Roh Pemburu Cinta 1

193 7 0
                                    

Gemuruh hujan bagai irama nyanyian kubur. Malam semakin pekat ketika mendung hitam melapisi seluruh permukaan langit hitam, tak sekilas cahya pun menoreh angkasa. Hujan di malam itu di iringi deru angin yang membadai.

"Kali ini hujan terasa aneh, sejak tadi tak ada petir yang tampak berkelip sekalipun," ujar seorang penjaga tol dalam hatinya.

Namun sang penjaga masih hanya bisa merenungi keanehan itu tanpa bisa melontarkannya kepada sang teman. Jarak mereka berjauhan, tak sanggup untuk saling berteriak menembus deru hujan bercampur badai.

Jalanan pun terasa sepi,suara mobil lenyap bagai di telan sang hujan. Sorot lampu mobil yang biasanya berkeliaran tak kenal waktu, malam itu bagaikan hilang tak berbekas. Padahal jarum jam masih menunjukkan pukul satu lebih dua puluh menit.

"Tak biasanya malam sesepi ini. Sekalipun hujan selebat apapun, satu-dua mobil pasti singgah di pos kami. Tapi mengapa malam ini sepertinya seluruh manusia telah terkubur di dasar bumi, sehingga sudah 15 menit tak satu mobil pun yang muncul dari ujung sana?"

Sang penjaga tol mencoba menghidupkan radio kecilnya untuk mendengarkan kalau-kalau ada berita kecelakaan di salah satu ruas tol. Siapa tau di seberang sana ada kecelakaan yang merintangi jalan sehingga menghambat kelancaran kendaraan yang ingin masuk ke tol.

Tetapi anehnya, tak satupun gelombang radio yang berhasil memancarkan siarannya. Biasanya RRI memancarkan siarannya selama 24 jam, tetapi malam itu gelombang RRI pun tak dapat di terima oleh radio kecil tersebut.

Baru saja penjaga tol itu ingin menghampiri temannya di pos kedua, tapi...

Blaaaap!

Tiba-tiba lampu padam. Padam seluruhnya. Dan alam menjadi gelap gulita. Sekitar 3 detik kemudian, terdengar suara guntur menggelegar bagai menggetarkan bumi.

Blegaaaaaaaar...!!!!

Langit di seberang sana terbelah menjadi dua. Warnanya merah membara. Si penjaga tol itu terbelalak kaget bukan kepalang. Ia terpukau di tempat, mulutnya ternganga tak mampu menyerukan kata sepatah pun. Langit yang pecah terbelah itu kira-kira berada di atas jalan tol berjarak sekitar 3 kilometer dari gerbang pintu masuk tol tersebut.

Kilatan cahaya petir dan rona merah membara membelah langit terlihat jelas oleh si penjaga yang sejak tadi merenungi keanehan malam itu. Tak sampai sedetik kemudian, dari cahaya merah membelah langit itu, tampak seberkas cahaya hijau meluncur turun ke bumi. Cahaya hijau itu tampak kemilau terang dan meluncur cepat bersama suara dentuman yang menggelegar pula.

Jegaaaaaaar...!!!!

Syuuuuuut...!!!

"Astaga...!!! Apa itu...??" pekik hati si penjaga tol yang belum bisa berkedip.

Blaaaap...!!!

Cahaya hijau yang bening dan terang itu padam seketika setelah ujung cahaya menyentuh permukaan jalan tol di kejauhan sana. Kurang dari sedetik kemudian, lampu jalanan pun menyala kembali.

Byaaaar...!!

Si penjaga tol yang merinding karena melihat keanaehan itu, masih tertegun di tempat dengan mata lebar dan mulut ternganga. Pada saat itu dia merasakan jantungnya terhenti sesaat. Kemudian normal kembali sadar seperti semula. Maka hatipun berkecamuk dalam keragu-raguannya.

