11. Us After [END]

32 6 0
                                    

Sepertinya sudah seperti kebiasaan bagi Aluna. Pun Jongkuk tidak pernah merasa keberatan. Pulang kerja sang istri minta dipeluk di balkon seraya memandangi pemandangan indah sungai Han pada sore hari. Jongkuk senang ternyata pilihannya tinggal di apartemen dekat tepi sungai Han adalah pilihan yang tepat.

"Sepertinya baby kita semakin besar dalam perutmu, sayang." Kata Jongkuk mengusap lembut perut buncit sang istri. Menopang dagunya pada leher Aluna dan mengecup beberapa kali di sana. Kesukaannya. Menghirup aroma tubuh dan parfum sang kekasih yang bercampur menjadi satu.

"Tentu, karena dia akan keluar sebentar lagi." Kata Aluna tersenyum bangga.

Aluna menghela napas lega dan menegadahkan kepalanya pada bahu sang suami kala Jongkuk mengangkat perutnya. Membebaskan ia dari beban berat yang sebenarnya tetap ia suka. Keduanya tersenyum. Mengecup sekilas. Jongkuk selalu membantu sang istri.

"Akhirnya setelah tiga tahun menikah, kita akan menyambut bayi pertama kita. Aku sudah menyusun rencana untuk rencana bayi kedua. Aku bahkan sudah mencari nama untuk mereka, sayang."
Perkataan Jongkuk berhasil membuat Aluna tertawa, Jongkuk memang selalu mengatakan bahwa ia ingin memiliki banyak anak. Walaupun sebenarnya Aluna hanya akan bisa memberikan satu atau dua karena waktu hidupnya semakin sedikit, setidaknya Aluna bahagia Jongkuk selalu menjaganya. "Aku rasa kau akan menjadi papa yang baik Jongkuk. Aku sangat bersyukur bisa memilikimu."

"Tentu saja. Aku akan menyayangi anak-anak kita seperti aku menyayangi dirimu. Aku ingin memiliki lebih banyak agar cintaku yang tumpah-tumpah ini bisa dibagi sama rata." Aluna tertawa dengan ocehan Jongkuk.

Walaupun sering merasa bersalah karena tidak bisa mengatakan kebenarannya pada sang suami. Aluna yakin Jongkuk akan menemukan jawabannya melalui gold wine yang ia berikan suatu saat nanti.

Untuk saat ini, Aluna hanya ingin menikmati waktunya yang tersusa dengan bahagia bersama Jongkuk dan bayi mereka. Semua kebahagian mereka begitu lengkap, ayah yang baik, ibu yang kuat dan bayi yang menggemaskan membuat mereka menjadi keluarga yang lebih bahagia.

Bahkan setahun setelah Jo Huan lahir ke dunia, bayi lain juga hadir dalam kehidupan mereka.

Tapi sayangnya, takdir tetaplah takdir. Jongkuk sempat lengah dengan segala kebahagiaan mulusnya. Hingga tidak menyadari bahwa Aluna adalah setengah dari ketidaknyataan. Tepat ketika Jo Hanni lahir, Aluna juga menghembuskan napas terakhirnya di hari yang sama.

Hari yang seharusnya penuh
kebahagian berganti dengan limpahan
air mata di makam Aluna. Orang tua
Aluna tidak kuasa menahan tangis
mereka, sedangkan Jongkuk bahkan
tidak tahu harus melakukan hal yang
sama karena Hanni dalam pelukannya.
Meski hatinya sangat hancur karena
Aluna meninggal, Jongkuk juga tidak
ingin Hanni tahu bahwa ayahnya tidak
pernah bahagia di hari ia lahirnya ke dunia. Jadi, Jongkuk terus mencoba menahan air matanya. Mengendong Hanni dan tersenyum meski pada akhirnya ia juga tidak bisa menahan air matanya untuk turun. "Hanni-ya. Terima kasih karena sudah datang dalam kehidupan papa."

"Papa, mama, dan kak Huan sayang sama Hanni, nak." []

Silahkan ramaikan book ini. Nanti kalau ramai ziza akan kasih bonus-bonus partnya. 💋🥰

Penasaran gak apa yang terjadi sama dua bocil?

Apa Jongkuk bakalan menikah lagi?

Golden Wine [End]Where stories live. Discover now