06. Magic Potion

26 7 0
                                    

Benar-benar tidak dibiarkan pergi, Jongkuk hanya bisa menghela napas pasrah ketika dikerumuni para ibu-ibu dan mamanya yang asik menceritakan tentang putri mereka, seolah tengah berdiskusi mana yang akan putranya pilih.
Kerumunan tersebut langsung menjadi pusat perhatian begitu Aluna kembali ke atas, ia melirik bingung ke sana kemari. Empat pria yang tersisa terlihat diabaikan, sementara satu pria yang menarik perhatian semua orang justru jadi target semua gadis dan ibu mereka. Aluna merasa sudah kalah saat itu juga, akan tetapi ibunya yang mengetahui bahwa pilihan Aluna juga sama dengan yang dirinya inginkan langsung tersenyum penuh arti.

Zuha lantas segera mendekati sang putri, "apa kau menyukai putra bibi Syungkyung itu?"

Aluna mengangguk jujur dengan bibir memaju sebal sebab tahu bahwa ia tidak akan pernah dipilih jika terus seperti ini. "Hm-mm, tapi sepertinya dia tidak menyukai Luna, ma."

"Kau memilih pria yang tepat sayang," kata mama membuat Aluna menoleh dengan tatapan tidak mengerti. Mama tersenyum dan mengusap bahu sang putri. "Aluna. Cantikku. Dia akan menjadi milikmu, mama akan memastikannya."

"Bagaimana caranya—" belum sempat Aluna menyelesaikan ucapannya, sang ibu sudah lebih dulu menarik tangannya dan memecah kerumunan.

Sungguh Aluna merasa semakin malu. Berbeda dengan Jongkuk yang justru merasa diselematkan. Mama Aluna berdiri di depan Jongkuk dan berbicara lantang, "kalian tidak bisa menyesakkan Jongkuk seperti itu, seharusnya kalian melakukan sesuatu yang dia suka untuk membujuknya. Aku dengar Jongkuk menyukai susu pisang."

Mendengar itu membuat semua orang berbisik-bisik dan banyak yang mengatakan itu tidak masuk akal untuk menarik hati Jongkuk, akan tetapi ketika ibu Aluna mengangkat botol susu pisang ditangannya, Jongkuk yang mengerti kode lantas mengambil dengan cepat, "itu benar, haha, apalagi ketika sesak seperti sekarang rasanya sangat ingin meminumnya." Dan hanya dengan berkata itu saja, semua para ibu lantas mengajak putrinya diskusi dan menyuruh mereka pergi membeli ke supermarket di bawah. Jongkuk akhirnya bisa bernafas lega.

"Bagaimana kau tahu kesukaan putraku?" Tanya Syungkyung pada Zuha.

Semua hanya kebetulan sebab hanya botol susu yang bisa dimanipulasi isi di dalamnya dengan cara disuntikkan. Zuha tidak menyangka jika Jongkuk benar-benar menyukai minuman itu. "Tentu, aku harus tahu semua yang disukai calon menantuku."

"Oh, wow. Kau baru saja mengatakan hal kontroversial," canda Syungkyung mengingat para ibu dari gadis yang datang semua berebut menginginkan putranya.

Zuha lantas membawa Syungkyung pergi menjauh dari kedua anak mereka yang mengerjap canggung. Untuk beberapa kode, Aluna paham bahwa sang ibu menyuruhnya untuk mendekati Jongkuk dan memberi mereka waktu berdua saja.

"Ah, sungguh menyesakkan," sahut Jongkuk yang masih duduk dikursi dibelakang tubuh Aluna.

Jongkuk meminum minuman yang diam-diam sudah ditambahkan dengan beberapa gold wine oleh ibu Aluna. Sesuai dengan sihir yang ada maka semuanya akan mulai berubah. Maka dari itu Zuha membawa Syungkyung agar menjauh dari anak-anak mereka dan membiarkan sihir bekerja sesuai dengan kodratnya.

"Maafkan mamaku," kata Aluna sedikit merasa bersalah melihat ekspresi Jongkuk yang benar-benar terlihat sesak.

Jongkuk justru menggeleng dan tersenyum tipis. Dia meneguk minumannya sampai habis. "Tidak, mamamu justru menyelamatkanku." Jongkuk tersenyum lalu mengernyitkan keningnya, "kenapa rasanya agak
berbeda?"

"Sungguh?" Aluna meraih botol minum itu dengan cepat dan mencium aromanya, tetapi aromanya sama dengan susu pisang biasanya, apa rasanya sungguh berbeda? "Tapi baunya sama kok."

"Tidak. Aku sudah minum susu pisang lebih dari seribu kali seumur hidupku. Ini berbeda," kata Jongkuk perlahan merasa sedikit pusing dan panas. Ia melinggarkan dadi yang mendadak terasa mencekik lehernya.

Aluna merasa bingung. Ia duduk disebelah Jongkuk dengan tatapan khawatir ketika melihat pria itu mengeluarkan ketingat. "Kau baik-baik saja?"

Jongkuk mengangguk dua kali. Menyandarkan kepalanya pada kursi sebelum menatap Aluna. Ada yang berbeda. Debaran yang tidak pernah ia rasakan mendadak bergemuruh dalam dadanya. Hal itu disebabkan oleh Aluna yang mendadak terlihat begitu menarik?

Bagaimana Jongkuk tidak sadar bahwa wanita bermata hazel itu memiliki wajah secantik ini? Tatapannya terlihat manis, bibirnya terlihat merekah. Jongkuk tidak dapat menahan diri untuk mendaratkan tangannya pada wajah Aluna yang berhasil mengejutkan wanita itu. "Aluna, kau cantik sekali."

"Hm, apa?" Itu mendadak sekali. Aluna bingung, tetapi bolehkan dia merasa senang karena sungguh pernyataan barusan baru pertama kali ia dengar dari seseorang selain orang tua dan teman-teman wanitanya.

Apa dipuji cantik oleh lawan jenis memang semendebarkan ini? Aluna bisa gila. Terlebih ketika Jongkuk membasahi bibirnya sendiri dengan menjilat sekilas. Sementara jari-jari tangannya perlahan semakin ke bawah menyentuh bibir  penuh Aluna.

"Boleh cium?"

"Maksud–"

Semua kebahagian melampaui segala kenangan yang Aluna punya ketika Jongkuk menyatukan bibir mereka. Ia merasa sangat bahagia, berdebar, tidak ada yang bisa mendeskripsikan perasaannya saat ini kecuali debaran kencang dalam dadanya dan pelukan diantara mereka yang semakin meringsut erat.

Pemandangan yang berhasil membuat Syungkyung melongo sebab dari kejauhan sudah memperhatikan keduanya bersama Zuha. Wanita itu justru terlihat berkaca-kaca matanya, terlebih melihat sang putri yang terlihat tersenyum menikmati cumbuannya dengan kekasih barunya.

"Putriku. Nikmatilah bahagiamu. Meski kita akan segera pergi setelah ini. Setidaknya kau memiliki bahagia yang lengkap sebelum pergi." []

Golden Wine [End]Where stories live. Discover now