T

439 49 8
                                    

Hai semuanya makasih sudah mampir.

Happy reading yorobun.
=================================











Cahaya matahari yang berusaha untuk masuk ke dalam sebuah ruangan dan tidak sengaja mengenai wajah seseorang, pemilik mata Ruby itu perlahan merasa risih dengan cahaya yang mengenai matanya.

Ia perlahan membuka matanya melihat langit-langit kamar sambil mengangkat tangannya memegang dahinya yang di tempel sesuatu, ia melihat ke arah samping di mana ia merasakan tangan kanannya rasanya berat.

Tangan yang tadinya ada di atas dahi sekarang perlahan ia menurunkan tangannya di atas kepala seseorang dan mengelusnya dengan lembut agar sang empu tidak terbangun, tapi usahanya agar tidak membuatnya terbangun gagal.

Sang pemilik mata emas menegakkan tubuhnya sambil mengucek matanya perlahan, Hali agak panik karena dirinya telah membangunkan adik ketiganya.

Mata Ruby milik Hali bertemu dengan mata emas milik Gempa, rasa marah dan khawatir menyelimuti tubuh Gempa.

Marah kerena sang kakak nggak bisa menjaga kesehatan dan terlalu memaksakan diri, rasa khawatir karena tiba-tiba sang kakak yang tadi malam mengalami demam cukup tinggi.

Air mata yang tadi malam keluar sekarang kembali meneteskannya, Gempa menangis sejadi-jadinya sedangkan Hali panik berusaha menenangkan adiknya ini.

Ia berusaha untuk duduk walaupun masih pusing dan segera memeluk tubuh Gempa yang gemetaran, Hali mengusap lembut punggung yang menjadi tempat beban berada.

"Tenang lah, maaf karena membuatmu khawatir kakak baik-baik saja"

Gempa juga ingin menghentikan tangisannya tapi air mata ini enggan untuk berhenti, setelah beberapa menit akhirnya Gempa tenang dan Hali sudah kembali berbaring pusing tadi malam kembali lagi walaupun tidak separah kemarin.

"Kenapa sudah kembali?, Kan masih lama liburannya" suara serak Hali berusaha mengintrogasi Gempa.

Gempa hanya diam melihat ke arah sang kakak lalu tersenyum, "bunda ada urusan penting yang harus mengakibatkan kembali ke kota dan bang Mariposa otomatis harus ikut bunda, karena tak mau sendiri aku kembali pulang deh" jawaban yang di barengi dengan tawa khas dari pemilik mata emas.

"Bukan kah kau suka sendiri?, Apa lagi di sana kan pasti tenang" suara Hali makin terdengar pelan bahkan ia tak sanggup untuk membuka matanya, pusing yang dari tadi di tahan tak sanggup untuk di tahan lagi.

"Aku suka sendiri tapi aku juga nggak mau kesepian untuk yang kedua kalinya, kakak kita kerumah sakit saja jika tidak kuat" suara lembut Gempa terdengar sangat khawatir melihat keadaan Hali.

Hali menggeleng ia ingin mengeluarkan suaranya tapi tak ada suara yang keluar, dan saat itu seseorang masuk ke dalam kamar tanpa aba-aba sambil membawa semangkuk bubur dan teh hangat.


"Pagi adikku yang ku sayang yang rela pulang karena tak enak hati, kau belum makan kan aku sudah menyiapkannya di bawah biar kakak mu ini yang bergantian menjaga si beban"

ucapan Taufan sambil menaruh nampan di atas meja dekat kasur Hali, Gempa memukul lengan kakaknya yang sudah duduk di sampingnya yang barusan mengatai kakak sulungnya dengan kata beban.

Mungkin kalau si Hali nggak lagi sakit mungkin si Taufan sudah di hajar habis-habisan, "trus adik gimana?" Pertanyaan pertama keluar dari mulut Gempa.

Taufan mengelus rambut halus milik Gempa yang menggeret tangannya mengusir dari kamar kakaknya, yang tahu kalau Gempa sudah pulang hanya Hali dan Taufan yang lain belum tau karena memang Gempa pulang satu jam sebelum Hali pulang.

Back Home Where stories live. Discover now