🌲 Titik Awal

620 65 5
                                    

"Udah semua kan gak ada yang ketinggalan?" Suara Tara mengalun lembut dari arah belakang Anjani yang sedang mengecek ponselnya di samping mobil. Lantas ia mengangguk tanpa memalingkan wajahnya.

"Yaudah yuk kita berangkat." Tara berjalan memutar dan duduk di balik kursi kemudi, sedangkan Anjani duduk di sebelahnya. Wanita itu masih sibuk bertukar pesan bahkan setelah Tara melajukan mobilnya.

"Seatbelt-nya dipake Mbak Jenang," kata Tara penuh perhatian.

"Bentar ya Mas Terong, ini aku lagi balas chatnya Jipang. Dia nanya kita udah otw apa belum."

Tangan Anjani bergerak cepat di atas layar ponselnya. Raut wajahnya serius, sebagian rambut panjangnya terurai ke depan menghalangi bagian samping wajahnya. Sesekali Tara melirik wanita itu.

"Nah, selesai." Anjani meletakkan ponselnya di atas pangkuan lalu mengikat rambutnya.

Saat ini mereka berdua sedang menuju bandara untuk menjemput Tristan. Pesawatnya akan tiba pukul 07.55 dan mereka sengaja berangkat lebih pagi untuk menghindari kemacetan. Tara mengemudikan mobil sewaan berkapasitas delapan orang itu dengan dangat sangat hati-hati.

Sesuai rencana beberapa bulan yang lalu, akhirnya hari ini mereka akan berangkat liburan. Ada tiga tempat yang akan mereka kunjungi, yaitu Semarang alias kampus mereka untuk menengok basecamp Mapala sekaligus titik kumpul teman-temannya yang tidak berangkat dari arah Jakarta, setelah itu menuju Yogyakarta, dan terakhir mereka akan mengakhiri liburannya di Gunung Bromo. Tiga destinasi itu sudah mereka sepakati setelah ganti beberapa kali demi menyesuaikan kenyamanan semua orang.

Tara dan Anjani adalah pencetus ide liburan itu. Mereka berdua sudah bekerja keras sejak Agustus agar semua teman-temannya bisa ikut. Tentu saja pada awalnya tidak mudah. Hanya Tristan dan Sora yang setuju, Rosie dan Livi menolak sedangkan Jovan dan Yuskhaf akan mempertimbangkannya dulu. Namun berkat bujukan Tara dan Anjani, pada akhirnya mereka setuju, dan bulan Desember dipilih mereka di tanggal yang bertepatan dengan pelaksanaan pendidikan dasar angkatan baru Mapala

Satu jam kemudian mereka sudah sampai di bandara yang terlihat sibuk meski matahari baru saja merangkak naik beberapa saat lalu. Orang-orang hilir mudik sambil menyeret koper mereka. Masih ada banyak waktu sebelum kedatangan Tristan, lantas Tara dan Anjani memutuskan untuk sarapan dulu.

"Jadi inget dulu aku pertama kali ke sini pas mau berangkat lomba orienteering," ujar Tara dengan pandangan menatap jauh ke depan. Reka adegan beberapa tahun lalu terputar di kepalanya. Ia, Yuskhaf dan dua seniornya menjadi perwakilan lomba orienteering internasional di Malaysia. Itu adalah pengalaman pertama Tara naik pesawat dan pergi ke luar negeri. Sayangnya selain salah satu seniornya yang berhasil meraih juara 3, mereka semua gagal.

"Oh, yang ke Malyasia itu ya?" sahut Anjani sambil mengunyah rotinya.

Mereka asik mengobrol, tak sadar pada waktu yang terus berjalan hingga ponsel Tara berdering dan nama Tristan muncul di layar. Rupanya lelaki itu sudah tiba dan kebingungan karena tak menemukan Tara dan Anjani.

Mereka bergegas menjemput Tristan. Begitu bertemu, sosok itu melambai ceria seperti anak kecil yang bertemu temannya. Tampangnya terlihat masih mengantuk, tapi semangatnya tak surut sedikit pun.

"Gila, udah lama banget ya kita gak ketemu?" Tristan memasukkan tasnya ke dalam bagasi lalu duduk di kursi penumpang. "Apa kabar kalian? Kapan kawin?"

Pertanyaan Tristan membuat Anjani hampir tersedak ludahnya sendiri. Tristan dan Tara memang masih berkomunikasi kadang-kadang, karena itulah Tristan jadi orang pertama yang tahu tentang hubungan Anjani dan Tara diantara teman-temannya yang lain.

"Kapan kawin kapan kawin, elo tuh kapan nyari cewek? Betah amat jomblo, udah tua juga."

Tristan tergelak mendengar jawaban Tara. Posisinya kini terbalik, dulu Tristan lah yang sering mengejek Tara jomblo karena pada saat itu ia sedang menjalin hubungan dengan Livi, sementara Tara terlalu sibuk mengurus organisasi dan gagal move on dari mantannya di saat bersamaan.

Segi Delapan [END]Where stories live. Discover now