"Apa yang kulihat tadi? kilatan cahaya petir kah?? atau meteor jatuh?? Hmm, ya... ku rasa meteor atau bintang jatuh ke bumi dan... dan jatuhnya di aspalan seberang sana? kurasakan getarannya tadi seperti getaran gempa melanda jalanan ini. Gawat!! pasti jalanan di dekat tanjakan sana rusak, jangan-jangan jembatannya roboh ke bawah?"

Penjaga tol itu lalu berseru kepada petugas patroli yang ada di pos seberang.

"Pak Harun, Pak!! Saya melihat ada bintang jatuh di jalanan dekat tanjakan itu! Cobalah di periksa, Pak. Jangan-jangan ada kerusakan!!"

Penjaga tol lainnya berseru pula.

"Benar, Pak Harun! saya juga melihat, sepertinya ada meteor jatuh ke bumi, dan jatuhnya tepat di tanjakan itu, Pak!!"

Komandan Patroli jalan tol dari DLLJR segera memerintahkan anak buahnya untuk segera menuju ketempat yang di maksud oleh Arman, si penjaga tol yang berseru pertama kali itu. Dengan mobil kap terbuka dan tak pedulikan hujan mengguyur dengan deras, mereka meluncur dengan kecepatan sedang.

Namun ketika melewati jalan tanjakan, ternyata jalanan masih mulus. Sampai sejauh sekitar 8 kilometer, jalanan tetap mulus tanpa lubang atau hambatan apapun. Mobil itu akhirnya kembali arah setelah mencapai jalur pemutar khusus mobil patroli jalan tol.

Mereka kembali ke gerbang dan memberitahukan kepada Arman, serta Beno yang menurutnya ikut melihat keanehan sinar hijau tadi, bahwa apa yang mereka cemaskan hanya sebuah fantasy belaka.

Tapi Arman dan Beno sempat membantah dan akhirnya mereka saling berdebat hingga berkepanjangan.

Sebuah mobil melintas keluar melalui gerbang tol ketiga, tak jauh dari tempat Arman kembali ke posnya. Seharusnya Arman tak perlu menghentikan mobil tersebut, karena mobil sudah dalam keadaan bebas bea tol.

Mobil itu telah membayar retribusi tol dari gerbang lain, dan sedang meluncur menuju jalan berikutnya. Tetapi keyakinan Arman tentang misteri sinar hijau yang menghantam jalan dekat tanjakan itu membuat Arman berani melambaikan tangan hingga mobil itu berjalan pelan sekali di depannya.

Kaca pintu sopir di turunkan,dan seorang pemuda dengan wajah kesal menatap kearah Arman.

"Saya sudah membayar di gerbang sana tadi! Apa harus bayar lagi di sini??" Si pemuda pemilik mobil escudo merah itu bernada membentak.

"Maaf bung! Saya cuman mau kasih tau Anda agar hati-hati jika mendekati tanjakan sana nanti. Kelihatannya ada kerusakan kecil yang harus Anda hindari. Hanya itu. Silakan jalan terus!".

"O,ya! Makasih!" jawab si pemuda dengan wajah masih kesal. Escudo merah hati itu pun meluncur kembali dengan kecepatan berkurang dari semula.

"Kerusakan kecil?? Ngapain pake bayar tol segala kalau jalanannya yang rusak gak segera di perbaiki??! Buat apa duit sebanyak itu?? Hmm... ada-ada saja!" gerutu si pemuda yang tampaknya ingin segera sampai rumah, tapi harus mengurangi kecepatan mobilnya sebelum melewati jembatan yang menanjak itu.

Pemuda itu adalah seorang insinyur yang bekerja di sebuah perusahaan asing yang ada di Jakarta. Ia lebih akrab di panggil dengan sebutan Pram, walau beberapa orang ada yang memanggilnya Pramuda.

****

1. Roh Pemburu Cinta✓Where stories live. Discover now