🌲 Kota Batu

217 32 1
                                    

Rencana dadakan yang dibuat Yuskhaf telah membawa mereka ke museum angkut. Sebenarnya museum bukanlah destinasi wisata favorit mereka, tapi karena lokasinya tak jauh dari penginapan mereka akhirnya mau tak mau mereka setuju, toh tidak rugi juga ternyata karena mereka belum pernah ke sana. Lokasinya ada di Kota Batu—sekitar 20 km dari Malang.

Museum angkut merupakan museum transportasi yang memiliki lebih dari 300 koleksi jenis angkutan tradisional dan modern. Museum ini terbagi menjadi beberapa zona seperti zona Sunda, Eropa, hollywood bahkan Gangster Town & Broadway Street yang membuat kita seakan-akan sedang berada di dalam film gengster Amerika. Setiap zona memiliki dekorasi dan nuansa yang berbeda, menyesuaikan ciri khas masing-masing.

Rombongan Yuskhaf menyusuri zona demi zona, dan kini mereka sedang berada di zona Eropa yang didekor layaknya jalanan khas Eropa dengan mobil-mobil kuno yang sering mereka lihat di televisi.

Selain itu, di sana juga ada zona Worldwide Money yang menyediakan tampilan mata uang dari berbagai negara, Fascinating Stamp yang memiliki koleksi perangko, dan D’Topeng Kingdom dengan koleksi topeng-topeng uniknya.

Rosie berdecak kagum. Matanya sibuk menjelajah tiap sudut museum angkut. “Ini mah cocok buat wisata keluarga. Bawa anak biar belajar sambil main pasti seru deh,” ujarnya sambil memotret dengan ponselnya.

“Simulasi Put. Nanti kalau kamu udah punya anak kamu bisa ke sini lagi.”

“Noh Jipang Jal yang bentar lagi punya dedek bayi.”

“Iya nanti aku ajak anakku ke sini,” kata Jipang.

“Anakku udah 3, tapi gak bisa dibawa ke sini. Sedih banget.”

“Terus kalau bisa dibawa ke sini mau kamu ajak keliling sambil kamu jelasin gitu? Hai meng ini namanya chrysler windsor deluxe, mobil yang dulu pernah dipake sama Soekarno.”

Seketika teman-temannya ngakak mendengar penjelasan Anjani. Anak yang dimaksud Livi tentu saja tiga kucing peliharaannya.

“Siapa tau mereka ngerti.”

“Serah deh.”

“Tapi lucu tahu bawa kucing jalan-jalan ke sini, entar bisa photoshoot. Pasti fotonya cakep-cakep.”

“Halah, ini lagi.” Anjani geleng-geleng kepala. Dulu Livi dan Tristan dikenal sebagai pasangan pencinta kucing. Teman-temannya sering menjuluki mereka “Si paling cat lovers” dengan nada mengejek. Lalu Livi akan memukul mereka setelahnya.

Setelah puas berkeliling mereka menonton pertunjukan cosplay superhero lalu dilanjut naik sampan di Pasar Apung dan membeli beberapa souvenir dan oleh-oleh untuk mereka bawa pulang.

“Habis ini kemana Koh?” tanya Livi setelah mereka keluar dari kawasan museum angkut. Hari ini secara sukarela Yuskhaf menawarkan diri untuk menjadi supir.

“Ke tempat yang menenangkan. Dijamin kalian bakal suka.” Yuskhaf enggan memberitahu. Ia terus melajukan mobilnya hingga mereka berhenti di depan sebuah resort bergaya Jepang.

Welcome to The Onsen Hot Spring Resort,” ujarnya setelah memarkirkan mobil. “Karena ini hari terakhir, jadi kita santai aja sepuasnya sampai waktu pulang besok. Habis dari sini kalian bakal sibuk lagi sama kerjaan kalian, so mari kita santuy dulu di  sini.”

“Wah, kok aku baru tahu ada tempat kaya gini di Malang.” Lirikan Livi menyapu sekitar.

“Orang kamu jarang ke sini.” Livi nyengir.

“Oh ya, di sini juga kalian bisa nyewa yukata kalau mau.”

“Mauuuu!” Rosie yang menjawab paling semangat.

Segi Delapan [END]Where stories live. Discover now