🌠 • 18 • Akhir Pencarian

82 69 13
                                    

“Dan di sinilah dia berada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Dan di sinilah dia berada. Di hadapkan dengan kenyataan jika sosok itu memanglah dia.”

🌠

Langkah gontainya berderap memasuki area kantin. Selama beberapa hari ke belakang, mereka hampir tak pernah absen sekalipun "mengganggu"-nya, entah sengaja menabrak tubuhnya atau menggosipkan dirinya dengan suara keras. Matanya menjelajah mencari sesuatu. Senyum cerahnya terbit kala sekotak susu kemasan stroberi, kesukaannya bertengger di lemari pendingin.

Segera Sana mengambilnya namun ia kalah cepat dengan seseorang yang juga mengincar minuman manis tersebut. Sana menelengkan kepala guna melihat siapa orang yang telah merebut minuman kesukaannya. Keheningan menyapa, waktu terasa berhenti sesaat. Sana dibuat mematung begitupun Gara yang ikut menatapnya dalam diam.

Sana membuang muka, mengedarkan atensi ke arah lain. Hingga suara langkah kaki di sebelahnya lenyap, Sana berbalik mengikuti kemana Gara berlalu pergi. Hatinya bimbang, haruskah ia bertanya pada Gara?

Akhirnya, dengan rasa penasaran menggebu, Sana berlari kecil membuntuti Gara yang berjarak cukup jauh di depannya. Ketika Gara berbelok di tikungan, Sana mempercepat langkah hingga tak tersadar menabrak tubuh seorang lelaki. Kakinya otomatis berjalan mundur menjaga jarak.

"Ada apa kamu mengikuti saya?" tanya Gara sangsi.

"Dih, ngapain juga gue ngikutin lo? Nggak ada kerjaan banget," elak Sana menahan gemuruh di hati.

"Lalu? Apa yang kamu lakukan di sini?" Lagi. Gara bertanya lantaran jalan yang diambilnya mengarah ke area kelas XI, yang tidak bisa dijejaki sembarang oleh adik kelas, utamanya Sana, yang ada dia malah bertemu Rere dan anak buahnya.

Tanpa menjawab pertanyaan Gara, Sana berbalik badan mencari jalan aman dengan melarikan diri. Tetapi, kakinya tak kunjung bergerak seolah dia harus menuntaskan keingin tahuannya. Sana mengembus napas panjang. Kembali menatap Gara bertanya, "Sejak kapan lo suka-" Pertanyaan Sana menggantung.

"Wah, mesra banget. Tapi gue saranin jangan di sini yang ada lo berdua diamuk massa," tegur Hansol jahil. Entah datang dari mana, anak lelaki itu tiba-tiba menabrak tubuh kecil Sana yang berakhir dipelukan Gara.

Perlahan Sana mundur teratur, berlari kecil dengan kepala tertunduk.

Hansol menepuk-nepuk pundak Gara. "Lain kali kalau mau-" Belum tuntas nasihat Hansol berikan, si pendengar berlari cepat entah ke mana. Dia mengernyit bingung lantas menggelengkan kepala. Melanjutkan langkah dengan senyum kecil yang menghiasi wajah tampannya.

🌠

Setibanya di atap, tangis seorang gadis pecah. Kenapa ingatan itu kembali menyapa? Kenapa bayangan itu terputar di kepala? Kenapa kejadian bertahun-tahun lalu itu menyeruak masuk? Dan kenapa kemunculannya berbarengan saat dia tidak sengaja memeluk Gara? Sana merasa deja vu. Hari dimana Bintang telah resmi memiliki keluarga baru yang merupakan pertemuan terakhirnya bersama sosok itu terekam abadi di benak Sana. Hari di saat Bintang berjanji akan selalu mengunjunginya, yang pada akhirnya berujung pada sebuah kebohongan.

Escape From You [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang