🌲 Sudut Kota

223 37 5
                                    

Lagu Berita Kepada Kawan milik Ebiet G.Ade mengalun dari ponsel Tristan ketika mobil yang ditumpanginya berhenti di depan minimarket. Livi terbangun dan mengerjap sambil menatap sekitar. Jovan, Rosie dan Anjani turun untuk membeli minuman dingin.

“Udah sampe mana?” tanya Livi. Kedua matanya terlihat merah tanda kurang tidur.

“Baru juga sampe Salatiga Li, masih jauh. Tidur lagi aja.”

“Yang lain kemana?”

“Jajan.” Sora mengarahkan dagunya ke arah minimarket di depan mereka.

“Mau es krim,” rengek Livi sambil menguap. Bersamaan dengan Tristan yang hendak turun dari mobil.

“Las, dengerkan barusan?”

“Hah? Oh oke.” Tristan melirik Sora canggung dan berlalu menyusul teman-temannya.

“Eh, kok nitip Talas sih Ji?” Livi melotot panik dan langsung menegakkan tubuh.

“Sekalian. Lagian aku males turun.”

Livi memasang raut enggan sementara Sora hanya terkekeh pelan. Ia sadar kalau sejak kemarin belum ada interaksi apa-apa dari Livi dan Tristan. Keduanya sengaja menjaga jarak dan sebisa mungkin tak saling terlibat. Mereka juga menghindari kontak mata.

Beberapa menit kemudian teman-temannya kembali dan duduk di tempat masing-masing. Tristan menutup pintu depan lalu menoleh ke belakang sambil menyodorkan dua es krim pada Sora. Ia memberi kode lewat tatapannya untuk memberikan salah satu es krim itu pada Livi.

“Nih es Krimmu Li.” Sora mengoper ke belakang.

Livi berdehem canggung. Ia menatap kepala Tristan yang membelakanginya. Lalu bergumam, “Makasih.”

“Makasih katanya Las,” ujar Sora dengan suara lebih keras. Ia tertawa saat Livi memukulnya dari belakang.

“Ini satunya lagi punya siapa?” tanya Livi kemudian.

Mau tak mau Tristan kembali menoleh ke belakang. Tatapannya tak sengaja beradu dengan Livi, tapi sedetik kemudian dia langsung mengalihkannya. “Kamu gak mau es krim Ji?”

Sora menggeleng. “Kupikir kamu beli dua-duanya buat Liwet.”

“Nggak, itu buat kamu satu.”

“Buat Liwet aja. Gigiku suka ngilu kalau makan es krim.”

Pandangan Tristan dan Livi bertemu lagi. Kali ini bertahan lebih lama walau atmosfer diantara mereka masih sama canggungnya.

“Kamu makan aja.” Livi menyodorkan satu es krim kepada Tristan—tangannya terulur diantara tubuh Rosie dan Sora.

“Kamu habisin aja. Aku gak suka rasa buah.”

Livi mengerjap ia baru sadar kalau es krim yang dibeli Tristan itu rasa nanas dan semangka yang mana cowok itu membenci hampir semua buah-buahan atau rasa buah. Mereka memang memiliki selera yang bertolak belakang kalau urusan makanan.

“Ah, maaf aku lupa.” Livi kembali menarik tangannya.

It's okay, habisin aja.” Tristan tersenyum kecil lalu kembali menatap ke depan.

“Udah sini gue aja yang habisin.” Tiba-tiba Yuskhaf bangun dan langsung merebut salah satu es krim dari tangan Livi.

“Jangan yang itu!” pekik Livi. Ia menukar es krim nanas yang diambil Yuskhaf dengan es krim semangka di tangannya.

“Koh, sumpah suaramu ngagetin.” Sora yang duduk tepat di depan Yuskhaf menoleh ke arah pria itu. Suara Yuskhaf terdengar tepat di belakang kepalanya, dan itu cukup mengejutkan.

Segi Delapan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang