36. Iya, Om.

6.6K 544 52
                                    

Di penghujung semester ganjil itu hari-hari dilalui dengan rapat-praktek-rapat-praktek-bimbingan proposal-istirahat (bentar doang).

Pusing sudah makanan sehari-hari. Sebelum pingsan pantang untuk Salma dan Rony absen datang ke kampus.

Seperti sekarang, di penghujung pekan ketika mahasiswa libur menikmati weekend-nya, Rony dan Salma serta para anggota BEM lainnya baik universitas maupun fakultas malah berada di kampus untuk rapat perihal akan diadakannya festival sekaligus dies natalis kampus yang rencananya akan diadakan selama tujuh hari.

Lagi ujian semester malah dihantam proker besar.

Mantafff.

"Ron, penggantinya Pak Rektor yang mau diundang siapa?"

"Pak Boy aja."

"Wakil rektor III?"

Rony mengangguki pertanyaan Angga yang kini menjabat sebagai ketua pelaksana UJMFEST.

"Acara sebesar ini buat ngilangin stereotype kampus korupsi kah? Wkwk," tanya Rahman ketika melihat rencana artis-artis besar yang akan mengisi tujuh hari itu.

Danil menggeleng. "Kaga dong, buat ngembaliin handbody,"

Nuca selaku sekretaris acara UJMFEST plonga-plongo tak mengerti obrolan dua orang di kanan dan kirinya. "Hah?" tanya.

"Stop brodi, ga di-endors," ujar Rahman dengan wajah jumawanya.

"Uwalah citra bangsat," timpal Mark yang tadi ikut kepo dengan obrolan Danil dan Rahman.

For your information, setelah demo perihal UKT dan rektor menutup kebebasan suara mahasiswa, tiba-tiba Pak Meltho dan guru besar UJM sekaligus pemegang jabatan tinggi di MWA mempublis bukti korupsi dana PMB dan UKT oleh rektor dan wakil rektor I dan II.

Sekarang paham kan kenapa Pak Meltho sempat dituduh korupsi? Karena rektor sudah tahu rencana keduanya.

Waktu itu BEM dipergunakan agar menghentikan demo tentang UKT dan beralih fokus pada kasus korupsi Pak Meltho.Tujuannya jelas karena ketika BEM demo tentang UKT, maka media akan tahu. Kemendikbud, WMA, bahkan KPK akan menyelidiki alur UKT selama ini.

Itulah sebabnya media dilarang meliput tentang UKT saat itu.

Sayangnya Rony sangat pintar membaca alurnya sejak awal, jadi dia tetap fokus pada tujuan awal dan mengutamakan permasalahan mahasiswa.

Detik ini semuanya sedang diusut. Media ramai. MWA jelas mencopot jabatan rektor saat ini dan sedang mendiskusikan siapa yang akan mengisi jabatan itu.

Setelah selesai rapat, Salma dan Rony menyempatkan mengisi perutnya di kantin kampus yang ikut bekerja keras di penghujung pekan.

"Acara sebesar itu lu yakin sukses? Bakal abis banyak, yakin kampus bakal bantu setengahnya?" tanya Salma sembari mengaduk mie ayamnya.

"Pak Boy yang nyuruh buat acara besar, dia juga yang bilang kampus bakal bantu setengahnya, masa iya ga dibiayain," jawab Rony di tengah kunyahan pesanannya.

Salma mengerutkan keningnya. "Gue takut loh, Ron. Ngundang artis-artisnya aja setengah M lebih, belum acaranya. Napa si Angga ngotot banget ngundang artis-artis gede padahal kampus lagi kek gini."

"Kalo fans mah kaga mandang kampus bermasalah atau engga, yang penting liat idolanya."

Salma menghela napas panjang. "Moga sukses aja deh acaranya," ujar Salma lalu menikmati mie ayamnya.

Tak berapa lama gerombolan orang-orang ramai ikut menimbrung di kantin itu.

Siapa lagi kalo bukan teman-teman kostnya.

Kalo Suka Bilang! [END]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora