RAE ALEXANDER

15.1K 463 3
                                    

RAE POV

***

"Apa ini...?" desisku.

"Sedang apa kau di sini, kenapa berteriak begitu?" tanyanya padaku penuh kebingungan. Melihat sekretaris bahenol itu yang menarikku kasar, di tambah teriakanku, dan pintu yang kubuka secara paksa. Dia berdiri diikuti staf-staf manager perusahaannya.

Dia memang sedang rapat dengan staf-stafnya, dan pikiranku... ahh malunya. Dia menghampiriku dengan santai, dan menatapku penuh kebingungan. Aku tertunduk, "Mati aku," desisku takut.

"Ada apa ini Sayang?" tanyanya pelan. Aku kaget dengan kata-kata yang keluar dari mulutnya, aku mendongak menatap matanya, bukan tatapan amarah dan benci, tapi lain, sedikit berbinar dan membuat mata biru itu semakin terang seperti lentera. "Kenapa kau masuk begini? Aku sedang rapat! Dan kau, Cindy? Kenapa menarik-narik Istriku begitu?" tanya Rae yang membuat terkejut semua staf terutama sekretarisnya itu.

"Ma-maaf Pak, saya tidak tahu kalau Nona, eh... Nyonya ini adalah Istri Ba-Bapak," ucapnya terbata-bata sambil menunduk kemudian menatapku, "Ma-maafkan saya Mrs. Xander."

"Iya gak apa-apa, maaf juga aku tidak percaya padamu."

"It's ok Mrs," ucapnya sambil tersenyum ramah.

"Ok, sekarang kamu kenapa ke sini?" tanya Rae yang membuatku berpaling dan menatapnya.

"Apa yang mau aku jelaskan, aku cemburu, tidak... tidak... aku masih marah sama dia, uh...," bisikku dalam hati sambil terus menatapnya.

"Nanti kita bahas itu!" tegasnya, "Baiklah... mumpung kalian di sini, dan Istriku juga di sini, meski rasanya dengan cara yang aneh," lanjutnya sambil menarikku dan merangkulku di sampingnya, "perkenalkan ini adalah istriku, Rembulan Inda Sari Xander, kalian boleh memanggilnya Mrs. Rae Xander," jelasnya penuh dengan gaya yang berkelas. Semua staf menatapku dan melempar senyum ramah.

"Welcome Mrs Rae Xander, kami begitu bahagia menyambutmu di sini dan terlebih dahulu mengenalmu, perkenalkan saya Albert, Manajer Keuangan di sini, ini rekan saya Pak Gilbert, Manajer Produksi, dan Pak Adam Manajer Pemasaran," sapa Pak Albert dengan sopan sambil menyalamiku. Kusambut tangannya dengan ramah, seraya mengucapkan hallo kepada mereka.

"Sa-saya Cindy, Mrs... Sekretaris Pak Xander," ucap Cindy masih malu-malu dan mengambil tangannya.

"Ok Cindy, maafkan bentakaku tadi ya," ucapku sambil mengenggam tangan Cindy dengan lembut, dia menyambut genggamanku dengan senyum riang.

"Cindy, maklumi saja. Istriku adalah preman di kampusnya, dia jago silat," ejek Rae sambil tersenyum manis.

"Dasar Brengsek!" umpatku kesal dalam hati, tapi kubalas saja ejekannya dengan tatapn intimidasi dan senyum palsu.

"Ok, kalian sekarang boleh pergi, karena aku dan Istriku ingin berbicara sesuatu. Dan kamu Cindy, minta bagian OB untuk menyiapkan makanan, aku dan Istriku belum makan, dan pesankan sesuatu yang enak."

"Baik Pak." Cindy segera berlalu meninggalkan aku dan Rae sendirian.

Rae menutup pintu rapat-rapat. Entah kenapa jantungku bergemuruh, rencanaku mau mengumpat dirinya berubah menjadi rindu, aku segera memburu dan memeluk tubuhnya saat dia telah menghadap ke arahku. Hal yang tak terduga, dia membalas pelukanku dengan erat, dan tubuhnya bergetar, aku bisa merasakan dia juga merindukanku.

Dia menggendongku dan mendudukkan aku di kursi, lalu menatapku lekat-lekat. Aku tersadar rencanaku semula, "Brengsek!" hardikku.

"What?"

MY POSSESSIVE HUSBANDWhere stories live. Discover now