L

487 56 2
                                    

Hai semuanya makasih sudah mampir.

Happy reading yorobun.
=================================
















Taufan POV PART 2.





"Bisa saya bantu?" Ucap wanita yang sedang duduk di kursi resepsionis sambil tersenyum ke arah kami berdua, memang wanita tuh kalau udah ketemu sama laki-laki yang ganteng nggak bisa diam.

"Cafetaria di mana ya, kak?" Tanyaku ramah sambil membalas senyuman wanita tadi, kami berdua di beri tahu kalau cafetaria ada di lantai 4 lalu belok kanan.

Aku mengucapkan terima kasih lalu mengikuti kak Hali yang sudah duluan berjalan, aku di tinggal sedih banget.

Setelah menaiki lift dan belok kanan kami melihat ada sebuah ruangan yang di atasnya bertuliskan "cafetaria", kak Hali membuka pintu itu dan semua pandangan tertuju pada kami.

Jam memang sudah menunjukan kalau sudah waktunya karyawan istirahat dan di sana kami mencari di mana orang yang akan berkerja sama dengan kami, ruangan itu luas banget jadi nggak desek-desekan.

Gedungnya memang besar tapi nggak sebesar gedung milik keluarga kami tentunya, aku duduk di samping kak Hali dan di depan kami ada klien kami dan sekretarisnya.

Kami menjabat tangan pak Zola dan istrinya yang menjabat sebagai sekretarisnya Bu Zola, setelah beberapa saat mengobrol ringan kami segera membahas apa saja yang akan di bahas.

Hampir 3 jam lebih kita membahas tentang perusahaan tapi ini menyenangkan, biasanya perusahaan yang kami ajak kerja sama membuatku bosan tapi ini berbeda.

Cara Bu Zola menjelaskan juga menyenangkan bahkan hal ini bisa membuat kak Hali tersenyum tipis, wah harus di abadikan nih.

Setelah selesai kami pamit kembali ke perusahaan dan sekarang kami sedang berjalan menuju mobil berada, selama kami masuk dan keluar dari perusahaan kami terus menjadi perbincangan.

Kak Hali yang menyetir padahal kan aku yang punya mobil katanya aku kalau suka ngebut, karena bosan aku menyalakan lagu.

Mata air judul lagunya dan sang pencipta Daniel Baskara Putra, kami berdua bergantian bernyanyi sampai bayangan yang tidak asing terlihat di mataku.

"Kak, kak Hali" panggilku yang berhasil membuatnya menghentikan nyanyiannya dan menoleh ke arahku sebentar lalu kembali fokus ke jalanan.

"Apa?" Tanyanya.

"Tadi kayak Blaze sama Solar masih pakai seragam, kan seharusnya mereka sudah pulang?" Bukanya menjawab dia malah memberikan ku air kemasan, ku terima dong walaupun masih bingung maksud kakak sulungku ini.

"Minum, kamu kecapean sampai-sampai ngelihat yang tidak-tidak" ucapnya yang aku anggukan saja, mungkin benar kalau aku kecapean mangkanya melihat kedua adikku.

Karena perjalanan membutuhkan waktu sampai 1 jam saking jauhnya aku ketiduran dong, bangun-bangun udah ada di sofa kantor lebih tepatnya di ruangan ku dan kak Hali.

Melihat diriku yang sudah bangun ia segera membereskan beberapa barang yang kami bawa, aku bingung dong biasanya kita pulang jam sebelas malam.

Ini masih sore sekitaran jam lima sudah beres-beres dan perasaan ku juga mulai agak nggak enak, aku melihat ke arah kak Hali yang masih diam enggan menjelaskan apa yang terjadi.

Bahkan barang-barang ku ikut di beresin sama dia dan setelahnya ia menggeret tanganku lembut keluar dari perusahaan, aku hanya pasrah saat tanganku di geret kak Hali.

Kak Hali memasukan diriku ke dalam mobilnya dan segera menancap gas keluar dari area kantor, wajahnya yang tampak marah dan kesan dingin semakin kuat saat melihatnya.

Back Home Where stories live. Discover now