20. Bang ... sat

5.9K 469 37
                                    

Langit sudah menghitam, tetapi Paul dan timnya serta Menko Pergerakan masih berada di ruang multimedia. Begitu pun juga Salma yang ditahan Paul agar memantau kerja bawahannya.

Paul menggeletakkan diri di atas karpet untuk meluruskan punggungnya yang kaku karena hampir sehari semalam duduk menatap laptopnya.

Salma ikut bergabung bersama Paul, tetapi wanita itu hanya duduk sembari memukul-mukul punggung lebar sobatnya itu.

"Web udah di-design ulang, Powl?"

Paul menghela napas.

"Pelan-pelan, Mak. Mau napas duluk," katanya dengan nada kesal.

Salma menjambak satu helai rambut Paul.

"Aturannya web lu duluin," katanya.

"Iya, udah setengah jalan, lagi dicicil anak gue. Sabar. Kita prioritasin yang emang lagi butuh cepet."

Tiba-tiba Paul teringat dengan ponselnya yang tak dibuka sejak tadi karena begitu fokus menyelesaikan video animasi.

"Mampus sepuluh panggilan tak terjawab dari Rony," ujar Paul yang membuat Salma langsung membuka ponselnya juga.

"Lah gue juga, Cok," ujar Salma panik.

Lalu Nabila datang dengan heboh. "Udah di acc Kak Rony emang, Kak? Kok design-nya beda? Kan aku bilang pamfletnya masih mau aku dan Mely benerin," ujar Nabila yang membuat Paul dan Salma mengerutkan keningnya.

Bertepatan dengan itu panggilan dari Rony masuk, membuat Paul cepat-cepat menerimanya.

"Hapus Bangsat!"

Itu kata pertama yang Rony ucapkan saat panggilan mereka tersambung. Paul sampai refleks menjauhkan ponselnya karena telinganya sakit mendengar umpatan dari presmanya itu.

Paul menghidupkan pengeras suara agar Salma dan Nabila serta anak di ruangan itu sama-sama mendengarkan umpatan indah dari atasan mereka.

"Kenapa, Ron? Gue lagi rapat ama anak-anak."

"Jangan sok tolol lu! Cepet hapus!"

Ruangan tiba-tiba hening kerena pusat atensi mereka tertuju pada suara Rony seorang.

"Lu apa sih, nggak jelas banget, Sat!" ujar Paul yang masih berusaha tenang.

Nabila mentoel lembut bahu Paul, tetapi lelaki itu menghiraukannya.

"Gue ke sana abis muka lu. Cepet hapus!"

Kesabaran Paul langsung habis karena tiba-tiba dimaki tak jelas oleh Rony. Udah nggak tidur, kepala pusing, badan pegel linu, eh tiba-tiba dimarahin. Affa ga kezzel kalo jadi Paul, Kidz?

"LU NGOMONG APUS-APUS. HAPUS APA BAJINGAN?! YANG JELAS!"

Salma memegang lengan Paul isyarat untuk sabar. Dia langsung mengambil alih ponsel sobatnya itu.

"POSTINGAN DI IG BEM, JANCOK! NGGAK USAH PURA-PURA TOLOL LU!" teriak Rony.

Salma terdiam dan berpandangan dengan Paul, dia langsung menyuruh salah seorang anggota Paul yang duduk di depan komputer untuk mengecek IG BEM.

"Bentar, Ron. Sabar. Lagi di-cek," ujar Salma menenangkan.

"Setengah jam lagi gue nyampe, lu dan orang-orang yang berkaitan ama itu postingan kumpul di ruang rapat buat tanggung jawab!"

Lalu panggilan terputus.

Bertepatan dengan itu, anggota Indi dan Pergerakan yang berada di area komputer langsung heboh.

Kalo Suka Bilang! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang