🌲 Sisi Lima

166 30 0
                                    

Play lagu gak?” tanya Jovan setelah mobil mereka memasuki tol.

“Iya dong.”

“Lagu yang semangat Jal.”

Beberapa detik kemudian terdengar intro sebuah lagu yang sangat familiar—suara perempuan yang berteriak “One, two, three, four!”

Tanpa aba-aba Jovan dan Yuskhaf langsung bernyanyi, “I want you.”

Diiringi oleh Rosie dan Sora, “I want you.”

“I need you.”

“I need you.”

“I love you.”

“I love you.”

Seketika mobil mereka jadi tempat karaoke dadakan.

“Reuni Wota ini mah.”

“Kaga Jen, Yuskhaf doang yang Wota,” sanggah Tristan.

“Alah lo juga dulu suka Shanju.” Yuskhaf membalas. “Btw oshi gue Gaby.”

“Bodo amat koh, gak ada yang nanya oshi lo.”

Setelah lagu Heavy Rotation, Jovan memutar lagu-lagu lama JKT48 lainnya yang hampir semua bernada riang. Cocok sekali untuk membangkitkan semangat meski di luar sana langit tampak mendung.

“Eh, Koh katanya tahun depan lo mau ke Papua ya?” Sambil ngemil jajanan dari minimarket, Rosie bertanya dari bangku tepat di belakang Yuskhaf.

“Yoi.”

“Wah, serius?”

“Iya Jen, dia kan mau ngelarin seven summits.”

Anjani berdecak kagum. Diantara mereka semua, Yuskhaf memang pendaki sejati. Dia yang paling sering naik gunung. Entah sudah berapa gunung yang sudah ia taklukkan. Dibanding dengan Yuskhaf, Anjani bukan apa-apa.

“Tinggal Jaya Wijaya doang Koh?” tanya Tara.

“Sama Binaiya, tapi gue mau ke Jaya Wijaya dulu mumpung budgetnya ada.”

“Gila gila keren banget temen gue,” puji Livi. “Gak sekalian ke Everest Koh?”

“Boleh kalau mau lo bayarin.”

“Bah, gaji gue mah pas pasan Koh. Noh minta sama bos Jala.”

“Studio gue langsung tutup entar Li.”

Yuskhaf melirik teman-temannya dari spion tengah. Sebenarnya ia rindu mendaki gunung dengan mereka, tapi melihat kesibukan masing-masing, sepertinya sulit untuk mengajak mereka. Kalau tak sibuk pun belum tentu ada yang mau.

“Kesana sama siapa?”

“Anak komunitas.”

“Kapan rencananya?”

“Sekitar bulan Maret.”

Tara dan Anjani yang duduk sebelahan langsung tatap-tapan. Di bulan itu mereka akan melangsungkan pernikahan, dan tujuan dari perjalanan ini untuk memberitahukan hal itu agar mereka semua bisa datang. Semoga saja tanggalnya tidak bentrok dengan keberangkatan Yuskhaf.

“Tanggal berapa kira-kira?” tanya Tara lagi.

“Minggu terakhir pokoknya.”

Yuskhaf menjelaskan secara singkat rencana perjalannya ke Jaya Wijaya yang merupakan salah satu impiannya sejak dulu. Ketika masih di Mapala Yuskhaf sering kali bilang kalau suatu hari ia akan mendaki tujuh puncak tertinggi di Indonesia, dan impiannya itu hampir terpenuhi. Dua gunung lagi yang harus ia daki maka misinya selesai.

Segi Delapan [END]Where stories live. Discover now