00.20

828 88 6
                                    

i want you forever even when were not together.
can you love me like i love you?

-

"Kaka kenapa berantem sama anak itu?? Terus kenapa tadi Ale cuman diem aja disana? Dia enggak ada niatan buat bantuin Kaka?" Tanya Darrel dengan nada panik setelah mengobati luka di wajah kekasihnya.

Marka mendengus pelan. "Udah, gapapa kok. Jangan di bahas ya?"

Darrel menggelengkan kepalanya cepat. "Nou! Aku tanya, apa masalahnya?"

"Hal kecil, mungkin dia salah paham." Katanya mencoba memastikan Darrel yang terlihat cemas. Dia mengusak Surai kecoklatan milik kekasihnya kemudian tersenyum simpul. "Gemes banget kalo lagi panik gini." Seru Marka yang membuat Darrel tersipu malu.

Submisiv itu lantas memalingkan wajahnya ke arah lain untuk menyembunyikan rona merah yang menjalar di area wajahnya.

"Haha lucu." Marka kembali menyeru.

"Ihh! Udah! Aku tadi lagi marah! Harusnya seram dong!"

Marka menggeleng pelan. "Lucu sih, cantik mungkin?"

Darrel mengerutkan bibirnya kemudian mendekatkan wajahnya ke arah Marka, mata bulatnya beradu dengan manik hitam milik Marka. "Kok mungkin?? Memang ada yang lebih cantik dari aku?"

"Ada."

"Siapa??!" Darrel merengut kesal.

"Selena Gomez." Jawabnya yang membuat Darrel mendorong tubuhnya pelan.

"Kaka sinting!" Makinya yang membuat Marka terbahak sambil mencubit gemas pipi Darrel.

Aris yang baru saja keluar dari ruang kesenian melihat interaksi mereka langsung memegangi perutnya yang merasa mual.

"Napa Lo?" Tanya Adi, yang berjalan di sampingnya.

Aris menunjuk ke arah pasangan itu, Adi mengikuti arah telunjuk Aris yang mengarah kepada pasangan yang tengah duduk di pinggir lapangan sambil bermesraan. "Tuh liat." Serunya.

"Njirr, anak OSIS malah nyontohin yang enggak bener." Kata Adi yang di setujui Aris.

"Emang aneh tuh orang, dari awal gue enggak suka sama manusia bentukan kayak setan kayak si Marka."


-

Sudah satu jam yang lalu bel pulang sekolah berbunyi, namun masih ada banyak siswa siswi yang masih berkeliaran di sekitar sekolah. Bukan hanya anak ekskul saja, anak-anak yang lain juga masih asik berkumpul di sebagian tribun demi menonton pertunjukkan anak basket yang tengah berlatih disana.

Sementara yang Semesta lakukan sejak tadi hanya menemani Alegori yang tengah mengoceh panjang lebar mengenai hasil ujian harian nya yang mendapat nilai telor ceplok. "Ini nggak bener! Padahal gue ngerjain nya bareng sama Aris, tapi kok punya gue telor ceplok tapi punya dia dua puluh??"

Semesta tersenyum di paksakan. Apa yang hebat dari nilai 20? Bahkan rata-rata di sekolah ini saja sudah genap 80 ke atas, di bawah itu mereka akan mendapatkan nilai merah atau kosong.

Alegori ; Haechan, Mark, Jeno.Where stories live. Discover now