6. Bersama

3.2K 359 43
                                    

Jangan lupa vote and comment
.
.
.

Pagi yang begitu cerah di awali dengan penuh tekanan bagi keluarga Mark Jung, pasalnya perihal masalah kemarin Mark dan Haechan berdebat hebat.

Chenle hanya bisa menghela nafas berat saat melihat kedua orang tuanya itu tidak saling berbicara satu sama lain.

Bahkan Woozi tidak berani untuk menyentuh makanannya, pasalnya melihat kondisi sang Mommy yang cukup kacau.

Kalau dari perkiraan keduanya Haechan tidak tidur semalaman di tambah mata itu sedikit sembab sedangkan Mark pipinya sedikit memerah dan terdapat sedikit goresan kuku di sana.

Mark yang merasakan ketidak nyamanan kedua anaknya itu lantas menghela nafas berat.

"Pergilah ke sekolah bersama paman Park dan untuk uang jajan akan Daddy transfer ke Chenle" ujar Mark yang membuat dua anak itu mengikuti perintah sang Daddy.

Setelah melihat anak-anaknya itu pergi Mark memberanikan diri untuk menemui Haechan di dapur.

Bisa Mark lihat istrinya itu sedang mencuci piring kotor, Mark hanya bisa menghela nafas kasar saat melihat wajah itu sedikit memucat.

Dengan berani Mark mendekati Haechan lalu memeluk tubuh itu dengan melingkar kedua tangannya di pinggang ramping itu dan menaruh dagunya di pundak itu.

Haechan sedikit menegangkan akibat terkejut dengan kehadiran Mark. "Lepas!" Titahnya dengan nada yang sedikit dingin.

"Baby" ucap Mark lembut tetapi hal itu tidak mendapatkan respon apapun dari Haechan.

Mark yang tidak mendapatkan respon dari istrinya itu lantas langsung melepaskan pelukannya lalu memegangi kedua pundak itu dan menuntun untuk berbalik ke arahnya.

Shit!

Mark mengumpat saat melihat lelehan air mata itu sudah membasahi pipi Haechan, sungguh ia tidak akan kuat dengan air mata itu.

Tangan itu terangkat untuk menghapus setiap lelehan air mata yang turun lalu mengecup kedua mata itu.

"I'm sorry baby, I didn't mean to hurt your feelings" ungkap Mark yang memang merutuki kebodohannya kemarin, ia terlalu terbawa emosinya sehingga tanpa sadar kata yang ia keluarkan menyakiti perasaan istrinya.

Flashback on

Mark serta Haechan kini sedang duduk di ruang keluarga berserta kedua anaknya yang sudah duduk hadapan keduanya sambil menunduk.

"Apa yang membuat kalian melakukan hal itu?" Tanya Haechan yang tidak habis pikir, ia merasa bersalah karena kedua anaknya sungguh mengikuti jejaknya.

"Kami cuman ingin bersenang-senang" jawab Woozi yang di hadiahi tawa miris dari Mark.

"Maaf, kami tidak akan mengulanginya lagi" sambung Chenle.

Mark mendesah pelan lalu menatap kedua anaknya yang sudah menunduk. "Kunci mobil, black card, dan sampai kalian menikah tidak ada yang kembali ke penthouse" tegas Mark yang membuat keduanya hanya bisa pasrah. "Selama itu kalian harus mengintrospeksi diri baik-baik! Daddy tahu kalian termasuk siswa berprestasi tapi apa gunanya itu jika sifat kalian bak berandalan" Haechan hanya bisa mendengus mendengar perkataan Mark

Apakah suaminya itu tidak tahu bahwa istrinya dulu juga sama seperti anak-anaknya ini.

"Cukup Mark!" Lerai Haechan yang mengelus pelan lengan itu berusaha meredakan amarah Mark.

Mark hanya mendengus pelan lalu tanpa ia sadari kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutnya begitu saja. "Andai dulu kau berbeda aku yakin mereka tidak akan mengikuti jejak mu" perkataan itu berhasil membuat Haechan membulat keduanya matanya

Future 2 [Jichen]Where stories live. Discover now