aksesoris yang dia genggam. Inda pun menyadari sesuatu, bayangan suaminya yang memantul di cermin tampak dengan wajah penuh rasa heran.

"Kamu kenapa Rae?"

"Harusnya pertanyaan itu aku yang bertanya padamu, In."

"Loh, aku kenapa?"

"Sejak kapan kamu memperdulikan penampilan begini?"

Inda tersontak, dia baru menyadari sesuatu, ya ... sejak kapan dia jadi ingin tampil cantik laksana model seperti ini? Inda menggaruk kepalanya yang tidak gatal, namun entah kenapa hasratnya untuk tampil cantik begitu besar akhir-akhir ini.

"Kau tidak suka?"

Pertanyaan Inda berhasil membuat senyum manis di wajah eropa Rae. Dia berjalan menghampiri istrinya, memeluk pinggang Inda yang ramping. Wanita yang memakai dress pink selutut itu tidak menghindar, dia malah menikmti setiap hembusan napas yang begitu menggelitik di telinganya.

"Aku selalu suka penampilanmu Inda, mau kamu berdandan, atau apa adanya, itu selalu membuat aku dan ...."

"Dan juniormu berdiri, begitu?"

Gelak tawa terdengar dari Rae, dia sangat suka saat Inda menggodanya begini, membuat rasa lelakinya kian meningkat, dan kalau sudah begini maka Inda harus menjadi santapannya.

Rae mencium pundak Inda, ciuman yang mulai memberikan sensasi merinding untuk Inda. Entah kenapa, Inda selalu merinding jika suami yang telah dinikahinya selama 3 bulan ini menciumnya, padahal ini bukan kali pertamanya, bisa dikatakan, sering.

Ciuman Rae mulai mengarah ke leher Inda, awalnya hanya berupa kecupan, lama-lama ada sensai berbeda.

"Rae," desis Inda.

"Ya."

"Jangan, nanti ada bekas merah. Dan jika itu diketahui Papa Alex, kejahilannya akan bertahan sampai dua bulan, kau sanggup?"

Mendadak Rae berhenti, bayangan papanya yang berwajah seperti anime yang siap menjahilin orang terlintas di matanya. Dia tidak bisa membayangkan, bagaimana terusiknya rasa kebebasannya akan kejahilan papanya.

"Kau benar," jawabnya pasrah.

Inda tersenyum melihat suaminya yang mulai gontai dan lemes. Aksinya pudar oleh bayangan papanya sendiri, entah kenapa Inda ingin menjahili suaminya yang miskin ekspresi. Inda berbalik menghadap ke arah suaminya. Ditariknya baju kaos Rae, hingga tubuh tegap lelaki itu kembali merapat padanya.

Dengan sekali jalan, Inda langsung mengecup hangat bibir Rae. Rae hanya diam, tidak melawan, membut Inda semakin ingin lebih dan lebih. Rae terus diam, menikmati permainan istrinya, Inda semakin tidak menyerah, dirinya mulai menemukan letupan-letupan gejolak hasrat yang ada di diri wanitanya.

Semakin dalam Inda memainkan lidahnya, hingga Rae ikut berkelana bersamanya. Namun Inda terlanjur meminta lebih kepada suaminya, dia merangkul leher Rae, membuat lelaki yang ditantangnya itu semakin berharap lebih.

Cukup lama mereka berpangut mesra, dan sekarang tangan Rae mulai berkelana menyelusuri setiap jalan yang ia mau, tanpa penghalang dan rintangan dari Inda. Inda suka jika suaminya menyentuh setiap hal yang ada pada dirinya.

"Maaf Nyonya, Tuan ...," panggil Manajer Nam yang masuk dan tidak sadar apa yang telah dilakukan kedua bosnya ini.

Inda dan Rae terkejut, mereka langsung melepas diri. Begitu juga Manager Nam, lelaki paruh baya itu langsung tersenyum malu dan menunduk melihat kelakuan bos yang sudah dia anggap anaknya sendiri.

"Paman!" hardik Rae jengkel karena aksinya gagal.

Inda hanya terkikik melihat wajah kesal suaminya. "Ayo pergi, Tuan Miskin Ekspresi." Inda menarik baju Rae dan menggiringnya keluar dari kamar. Manajer Nam mengikuti kedua langkah suami istri yang selalu saja memiliki gaya tersendiri dalam kehidupan mereka.

***


Hay ... hay ... Syifah balik lagi.
Kali ini dengan Bagian baru.

Makasih ya yang sudah semngatin Syifah, makasih bengeeettt :* :*
Ayo buat Syifah makin rajin updatenya.
Jangan lupa dukungan dan juga saran dan kritiknya.
Inda menanti hal itu, sangat.

Sebentar lagi, Insya Allah ada judul NOVEL baru yang mau Inda update. Berbeda dengan yang ini, kali ini ceritanya bisa untuk semua umur. Ay... dan rencana lagi mau membuat novel fantasy. Ay... banyak banget ya :P :P.
Entah kenapa ide berterbangan, semua berkat kalian. Miss you... mis you... you you you. :* :*

MY POSSESSIVE HUSBANDWhere stories live. Discover now