13. Sifat Jisung

3.8K 286 20
                                    

Jangan lupa vote and comment
.
.
.

Jisung sedang duduk di ruang keluarga dengan seragam sekolah yang ia kenakan, sedari tadi namja itu terus memperhatikan jam tangan yang melekat di pergelangan tangannya.

Dirinya di buat kesal dengan Chenle yang sungguh lama bersiap-siap, hampir sejam ia menunggu dan sekarang keduanya akan terlambat masuk kelas.

"Jung Chenle!" Panggil Jisung entah yang ke berapa kalinya.

Sunyi tidak ada jawaban sama sekali, kesabaran Jisung telah habis ia memutuskan untuk menyusul Chenle ke kamar namun baru saja menaiki beberapa anak tangga seseorang yang di tunggunya telah muncul.

"Kenapa kau berpakaian begitu?" Jisung terkejut dengan Chenle yang keluar dengan memakai sebuah syal melingkar di lehernya.

Chenle merotasi matanya mendengar pertanyaan itu, apakah suaminya itu amnesia atau pura-pura lupa?!

"Cepat kita akan terlambat" Chenle berjalan melewati Jisung yang mulai mencibir.

"Ck! Sudah dia yang lama" monolognya setelah itu pergi menyusul Chenle

Chenle terus merapalkan berbagai macam doa di tambah jantung yang terasa akan lepas dari tempatnya kala Jisung terus menambah kecepatan mobil bahkan di saat jalanan yang sungguh padat pagi ini.

"Jisung pelan sedikit!" Pinta Chenle walaupun bisa di kata ia terbiasa dengan hal seperti ini tapi ini sangat berbahaya bagi pengguna jalan.

Jisung tidak mendengar permintaan Chenle dan makin melajukan mobil itu, keduanya harus tiba dalam waktu enam menit sebelum gerbang sekolah di tutup.

"Jung Jisung!" Bentak Chenle, jika ia bisa melihat kaca mungkin tampangnya sekarang sangat-sangat pucat.

"Diamlah baby" ucap Jisung yang memilih fokus pada jalan.

Setelah lima menit berperang dengan doanya di dalam mobil akhirnya keduanya berhasil tiba di sekolah dengan keadaan Chenle yang hampir pingsan.

Jika yang biasanya kedua akan tiba di sekolah dalam waktu lima belas menit kali ini Jisung berhasil memecahkan rekor, keduanya hanya membuat waktu lima menit untuk tiba di sekolah dengan kecepatan delapan puluh kilometer per jam.

"Ayo turun" ajak Jisung pada Chenle yang masih sibuk mengatur nafasnya, jika mereka tidak berada di lingkungan sekolah mungkin ia akan memukul namja tiang itu hingga babak belur.

Koridor sudah mulai sunyi dan di pastikan jika beberapa kelas sudah ada guru yang masuk mengajar.

Keduanya bisa bernafas lega saat kelas mereka masih sedikit berisik sebab guru yang mengajar belum datang.

Chenle dan Jisung masuk kedalam namun tiba-tiba tangan Chenle di tahan oleh Jisung yang membuat namja itu berbalik dan menatap sang suami dengan raut bertanya.

Jisung memilih diam dan menarik tangan itu hingga ke bangku miliknya.

"Pindah" titah Jisung pada Hoshi yang melongo.

"What?!" Beo Hoshi yang sebenarnya paham dengan apa yang di minta oleh sepupunya itu tapi—

"Chenle akan duduk disini dan kau pergilah duduk bersama Woozi" jelas Jisung yang mampu membuat Chenle dan Hoshi membelak.

"Yak! Aku tidak mau" tolak Chenle mentah-mentah, yang ada seisi kelas bahkan sekolah akan semakin penasaran dengan keduanya.

"Aku tidak menerima penolakan" ucap Jisung sambil menatap Chenle tajam lalu menatap Hoshi agar segera melakukan perintahnya.

Hoshi hanya pasrah lalu membereskan beberapa barang-barangnya dan pergi menuju meja Woozi yang juga sudah menatapnya dengan tatapan penuh tanya.

Chenle yang tidak ingin memancing perhatian di kelas ini akhirnya memilih menuruti keinginan Jisung.

Future 2 [Jichen]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu