🌠 • 07 • Jarak

105 86 46
                                    

“Adanya jarak membuatku sadar jika kita telah lama tak saling bertemu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Adanya jarak membuatku sadar jika kita telah lama tak saling bertemu. Dan bodohnya aku tidak sadar jika kamu bisa saja telah lama berubah. Melupakanku yang dulu hadir di masa lalumu.”

🌠

"Kasihan," cibir seseorang. Suaranya agak ditekankan, membalikkan kata cibiran adik kelasnya tempo hari.

Merasa tersinggung, Sana berbalik badan melayangkan tatapan jengah terhadap sosok yang berdiri di ambang pintu, seolah sengaja ingin balik membalas perlakuannya di kantin.

"Yang bersih, ya. Gue nggak suka lihat debu sekecil apapun," pesan Rere sembari menyungging senyum miring. Merasakan kemenangan penuh setelah si adik kelas mempermalukan dirinya di depan umum.

"Udah, San. Nggak akan ada beresnya kalau lo ladenin dia," bisik Angkasa. Lengannya sigap menahan pergelangan tangan Sana.

"Oh iya, satu lagi. Jangan pernah berharap lo bisa dekatin Gara. Karena sebelum lo dekatin dia, gue bakal bikin lo menderita selama di sini," papar Rere menekankan.

Sana berdecak. "Tenang aja, gue nggak akan dekatin dia! Jadi jangan harap lo bisa macam-macam ke gue. Karena sebelum lo macam-macam, gue bakal bikin lo dipermalukan setiap hari!" balas Sana tak gentar meski lawannya bukan kakak kelas biasa.

Kepalan tangan di samping tubuh Rere mengerat. Matanya menatap Sana murka. Iris mata Rere tak sengaja menemukan seorang pemuda tengah berjalan ke arahnya. Rere menyungging senyum lebar. "Gara!" panggil Rere lantang.

Setibanya di dekatnya, Rere spontan mengaitkan tangan di lengan Gara manja. "Aku senang kamu jujur. Aku tahu kamu pingsan gara-gara cewek nggak tahu malu itu, kan? Aku lihat semuanya. Jadi dia nggak bisa ngelak," ungkap Rere masih melengkungkan senyum. "Aku dengar kamu yang ngasih dia hukuman, beneran, Gar?"

Gara bergeming. Atensinya mengarah pada Sana yang memasang raut kesal.

Sana mendengus keras. "Pergi sebelum gue bersihin juga itu mulut!" ancamnya mengayunkan kain pel ke arah dua kakak kelasnya.

Rere berdecih. "Bilang aja lo iri lihat gue sama Gara."

Sana berkacak pinggang. Kesabarannya benar-benar di ujung tanduk. "Gue bilang, pergi! Lagian gak ada untungnya gue iri! Lihat cowok lo aja gue langsung mual pengen muntah!"

Geram, Rere hendak berjalan mendekati Sana. Namun sebuah tangan menghentikannya. "Ayo," ajak Gara.

Seketika senyum lebar Rere tampak. Anggukkan kepala Rere lakukan. Sebelum berlalu, Rere menoleh lantas berkata, "Gue harap lo tepatin janji lo tadi."

"Gila! Ternyata rumor itu benar. Kak Rere beneran ganas," cetus Marri ikut horor menyaksikan adu argumen Sana dan Rere.

"Ck! Asal lo tahu, Mar, gue lebih ganas dari dia," celetuk Sana melanjutkan aktivitasnya yang tertunda. Mengepel lantai. Ya, hukumannya adalah membersihkan seluruh kelas XI. Seluruh kelas XI, catat itu!

Escape From You [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang